Penutupan Masjid dan Penangguhan Ibadah Jamaah Sepanjang Sejarah

Masjidil Haram tampak kosong Masjidil Haram tampak kosong ( Foto: AFP )

Musliamahdaily - Wabah virus COVID-19 yang tengah terjadi mengahruskan beberapa negara menerapankan kebijakan. Mulai dari meliburkan sekolah, social distancing, hingga lockdown berskala nasional.

Di beberapa negara, ruang publik, tempat wisata dan ikonik terpaksa ditutup. Salah satu yang terkena dampak dari mewabahnya virus corona adalah dua masjid utama di Mekkah dan Madinah, yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Sebelumnya Kerajaan Saudi telah menerapkan beberapa kebijakan mulai dari penutupan sementara masjid pada waktu malam hari, hingga akhirnya memutuskan untuk menangguhkan seluruh kegiatan ibadah Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Ibadah tersebut termasuk shalat tarawih, itikaf, dan umrah yang biasa dilakukan di kedua masjid tersebut. Walau demikian, Masjidil Haram akan tetap menggelar shalat tarawih untuk para pengurus masjid. Jumlah rakaat pun dikurangi dari 20 hingga menjadi 10 rakaat.

Tentu hal tersebut tak hanya membuat sedih penduduk kota Mekkah dan Madinah saja, namun juga seluruh muslim di dunia. Pasalnya, umrah yang termasuk di dalamnya kegiatan tawaf sebelumnya dilakukan tanpa henti.

Kejadian ini turut mengundang banyak reaksi dari netizen. Sebagian dari mereka menganggap bahwa penutupan masjid dan berhentinya tawaf merupakan yang aru terjadi. Bahkan ada yang mengaikatkan kejadian ini sebagai tanda akhir zaman.

Lantas apakah benar bahwa penutupan di kedua masjid suci ini adalah yang pertama kali? Dilansir dari Aljazeera, berikut beberapa contoh kejadian penutupan masjid dan penangguhan ibadah sepanjang sejarah.

Serangan kelompok Qarmatian, tahun 930

Perisitiwa ini cukup penting dalam sejarah Islam. Pada tahun ini ibadah haji dibatalkan setelah pemimpin suka Qarmatian, yang berbasis di Arab Timur menyerang Mekkah dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari 30.000 orang terbunuh akibat aksi ini.

Yakni Abu Tahir Al Jannabi yang memimpin aksi tersebut. Mereka tidak hanya menyerang mekkah dan menunda pelaksanaanya shalat, namun juga menghancurkan symbol-simbol Islam yang sangat sakral. Oleh mereka, Hajar Aswad dijarah dan dicuri.

Kelompok tersebut juga menodai mata air Zamzam yang terdapat dekat dengan Ka’bah. Mereka melemparkan mayat jamaah haji ke dalamnya.

Setelah serangan tersebut, ibadah haji ditunda. Hajar Aswad baru dikembalikan 20 tahun kemudian.

Wabah Kolera, abad ke-18 dan ke-19

Wabah kolera sempat menyerang Arab Saudi beberapa kali pada abada ke-19 sehingga mampu menangguhkan ibadah haji pada tahun 1837 dan 1846.

Kemudian wabah tersebut kembali lagi pada tahun 1865 di Hejaz, sebuah wilayah di Arab Saudi yang turut di dalamnya Mekkah. Akibatnya, konferensi internasional dilangsungkan di Konstantinopel dan diputuskan bahwa pos-pos karantina akan didirikan di beberapa tempat di Sinai dan Hejaz untuk mengurangi penyebaran wabah tersebut.

Selama kurun waktu 100 tahun, mulai dari 1830 hingga 1930, setidaknya ada 27 kali wabah kolera menyerang di antara para jamaah haji.

Perebutan Masjidil Haram, tahun 1979

Aksi Perebutan Masjidil Haram pada tahun 1979 (Foto: Aljazeera)

Pada November dan Desember 1979, sekelompok tentara Saudi yang terdiri dari 400 hingga 500 orang berusaha pengambil alih Masjidil Haram. Aksi tersebut memaksa adanya penutupan masjid setidaknya selama dua minggu.

Pengambilalihan tersebut dipimpin oleh mantan tentara Saudi, Juhaiman bin Muhammad ibn Sayf Al Otaybi. Ia mengkritik keluarga kerajaan yang saat itu berkuasa dan meminta agar mereka kembali ke ajaran Islam yang menurutnya benar.

Aksi ini akhirnya berakhir setelah tentara Saudi merebut kembali Masjidil Haram dengan bantuan unit polisi dari Prancis.

Wabah Ebola, tahun 2014

Wabah Ebola yang memuncak pada tahun 2010-an, memaksa negara-negara memutuskan kebijakan penangguhan visa untuk beberapa negara di Afrika Barat. Pada tahun 2014, kerajaan Arab Saudi untuk sementara berhenti mengeluarkan visa umrah dan haji bagi warga negara Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Perang Suriah, tahun 2016

Tak hanya di Mekkah dan Madinah, pengangguhan ibadah juga sempat terjadi di wilayah konflik, Suriah pada 2016 lalu. Tepatnya 29 April, shalat Jumat ditiadakan di Kota Aleppo, Suriah lantaran serangan udara yang dipimpin pemerintah menyebabkan beberapa masjid di wiliyah tersebut hancur.

Dewan agama meminta warga Aleppo sebisa mungkin menjauhi masjid. Seruan semacam itu baru pertama kali terjadi di Aleppo. Hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang yang menjadi target rezim pemerintah.

Leave a Comment