7 Fakta Menakjubkan Aisyah hingga Menjadi Istri "Muda" Rasulullah

Muslimahdaily - Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah sering kali dijadikan bahan fitnah kaum kafir. Usia Aisyah yang masih sangat belia saat menikah, menjadi isu untuk menuduh Rasulullah dengan keji. Mereka menuding tanpa tahu sosok Aisyah yang menakjubkan hingga terpilih menjadi salah satu ummahatul mukminin.

Tentu saja terdapat rahasia agung yang dipersiapkan Allah atas pernikahan Rasulullah dengan Aisyah. Pemilihan Aisyah sebagai istri nabi bukanlah tanpa alasan. Berikut tujuh fakta menakjubkan Aisyah yang dengannya dapat dipahami mengapa Rasulullah menikahi Aisyah radiyallahu anha.

1. Dinikahi karena perintah Allah

Berbeda dari pernikahan ummul mukiminin yang lain, pernikahan Aisyah didasarkan pada wahyu Ilahi. Rasulullah tidaklah menikahi Aisyah kecuali karena perintah dari Allah. Dikisahkan, suatu hari, Jibril memperlihatkan sehelai kain sutra berwarna hijau kepada Rasulullah. Saat Rasulullah melihatnya, ternyata kain tersebut bergambar wajah Aisyah. Jibril pun berkata, “Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat.” (HR. At Tirmidzi).

Dalam hadits lain yang dikisahkan langsung oleh Aisyah, Rasulullah bermimpi hingga tiga kali melihat wajah Aisyah. Rasulullah bersabda, “Aku melihatmu dalam mimpiku selama tiga malam, ketika itu datang bersamamu malaikat yang berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Lalu aku singkap tirai yang menyembunyikan wajahmu, aku pun berkata sesungguhnya hal itu telah ditetapkan di sisi Allah.” (Muttafaqun ‘alaih).

2. Satu-satunya istri yang masih gadis

Aisyah lah satu-satunya istri Rasulullah yang dinikahi dalam kondisi masih gadis. (HR. Al Bukhari). Tercatat dalam sejarah kurang lebih ada 11 istri nabi, namun semuanya adalah wanita janda, kecuali Aisyah. Aisyah satu-satunya yang masih gadis dan berusia belia. Bahkan istri pertama sekaligus cinta pertama Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid, pula seorang janda dan berusia lebih tua dari nabi. 

Sebagian besar istri Rasululah dinikahi saat mereka kehilangan suami yang syahid di medan perang, atau mereka menderita karena menjadi tawanan perang, ada pula yang tengah terlantar di negeri asing ataupun janda dengan banyak anak. Terbukti, di era awal Islam, Rasulullah tidak pernah berpoligami karena saat itu muslimin belum banyak terjun ke medan perang. 

Pernikahan dengan Aisyah adalah momen pertama poligami dalam rumah tangga Rasul. Saat itu, seorang janda tua beranak enam, Saudah binti Zam’ah lebih dahulu menikah dengan Rasulullah selepas wafatnya Khadijah, yakni sekitar 3 tahun sebelum hijrah. Lalu di tahun kedua hijriah, beliau menikahi Aisyah. Selepas Aisyah, Rasulullah menikahi Hafsah putri Umar bin Khaththab yang menjanda karena suaminya syahid dalam Perang Uhud.

3. Cerdas

Aisyah dikenal sebagai sosok yang sangat pintar lagi cerdas. Ia mudah sekali dalam menghafal dan tak pernah lupa apa yang dihafalkannya itu. Aisyah bahkan memahami banyak sekali ilmu termasuk ilmu kedokteran atau pengobatan.

Dikisahkan oleh Urmah bin Jubair putra Asma bin Abu Bakr, keponakan Aisyah, ia kagum dengan kecakapan bibinya dalam mengobati orang sakit. Suatu hari ia pun bertanya pada Aisyah, “Wahai bibi dari mana bibi mempelajari ilmu kesehatan?” Aisyah alu menjawab, “Saat aku sakit, orang lain mengobatiku. Ketika orang lain sakit, aku pun mengobatinya. Selain itu, aku mendengar dari orang lain lalu aku menghafalnya.”
Kecerdasan Aisyah pula diakui oleh banyak sahabat dan ulama. Di antaranya disampaikan Abu Musa Al Asy’ari, “Tidaklah kami kebingungan tentang suatu hadits lalu kami bertanya kepada Aisyah, kecuali kami mendapatkan jawaban dari sisinya.” Ibnu Abdil Bar juga mengatakan, “Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu, yakni ilmu fiqih, ilmu kesehatan dan ilmu syair.” Az Zuhri bahkan menuturkan, “Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh wanita, maka ilmu Aisyah lebih utama.”

