Tahun 2021 disambut dengan beragam Musibah menghampiri bangsa Indonesia, mulai dari Covid-19 yang belum kunjung usai, tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, banjir, longsor hingga, Allah wafatkan ulama dan orang – orang shaleh.
Setiap manusia pasti pernah mengalami musibah dalam hidupnya, reaksi mereka pun bermacam-macam, ada yang putus asa, marah bahkan menjadi beban pikiran yang mengakibatkan reaksi negatif dalam tubuh.
Awal tahun 2020 diwarnai duka bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya bencana banjir melanda sebagian wilayah Jabodetabek hingga Banten. Hal ini tentunya menyisakan kesedihan atau mungkin trauma bagi sebagain orang, tak luput juga anak-anak. Sebagai orangtua tentunya keadaan fisik dan mental anak setelah kejadian bencana alam adalah hal yang penting. Bagi sebagian anak yang tidak mengalami, mereka mungkin akan resah dan mengajukan banyak pertanyaan mengenai bencana alam yang terjadi di sekitarnya.
Bencana banjir yang saat ini sedang melanda saudara-saudara kita di Jabodetabek tentunya mendatangkan kesedihan yang mendalam. Semua harta benda yang kita simpan rapi, habis terendam air dan lumpur tak tersisa. Tak hanya harta benda, musibah juga dapat melukai batin. Kejadian ini tentunya harus kita hadapi dengan lapang dada, sedih adalah hal wajar namun ada baiknya kita tidak terlarut di dalamnya.
Tidak seorangpun tahu kapan musibah akan datang dan menerpa dirinya, karena hanya Allah yang mengetahui hal itu. Sama halnya dengan musibah banjir yang melanda kawasan Jabodetabek dan Banten