Indah dan Megah, Berikut 3 Warisan Kebudayaan Islam di Maroko

Masjid Koutoubia Masjid Koutoubia ( Foto: Kompasiana )

Muslimahdaily - Maroko merupakan salah satu gerbang masuk kejayaan Islam di Spanyol. Negara yang terletak di antara Laut Mediteranea, Sahara, dan Samudra Atlantik itu memang kental akan suasana Islam.

Dahulu Maroko adalah daerah terbelakang dengan kondisi masyarakat yang memprihantinkan. Darah dikuasi oleh beberapa penguasa secara bergantian mulai dari Vandals, Visigoth, hingga Imperium Bizantium. Kemudian pada tahun 670 M, pasukan Islam dari Dinasti Umayyah mamasuki wilayah tersebut. Pasukan tersebut dipimpin oleh Uqba Ibnu Nafi. Setidaknya butuh 53 tahun bagi Dinasti Umayyah sampai benar-benar mengusai Maroko.

Setelah mengusai Maroko, pemimpin Dinasti Umayyah saat itu yakni, Musa bin Nusair mengangkat Tariq bin Ziyad sebagai gubernur Maroko. Setelah lebih dari 100 tahun memimpin, kekuasan Dinasti Umayyah digantikan oleh Dinasti Abbasiyah. Maroko kemudian sempat dikuasai oleh Dinasti Fatimiyah yang beralirah Syiah hingga akhirnya merdeka pada tahun 1956.

Kayanya sejarah Islam di Maroko ternyata turut juga meninggalkan jejak-jejak peninggalan. Berikut ini Muslimahdaily rangkum 5 Warisan Kebudayaan Islam di Maroko.

1. Masjid Koutoubia

( Foto: Kompasiana )

Masjid Koutoubia terletak di barat daya Marrakesh dekat dengan Pasat Djemaaa el Fna. Masjid terbesar di Maroko ini disebut juga Jami Al Kutubiyah atau Masjid Kutubiya. Kutubiyyin berarti juga penjual buku. Dahulu terdapat 100 penjaja buku yang berjualan di dasar masjid.

Ciri khas Masjid Koutoubia ini adalah terdapat satu menara yang amat tinggi dan kokoh di sebelah masjid.D Diketahui tinggi menara tersebut mencapai 70 m. Menara tersebut bahkan dapat dilihat dari berbagai kota di sekitar Marrakesh. Di atas menara tersebut terdapat bola yang terbuat dari emas asli.

Masjid Koutoubia mulai dibangun pada saat Dinasti Almonhad menaklukkan Marrakesh pada tahun 1150. Butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya masjid ini selesai dibangun pada masa pemerintahan Sultan Yacoub el Mansour (1184-1199). Kini usia masjid tersebut sudah mencapai lebih dari 850 tahun.

2. Masjid dan Universitas Al Qarawiyyin

( Foto: alvinoalvonso.blogspot.co.id via Dream.co.id )

Universitas Al Qarawiyyin seberarnya bermula dari kegiatan diskusi yang sering digelar di masjid itu. Masjid yang terleat di Fez ini dahulu sering digunakan oleh umat Islam sebagai tempat pembahasan perkembangan politik. Lama kelamaan, materi yang dibahas tak hanya politik saja, melainkan juga Al Qur’an, ilmu Fiqih, hingga kedokteran dan musik. Sejak itulah, aktivitas diskusi dibuat setaraf dengan perguruan tinggi.

Masjid yang didirikan oada tahun 859 M ini didapuk sebagai salah satu universitas tertua yang ada di dunia. Hal tersebut diakui oleh banyak sejarawan, UNESCO, hingga Guinness Book of World Records. Namun sebagian sejarawan lain menentang klaim tersebut lantaran menilai bahwa universitas di Eropa lebih dulu ada. Faktanya, Universitas Al Qarawiyyin memiliki peran besar terhadap budaya dan akademik di Eropa. Pada badah ke-14, 8.000 mahasiswa dari barat dan Mesir datang untuk belajar ke universitas ini.

3. Istana El Badi

( Foto: gypttoursplus.com )

Istana El Badi terletak di kota Marrakesh. Pada akhir abad ke-15, Sultan Ahmad Al Mansur memerintahkan untuk membangun sebuah istana sebagai tujuan untuk memeperlihatkan kekayan dan kekuasannya. Istana tersebut dibangun besar-besaran. Materinya diimpor dari berbagai negara mulai dari Italia hingga Mali. Sementara arsitekturnya dipengaruhi oleh Istana Alhambra di Granada.

Pada masanya, Istana El Badi merupakan bukti kejayaan Islam di Maroko. Bangunan tersebut merupakan puncak mahakarya khususnya dalam hal arsitektur bagi kota Marrakesh. Istana ini memiliki 360 kamar dengan taman dan kolam yang tak kalah luasnya.

Namun, kini Istana El Badi tinggal puing-puing. Istana ini dijwadikan sebagai objek wisata yang cukup terkenal di Marrakesh.

Sebenarnya masih banyak jejak Islam di Maroko. Sebut saja Madrasah Ben Youssef, Masjid Casbah, dan Istana Bahia. Semuanya merupakan saksi bisu bahwa Islam pernah sangat berjaya di daratan Afrika, juga sebagai jalan masuk Islam menuju Eropa.

Last modified on Jumat, 15 Mei 2020 22:12

Leave a Comment