Kisah Nabi Idris Menejelajah Surga dan Neraka

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Nabi Idris ‘Alaihissaalam merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam ‘Alaihissalam. Silsilahnya Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Ia hidup seribu tahun setelah wafatnya Nabi Adam pada tahun 4533 sampai dengan 4188 sebelum masehi.

Dalam beberapa kisah, Nabi Idris diceritakan sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai bahasa ilmu, ilmu perhitungan, ilmu alam, dan ilmu astronomi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim, disebutkan bahwa Nabi Idris merupakan seorang penjahit. Ia juga dikisahkan sebagai pembenar dan seseorang yang sangat sabar. Seperti yang diriwayatkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut.

“Dan ingatlah apa di dalam al-Kitab tentang Nabi Idris. Dia adalah seorang sangat pembenar, lagi seorang Nabi.”  (QS. Maryam : 56-57)

“Dan Nabi Ismail, Nabi Idris, Nabi Dzulkifli, mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anbiya : 85)

Nabi Idris juga menjadi salah satu orang yang ditemui oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Mereka bertemu di langit ke empat.

(Baca juga : Kisah Isra Mi’raj dan 7 Lapis Langit)

Suatu hari Nabi Idris sedang bersama Malaikat Izrail. Ia mengajukan sebuah permintaan. “Bisakah engkau membawaku melihat surga dan neraka?”

Tak langsung mengiyakan, Malaikat Izrail lantas menjawab, “Wahai Nabi Allah, mengapa engkau ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut melihatnya.”

“Sesungguhnya aku takut sekali dengan azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan imanku menjadi lebih tebal setelah melihatnya,” jawab Nabi Idris.

Kemudian atas izin Allah subahanahu wa ta’ala, keduanya pergi ke tempat yang mereka tuju, yaitu neraka. Setelah sampai di dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Beberapa riwayat mengatakan ia menangis pilu tatkala melihat kengerian neraka. Malaikat penjaganya, Malaikat Malik terlihat menyeramkan, di dalamnya terlihat kobaran api daahsyat membakar manusia yang zalim dan durhaka. Mereka disiksa dengan sangat berat. Sungguh, tempat tersebut adalah seburuk-buruknya tempat.

Tubuh Nabi Idris lemas. Karena tak sanggup lagi melihat kesengsaraan di neraka, mereka pergi meninggalkan tempat tersebut. Saat itu juga, Nabi Idris meminta untuk dibawa ke surga dengan alasan agar lebih taat kepada perintah-Nya. Dengan izin Allah, berangkatlah keduanya ke surga.

Berbeda jauh dengan neraka, setelah sampai di pintu surga, keduanya disambut dengan wajah tampan dan berseri-seri dari penajaga pintu surga, Malaikat Ridwan. “Assalamuu’alaikum,” salam dari Malaikat Ridwan dengan senyuman. Malaikat Ridwan senantiasa bersikap sopan dan lemah lembut ketika mempersilahkan para penghuni surga untuk masuk ke tempat kembali yang paling baik itu.

Nabi Idris hampir pingsan, bukan karena takut, tapi karena terkagum-kagum melihat keindahan yang tersedia di surga. Nabiyullah itu bertasbih tak henti-hentinya melihat nikmat Allah yang begitu menakjubkan. Di dalamnya terlihat sungai-sungai dengan air sebening kaca. Sementara di pinggirnya terlihat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas. Di pohon-pohon, terlihat buah-buah yang segar dan harum. Sungguh siapapun yang melihatnya pasti ingin tinggal di sana.

Kini waktunya kembali ke dunia. Namun Nabi Idris tak mau kembali dan ingin menetap di surga. Keindahan dan kesempurnaan yang dimiliki surga membuatnya tak ingin bertolak dari tempat tersebut.

“Engkau boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, barulah engkau bisa menghuni surga bersama para nabi dan orang-orang yang beriman,” ucap Malaikat Izrail menjawab permintaan Nabi Idris.

Namun Allah Maha Kuasa, keinginan Nabi Idris itu dikabulkan oleh Allah dan bahwa sesungguhnya Allah telah memutuskan surga sebagai balasan atas ketaatan Nabi Idris.

Cerita lain menyebutkan bahwa Nabi Idris dicabut nyawanya sebelum ditempatkan di surga.

Wallahu a’lam bishawab.

Last modified on Selasa, 01 November 2016 11:11

Leave a Comment