Masjid Arkam Babu Rahman di Palu, Tetap Berdiri Usai Terjangan Tsunami

Masjid Arkam Babu Rahman Masjid Arkam Babu Rahman ( Foto : Metrotvnews.com )

Muslimahdaily - Masjid Arkam Babu Rahman atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Masjid Terapung” di kota Palu, merupakan salah satu bangunan kebanggaan masyarakat Palu dan destinasi wisata religi.

Masjid ini sengaja dirancang berada di tepi laut dengan panorama yang sungguh memikat.

Sayangnya, pada 28 September 2018, kota Palu dan sekitarnya telah dilanda gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter yang sangat dahsyat. Tidak hanya menghancurkan seluruh isi kota Palu, tetapi meratakan semua yang ada di permukaan tanah kota Palu hingga menimbulkan likuifaksi dan terjangan gelombang tsunami.

Gempa yang melanda tepat jam 18.03 tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 1.763 jiwa dan menjadikan kota Palu lumpuh selama beberapa hari. Para korban yang terbanyak ditemukan di pusat kota Palu, sekitar 1.519 jiwa.

Sedangkan, di kota Donggala ada 159 jiwa, Sigi 69 jiwa, Parigi Moutong 15 jiwa, dan ada 1 jiwa di Pasangkayu. Sementara itu, tercatat 265 orang dikabarkan masih belum ditemukan dan terdapat 2.632 korban luka, serta ada 152 orang yang dilaporkan masih tertimbun lumpur likuifaksi.

Mengingat kedahsyatan gempa dan ombak tsunami setinggi 3 meter yang menyapu apa pun yang dilewati, masyarakat masih sempat terheran – heran melihat penampakan masjid terapung, Arkam Babu Rahman masih berdiri di tempatnya.

Meskipun, setengah dari bangunan ini sudah terendam air, tetapi bangunan masih terlihat kokoh dan tegak. Dahulunya, terdapat sebuah jembatan yang menjadi penghubung antara masjid dan pesisir pantai.

Namun, setelah terjangan tsunami, jembatan tersebut kini sudah tidak terlihat lagi. Ke depannya, semoga ada tindak lanjut dari berbagai pihak untuk merenovasi ulang bangunan masjid agar bisa digunakan dan difungsikan kembali seperti semula.

Didedikasikan untuk menghentikan kemaksiatan

Masjid Arkham Babu Rahman atau Masjid Terapung ini berlokasi di tepi pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah. Seperti umumnya, pantai kerap dijadikan sarana rekreasi hingga tempat berkumpul kawula muda yang kadang – kadang melupakan pergaulan syariah.

Bangunan masjid yang megah dan indah, tidak dirancang semata – mata untuk simbol kesuksesan. Tetapi, lebih dari itu, masjid terapung dibuat untuk mengurangi kemaksiatan yang dahulu sering terjadi di sekitar pantai Talise. Seperti perzinahan, berpacaran, pergaulan bebas, hingga pelacuran.

Masjid Terapung digagas oleh seorang pengusaha kaya raya di Palu yang berkecimpung di bidang SPBU, Muhammad Hasan Bajamal. Masjid diresmikan pada 19 Januari 2012 sekaligus mengenang jasa para tokoh Islam yang pertama menyebarkan agama di Palu, Syekh Abdullah Raqi atau Datuk Karama.

Setelah dibuka untuk umum, dahulu banyak jamaah dan wisatawan yang berkunjung ke Masjid Arkham Babu Rahman atau Masjid Terapung ini untuk beribadah serta tak lupa berfoto selfie.

Latar panorama matahari terbenam menjadi momen favorit untuk mengabadikan diri sehingga suasana masjid semakin meriah menjelang sholat maghrib.

Leave a Comment