Perjalanan Mualaf Ayana Moon, Sempat Dicap Sombong dan Ditentang Orangtua

Ayana Moon Ayana Moon ( Foto: Muslimahdaily/xolovelyayana )

Muslimahdaily - Ayana Jihye Moon, mualaf asal Korea Selatan menceritakan pengalaman dirinya ketika pertama kali memutuskan untuk hijrah dan masuk Islam. Bersama dengan Dewi Sandra, ia berdiskusi panjang lewat video unggahan di kanal Youtube Cinta Quran TV pada Kamis (3/9).

Ia bercerita pada awalnya ia sempat dicap sombong saat baru mempelajari Islam. Dirinya yang berasal dari keluarga terpandang dan pelajar yang baik serta populer membuatnya menjadi besar kepala. Tetapi kemudian setelah bertemu dengan orang-orang Islam semua itu berubah.

“Ketika aku berteman dengan orang muslim, aku banyak belajar dari mereka. Dulu aku berpikir ‘bukan hal baik kalau cuma percaya sama Tuhan’ tapi ketika aku mengunjungi masjid, perasaan dan pengalaman itu yang membuat aku berubah dan memutuskan untuk menjadi mualaf,” ungkap perempuan asal negeri Gingseng ini.

Ayana juga menceritakan mengenai ujian yang ia lalui ketika pertama kali masuk Islam. Mulai dari pertentangan dengan orangtua sampai kesulitan untuk bertahan hidup.

“Waktu itu orangtua aku tidak suka Islam, bahkan sampai sekarang. Karena saat itu mereka pikir aku melepaskan semua yang aku punya karena aku masuk Islam. Ketika aku pergi ke Malaysia aku tidak punya uang, tidak punya teman, tidak ada yang melindungiku. Aku menangis setiap hari karena ini begitu sulit,” cerita Ayana Moon kepada Dewi Sandra.

Saat dirinya di negeri Jiran pun, ia tinggal di guest house kecil untuk menghemat biaya. Ketika melaksanakan shalat, ia hanya bisa menggunakan handuk sebagai sajadah dan kerap kali handuk tersebut diinjak oleh turis lain karena mereka tidak paham akan konsep shalat.

Ayana mengaku sempat menyalahkan semuanya kepada Allah. Ia tidak menyesal tetapi ia sempat ragu dan kesulitan untuk bertahan dalam keadaan seperti itu padahal dirinya hanya ingin belajar mengenai Islam lebih dalam.

“Tapi pada akhirnya saya tetap yakin akan tujuan saya disini dan tidak ingin kembali ke Korea. Saya selalu shalat dan berdoa setiap saat kepada Allah dan Alhamdulillah sekarang semuanya jadi baik-baik saja. Saya sadar saya tidak sendirian saat itu karena ada Allah yang menemani saya,” tutur perempuan kelahiran 1995 ini.

Last modified on Sabtu, 05 September 2020 12:30

Leave a Comment