Krisis Suriah bukan lagi permasalahan internal negara, melainkan luka bagi seluruh muslimin dunia. Negeri tersebut memiliki sejarah gemilang dalam peradaban Islam dan catatan emas dalam sirah nabawi. Jika perang sipil sejak 2011 lalu telah meluluh lantakkan negara Timur Tengah tersebut, maka duka itu bukan hanya milik warga setempat, melainkan muslimin di mana pun berada, termasuk Indonesia.
Beruntunglah bagi seorang anak yang dilahirkan sebagai muslim, apalagi hidup di tengah keluarga yang taat menyembah Allah, serta dididik dan dibesarkan bersama Al-Qur’an. Keberuntungan itu mungkin dengan mudah dimiliki banyak gadis di negeri mayoritas muslim, namun tidak bagi sosok inspiratif kita kali ini, panggil saja Husna(disamarkan). Memiliki orang tua yang berbeda agama membuat gadis 17 tahun tersebut tak didapat bermimpi apalagi meraih kehidupan damai keluarga muslim.
Tercatat dalam sejarah kisah Ummul Mukminin Aisyah yang dituduh berbuat keji. Beliau radhiyallahu ‘anha diisukan telah menduakan Rasulullah dan pergi bersama pria lain. Ketika banyak orang meragukannya, ada seorang shahabiyah yang senantiasa menemani dan membelanya, ialah Ummu Misthah.
Jatuh cinta datang dengan tiba-tiba, tanpa prediksi dan masuk ke relung hati tanpa disadari. Cinta itu kemudian membuat hari-hari dilanda kegelisahan, malam seakan setahun lamanya, makanan terasa pahit dan degup jantung serasa berhenti.
Dikisahkan dari seorang sufi bernama Dzunun Al Misri, ia mengalami peristiwa menakjubkan yang menggambarkan luasnya kasih sayang Allah pada setiap makhluk. Bahkan kepada seorang pria yang melanggar syariat-Nya sekalipun, Allah tetap melimpahkan kasih-Nya.
Ada sebuah kisah dari hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam yang mendasari kaidah toleransi beragama. Suatu hari Rasulullah didatangi beberapa orang dari kalangan kafir Quraisy. Mereka adalah Umayyah bin Khalaf, Al Walid bin Mughirah, Al ‘Ash bin Wail dan Al Aswad Ibnul Muthollib. Keempat pria terpandang Quraisy itu menawarkan sebuah kesepakatan toleransi kepada nabiyullah.
Nama besar Said Nursi sebagai ulama agung di abad ke-19 masih menggaung hingga kini, terutama di kalangan sufi. Karya masterpiecenya, Risale-i Nur, bahkan masih menjadi rujukan dan populer di kalangan santri modern.
Alan Rooney tinggal di Inverness, sebuah kota dataran tinggi di Skotlandia. Di sana ia tak pernah berjumpa dengan seorang muslim, tak pernah mengenal Islam, apalagi mendengar seruan adzan. Sebuah perjalanan membuat hidupnya berubah. Ia mengenal Islam dan langsung jatuh cinta pada agama Rasulullah ini.
Memasuki kompleks tempat ibadah Puja Mandala, teringat kompleks yang sama seperti di Taman Mini Indonesia Indah. Penggambaran lima agama resmi di negeri ini, yang hidup berdampingan lagi harmonis. Bedanya, simbol kerukunan ini ternyata tak hanya ditemui sebagai ikon saja di tempat wisata Jakarta TMII, melainkan benar-benar nyata di Nusa Dua, Bali.
Ibu telah mengandung selama sembilan bulan dengan susah payah yang tak terkira. Selepas itu pula, ia harus berjuang antara hidup dan mati demi melahirkan kita buah hatinya dengan kesakitan yang amat sangat luar biasa. Bukannya usai, perjuangan ibu masih berlanjut saat harus membesarkan anak, mengurus, mendidik, memenuhi keperluan dan lain sebagainya yang semua hal itu tak hanya menguras peluh namun juga air mata. Itu dilakukan ibunda, sejak kita lahir hingga dewasa kini, 24 jam tanpa jam kerja, tanpa gaji, tanpa istirahat, tanpa cuti.