4. Disiapkan sebagai perawi

Kecerdasan yang dimiliki Aisyah merupakan salah satu hikmah pernikahannya dengan Rasulullah. Karena kecerdasannya itu, Aisyah mampu mengingat ribuan perkataan dan perbuatan Rasulullah. Begitu banyak syariat yang diketahui dari hadits yang diriwayatkan Aisyah. Beliau meriwayatkan 2210 hadits, 316 di antaranya terdapat dalam kitab shahih Al Bukhari dan Muslim. Sumber lain menyebutkan, 1210 hadits yang diriwayatkan Aisyah disepakati Imam Al Bukhari dan Muslim, ditambah 174 diriwayatkan Al Bukhari dan 54 hadits diriwayatkan Imam Muslim. Belum lagi hadits-hadits lain yang diriwayatkan selain keduanya.
Karena usianya yang muda, Aisyah pun berkesempatan menyampaikan semua hafalan haditsnya kepada para sahabat. Selepas Rasulullah wafat, usia Aisyah diperkirakan masih 18 tahun. Hingga hari wafatnya, Aisyah mengajarkan hadits kepada para sahabat Rasulullah dari balik tabir.

Bayangkan bagaimana ajaran Rasulullah ini akan langgeng dan diketahui hingga kini tanpa hafalan Aisyah. Itulah salah satu hikmah Allah menakdirkan Aisyah sebagai istri Rasulullah, agar ajaran ini tak hilang meski sang pembawa risalah telah tiada. Berkat Aisyah, muslimin hingga kini dan hingga akhir zaman nanti, dapat mengetahui As Sunnah.

5. Wahyu turun saat bersama Aisyah

Dipersiapkan Aisyah sebagai pewaris Nabi makin terbukti dengan banyak sekali momen turunnya wahyu saat Rasulullah berada di sisi Aisyah. Momen tersebut bahkan tak pernah terjadi saat Rasulullah berada di rumah istri beliau yang lain.

Rasulullah bersabda kepada salah satu istri beliau, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu kepadaku ketika aku sedang berada di selimut salah seorang dari kalian selain Aisyah.” (HR. Al Bukhari).

6. Wanita yang paling dicintai dari putri seorang yang paling dicintai pula

Aisyah merupakan putri dari sahabat yang paling utama, Abu Bakr Ash Siddiq. Rasulullah bahkan menyebutkan bahwa keduanya, yakni Aisyah dan Abu Bakr adalah orang yang paling dicintainya.
Dari Amr bin Ash, ia bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” Amr bin Ash bertanya lagi, “(Siapa) dari kalangan laki-laki?”. Beliau menjawab, “Bapaknya (yakni bapaknya Aisyah; Abu Bakr Ash Shiddiq).” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

7. Unggul dari semua wanita

Rasulullah bersabda, “Cukup banyak orang yang mulia dari kalangan laki-laki, namun yang mulia dari kalangan wanita hanyalah Maryam binti Imran dan Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Aisyah bahkan menyebutkan bahwa ia diberi sembilan perkara yang tak pernah diberikan kepada seorang wanita pun setelah Maryam ibunda Nabi Isa. Kesembilan itu yakni (1) Jibril menunjukkan gambarnya saat Rasulullah diperintah menikahinya; (2) Rasulullah tidaklah menikahi seorang gadis kecuali Aisyah; (3) Rasulullah meninggal dunia saat bersandar dan dalam dekapan Aisyah. Jenazah beliau pula dikuburkan di rumah Aisyah;
(4) Rumah Aisyah selalu dinaungi malaikat; (5) Al Qur’an turun sementara Rasulullah dan Aisyah dalam satu selimut; (6) Aisyah merupakan putri dari Abu Bakr, kekasih dan sahabat terdekat Nabi; (7) Pembelaan terhadap kesucian Aisyah turun langsung dari atas langit (tercantum di dalam Al Qur’an); (8) Aisyah dilahirkan dari dua orang tua yang baik; dan (9) Aisyah pula dijanjikan dengan ampunan dan rezeki yang mulia.

 

Last modified on Kamis, 28 Desember 2017 03:23

Leave a Comment