Mengenal Halimah Yacob, Presiden Muslimah Pertama Singapura

Ilustrasi Ilustrasi ( Foto : Aljazeera.com )

Muslimahdaily - Singapura, negara kecil yang dihuni oleh jutaan manusia dari ragam etnis yang berbeda belakangan jadi sorotan dunia. Singapura bersiap menyambut presiden baru yang berbeda sepanjang sejarahnya, siapa dia?

Halimah Yacob, politikus beretnis Melayu ini akan jadi presiden wanita pertama Singapura. Wanita kelahiran 23 Agustus 1954 ini pernah menjabat sebagai anggota People’s Action Party (PAP) dan pembicara Parlemen Singapura selama 3 tahun, terhitung dari bulan Januari 2013 hingga Agustus 2017. Pada tanggal 7 Agustus 2017, Halimah berhenti menjabat sebagai ketua perlemen dan fokus terhadap pemilihan presiden.

Halimah berasal dari keluarga yang serba keterbatasan. Saat masih berusia 8 tahun, Halimah sudah ditinggal ayahnya. Menjadi yatim, masa kecil Halimah banyak dihabiskan membantu ibu berjualan nasi padang dan pekerjaan lainnya.

Namun Halimah tumbuh menjadi wanita yang cerdas. Ia berhasil masuk ke Universitas Nasional Singapura jurusan hukum.

Setelah berhasil menyelesaikan gelar LLB (Bachelor Legum of Low) pada tahun 1978, ia juga menyelesaikan gelar LLM (The Master of Law) dan mendapatkan gelar Doktor Kehormatan pada tanggal 7 Juli 2016. Pada tahun 1992, Halimah bekerja sebagai praktisi hukum di Kongres Serikat Perdagangan Nasional.

Karirnya dalam menggeluti dunia politik dimulai pada tahun 2001 pada saat ia terpilih menjadi anggota parlemen Konstitusi Perwakilan Jurong Group (GRC). Tak berhenti sampai di situ, wanita berdarah India-Melayu ini juga aktif dalam kampanye melawan Islam radikal.

Presiden Komite Pemilu (PEC) menerangkan bahwa Halimah menjadi satu-satunya kandidat yang memenuhi syarat dalam pemilihan presiden ini. Farid Khan dan Salleh Marrican, keduanya adalah pengusaha yang juga menjadi lawannya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Presiden Singapura antara lain, kandidat harus berkewarganegaraan Singapura, berusia 45 tahun ke atas, dan tidak terikat oleh partai mana pun saat mencalonkan diri.

“Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik dalam melayani rakyat Singapura, dan tidak ada yang berubah apakah ada pemilu atau tidak ada pemilu. Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama,” ujar Halimah Yacob.

Dilansir dari media Singapura, The Straits Time, Wakil Direktur Institut Kebijakan Gillian Koh mengatakan, “Ibu Halimah adalah minoritas ganda, ia tidak hanya sebagai individu Melayu-Muslim, tapi juga seorang perempuan.”

Jika tak ada aral melintang, maka pada hari Kamis Halimah akan mengucapkan sumpah jabatannya dan resmi mengemban amanah negara untuk 6 tahun ke depan.

Last modified on Senin, 18 September 2017 09:15

Leave a Comment