Terpapar Konten Pornografi, Apa Sajakah Dampak Bagi Anak?

Illustrasi Illustrasi

Muslimahdaily - Sekitar 53% dari remaja usia 11 hingga 16 tahun telah melihat materi eksplisit atau pornografi di internet, dan 94% dari remaja tersebut telah melihat konten tersebut sejak usia 14 tahun.

Data hasil studi yang dilakukan oleh Universitas Middlesex ini sudah tidak lagi mengejutkan jika kita mencoba melihat kenyataan yang terjadi di era serba teknologi ini. Mencari konten pornografi di internet sangatlah mudah, bahkan terkadang kita dapat terekspos dengan konten tersebut tanpa disengaja.

Studi lain yang diterbitkan pada February Pediatrics juga menunjukan bahwa setiap tahunnya sekitar 40% remaja mengunjungi website berisi konten pornografi secara sengaja maupun tak disengaja.

Hasil-hasil studi ini sangatlah mengkhawatirkan banyak pihak. Dr.Elene Martellozzo yang berpartisipasi dalam studi tersebut mengaku khawatir akan mudahnya akses pornografi pada zaman smartphone ini.

“JIka para remaja laki-laki meyakini bahwa pornografi yang diperlihatkan merupakan gambaran realistic dari hubungan seksual akan mengarahkan pada kesalahan interpretasi mengenai sex tersebut. Begitu juga dengan para remaja perempuan yang akan merasa tertekan akan gambaran dan makna yang salah akan hubungan seksual yang ditampilkan secara online.

Selain interpretasi yang salah akan hubungan seksual yang sesungguhnya, bahaya apa sajakah yang bisa muncul dari melihat konten pornografi?

1.Fungsi otak layaknya pemakai obat-obatan

Studi menunjukan bahwa fungsi otak berubah ketika seseorang ketagihan akan sesuatu, seperti obat-obatan, minum-minuman keras dan juga pornografi. Jika anak telah kecanduan, mereka akan tidak mampu berhenti sendiri tanpa dilakukannya intervensi, layaknya para pecandu obat-obatan atau minuman keras.

2.Ikatan emosional dengan dunia buatan

Setiap manusia memerlukan intimasi dan hubungan emosional dengan orang lain. Ketika anak merasa terpenuhi kebutuhan intimasinya tersebut dengan melihat konten pornografi, mereka akan menciptakan hubungan intimasi dengan dunia yang palsu atau buatan dan lama kelamaan akan kehilangan kemampuan untuk membentuk hubungan di dunia nyata.

3.Imitasi

Anak belajar dari apa yang Ia lihat. Maka jika anak terpapar dengan konten pornografi yang memperlihatkan tingkah laku yang seksual, anak pun berpotensi untuk menirukan perilaku-perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Last modified on Rabu, 08 November 2017 05:55

Leave a Comment