Sejarah Masjid Al Ghamamah dan Awan yang Payungi Rasulullah

Masjid Al Ghamamah Masjid Al Ghamamah ( Foto: Okezone )

Muslimahdaily - Setidaknya ada 4 masjid yang terletak dekat dengan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid-masjid tersebut memiliki sejarahnya sendiri. Salah satunya Masjid Al Ghamamah.

Masjid Al Ghamamah terletak di barat daya Masjid Nabawi atau sekitar 300 meter dari Masjid Nabawi.

Sementara itu, nama Al Ghamammah berarti tempat bernaung atau awan yang menaungi. Dulunya, masjid ini bukanlah sebuah masjid, melainkan sebuah tanah lapang yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan hingga ibadah yang dinamakan Al Mushalla.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Shalalllahu’alaihi wa sallam ketika melalui Al Mushalla, beliau akan menghadap kiblat dan berdoa.

Dalam riwayat lain disebutkan, Al Mushalla merupakan tempat biasanya Rasulullah melaksanakan shalat Ied. Saat itu, Rasulullah yang sedang menyampiakan kutbah Idul Fitri sementara para jamaahnya terlihat gelisah karena kepanasan. Kemudian datanglah mendung atau awan menaungi mereka hingga kutbah Rasulullah usai. Untuk itulah masjid ini dinamakan Masjid Al Ghamamah.

Sementara itu, cerita lain menyebutkan bahwa pada tiap musim paceklik yang terjadi di Madinah, seluruh warganya meminta Rasulullah untuk berdoa dan memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan. Kemudian Rasulullah akan shalat dan berdoa di Al Mushalla tersebut.

Masjid Al Ghamamah baru dibangun pada masa Gubernur Madinah, Umar bin Abdul Aziz antara tahun 87 sampai 92 H. Kemudian direnovasi oleh Sultan Mamalik, Hasan bin Muhammad Qalawun ash-Shalihi tahun 761 H. Masjid ini direnovasi lagi pada masa Sultan Inal pada tahun 861 H dan akhirnya disempurkanakan oleh Sultan Abdul Majid I.

Masjid Al Ghamamah memiliki bentuk persegi panjang yang terdiri dari dua bagian, yakni jalan masuk dan aula shalat. Bagian jalan masuk berbentuk persegi panjang dengan panjang 26 meter dan lebar 4 meter. Di atasnya diberi atab dengan lima kubah berbentuk bola runcing. Kubah tersebut leih rendah dari enam kubah yang membentuk bagian aula shalat.

Sementara bagian aula shalat memiliki panjang 30 meter dan lebar 15 meter. Bagian ini dibagi lagi menjadi dua serambi yang diatapi dengan enam kubah dalam dua barisan yang sejajar. Kubah yang paling besar merupakan kubah mihrab.

Di dinding aula bagian terdapat dua jendela persegi panjang, dengan dua jendela kecil dan jendela bulat di atas tiap-tiap jendela. Di tengah-tengah aula barat, terdapat Mihrab Masjid Al Ghamamah. Di samping mihrab tersebut, tampak sebuah mimbar pualam yang memiliki sembilan anak tangga. Di bagian atasnya, dipayungi sebuah kubar berbentuk kerucut. Sementara pintunya berasal dari kayu yang dihiasi dengan khat Utsmani.

Menara adzan Masjid Al Ghamamah berada di sudut barat laut. Dulu bagian bawah menaranya berbentuk persegi empat setinggi dengan masjid. Namun kini berubah menjadi persegi delapan.

Pada bagian luar, Masjid Al Ghamamah dihiasi dengan lapisan bantu basal hitam. Kubahnya dipoles dengan warna putih. Sementara itu, di bagian dalam masjid, dinding dan cekungan masjid dicat warna putih dan pilarnya dicat warna hitam.

Leave a Comment