Salah satu Mujahidah kebanggaan Rasulullah ialah Rubayyi binti Mu’awwidz bin Afra. Seorang perempuan Anshar dari Bani Najjar yang turut dalam peperangan. Ia masuk Islam di usia belia,seorang yang juga sangat dekat dengan Rasulullah.
Ia bernama Fakhitah binti Abi Thalib, kakak perempuan dari dua shahabat mulia Ali dan Ja’far bin Abi Thalib. Ketiga putra-putri Abi Thalib tersebut memiliki kedekatan istimewa dengan sepupu mereka, Muhammad Rasulullah. Pun dengan Fakhitah yang lebih dikenal dengan nama Ummu Hani’, menjadi salah satu kerabat dekat keluarga nabi. Seperti apa sosoknya?
Lembaran kehidupan Rumaisha binti Milhan tak pernah lekang dari ingatan muslimah. Ummu Sulaim, demikian umat mengenal sosoknya. Ialah sang wanita di belakang medan perang, sang janda bermaharkan Islam, ibu yang sangat sabar menghadapi kematian putranya, serta istri yang melapangkan hati suami saat takdir pahit kematian itu terjadi.
Iyas bin Mu’awiyyah, seorang ulama sekaligus tabiin utama, membuat orang terheran-heran. Ia menangis tersedu-sedu ketika ibunya meninggal dunia. Masyarakat Basrah begitu merasa heran. Bagaimana mungkin seorang alim yang saleh, seorang qadhi yang bijaksana, tak kuasa menahan air mata atas ujian yang menimpanya.
Rasulullah dan para shahabat menghadapi banyak sekali peperangan melawan kaum kafir. Mereka terluka bahkan tak sedikit yang meregang nyawa. Ummu Sulaim selalu sigap jika hal itu terjadi. Ia turut serta dalam sederet peperangan di masa Rasulullah dan menjadi suster perawat yang sangat terampil lagi berani mengobati para mujahid di medan perang.