Gaya hidup minimalis nampaknya tengah menjadi tren baru anak muda masa kini. Hidup dengan konsep sederhana, seperti tinggal di rumah minimalis dengan mengurangi jumlah dan jenis harta kepemilikan hingga kemandirian. Salah satu ciri gaya hidup ini adalah adanya perasaan puas dan cukup terhadap apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan.
Dalam hidup tentu tak selamanya kita akan mengalami hal yang menyenangkan. Ada kalanya kegagalan datang bertubi-tubi, kecewa karena tak di hargai, sedih karena dikhianati teman sendiri dan hal lainnya yang membuat hati jengkel. Rasanya ingin meluapkan amarah pada saat itu juga.
Di tengah situasi pandemi ini, nampaknya banyak orang yang mulai kehilangan arah. Mengalami kegagalan dalam usaha, keluar dari pekerjaan, gaji terpotong atau bahkan tak dibayarkan bahkan banyak juga saudara kita di luar sana yang hanya untuk makan saja kesulitan.
Dalam hidup, tentu tak selamanya kita bertemu dengan hal-hal yang menyenangkan. Adakalanya kesuliltan, kesedihan, kehilangan, kelaparan dan perasaan lain yang membuat kita tak nyaman datang silih berganti. Beberapa orang mungkin akan segera mengeluarkan sifat aslinya, yaitu berkeluh kesah. Bertanya kapan ketidaknyamaan tersebut akan berakhir dan berharap secepat mungkin berganti dengan kebahagiaan.
Sahabat Muslimah mungkin pernah merasa jenuh dengan kondisi keuangan yang tidak seberapa. Atau karena sakit yang tak kunjung usai. Atau juga iri dengan kondisi fisik yang tak kalah cantik dengan wanita lain. Atau mungkin saja mengalami musibah yang teramat menyedihkan. Jika pernah, maka bisa jadi kita tengah kufur atas nikmat yang Allah Ta’ala berikan.