Khalifah Umar bin Khattab & Umar bin Abdul Aziz, Gempa Teguran Dari Allah

Ilustrasi Ilustrasi ( Foto : Nationalgeographic.com )

Muslimahdaily - Di era awal Islam, gempa pernah melanda kota nabi, Madinah Al Munawarrah. Saat itu, Umar bin Al Khattab lah sang khalifah yang memimpin umat. Gempa pun terulang menimpa muslimin di era Umayyah. Umar bin Abdul Aziz lah yang memimpin saat itu. Inilah kisah gempa di era dua Umar yang pernah melanda muslimin Madinah.

1. Gempa di Era Umar bin Khattab

Kota Madinah di guncang gempa menggemparkan. Muslimin Madinah ketakutan yang teramat sangat. Mereka teringat desa-desa Arab yang hilang di masa lalu akibat bumi bergoncang.

Umar bin Khattab turut merasakan gempa di Ibu Kota kekhalifahan Islam tersebut. Beliau radhiyallahu ‘anhu segera keluar menuju manusia begitu gempa usai. Kepada rakyatnya, Umar berseru,

“Wahai manusia.... Apa ini? Alangkah cepatnya perbuatan maksiat yang kalian lakukan?”

Maksud Umar ialah, alangkah cepatnya muslimin melakukan perbuatan buruk padahal kubur nabi masih basah. Zaman Rasulullah baru hitungan tahun, namun penduduk Madinah telah berbuat maksiat kepada Allah. Umar meyakini, gempa melanda Madinah karena maksiat yang dilakukan penduduknya.

Tak hanya itu, Al Faruq pun kemudian berkata lagi, mengancam rakyatnya, “Jika gempa ini kembali terjadi, maka aku tak akan bersama kalian lagi!”

Masya Allah, Umar degan tegas berlepas diri dari perbuatan maksiat yang dilakukan penduduk Madinah. Ia bahkan mengancam tak akan lagi mengurus warga Madinah jika gempa terulang. Dengannya, Umar menegaskan agar penduduk Madinah meninggalkan segala perbuatan maksiat dan kembali kepada ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. Gempa di Era Umar bin Abdul Aziz

Beberapa puluh tahun setelah era Umar, muslimin kembali dilanda gempa bumi. Itu terjadi di era Umayyah, ketika Umar bin Abdul Aziz berada di puncak kekhalifahan. Gempa bahkan melanda banyak negeri hingga Umar bin Abdul Aziz harus memperingatkan seluruh walikotanya.

Umar segera menulis banyak sekali surat, begitu gempa usai. Surat-surat itu dikirimkannya kepada seluruh pemimpin di penjuru negeri di dalam wilayah kekhalifahan Islam. Ia menulis di dalam suratnya,

“Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya. Saya telah mengirim surat ke berbagai daerah untuk keluar pada hari tertentu. Maka barang siapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya. Karena Allah berfirman, ‘Sungguh beruntung orang yang mengeluarkan zakat. Dia mengingat nama Tuhannya kemudian shalat.’

Dan aku perintahkan mereka untuk berdoa sebagaimana yang diucapkan Adam, ‘Ya Allah, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan merahmati kami, tentu kami akan menjadi orang yang rugi.’

Aku juga perintahkan agar mereka berdoa sebagaimana yang dikatakan Yunus, ‘Tidak ada Tuhan yang berhak di sembah selain Allah, Maha Suci Allah, Sesungguhnya aku termasuk orang yang dzalim.”

Sama seperti Al Faruq, Ibnu Abdil Aziz pun meyakini gempa terjadi akibat maksiat yang dilakukan rakyatnya. Karena itulah ia memerintahkan rakyatnya bertaubat, berdoa dengan doa taubat yang pernah dipanjatkan Nabi Adam dan Nabi Yunus, serta memerintahkan sedekah sebagai wujud taubat dan berserah diri kepada Allah.

Karena wilayah kekhalifahan Islam saat itu sudah amat sangat luas, Umar bin Abdil Aziz hanya bisa mengirimkan surat kepada seluruh wakilnya agar mengajak muslimin kembali kepada agama. Surat Umar bin Abdil Aziz ini terekam dalam sejarah Islam yang diriwayatkan Ibnu Abid Dunya.

Baik Umar bin Al Khattab maupun Umar bin Abdil Aziz, sama-sama menegur rakyatnya ketika terjadi musibah gempa bumi. Mereka memaknai bencana alam sebagai teguran dari Allah agar muslimin kembali ke jalan yang lurus. Mengutip nasihat Ibnul Qayyim,

“Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.”

Last modified on Jumat, 05 Oktober 2018 12:50

Leave a Comment