Batu Bersurat Terengganu Bukti Penting Penerapan Hukum Islam di Bumi Nusantara

Batu Bersurat Terengganu Batu Bersurat Terengganu ( Foto : Historia.id )

Muslimahdaily - Tahun ini menandakan Batu Bersurat Terengganu telah menginjak usia 719 tahun. Bukan sembarang batu, Batu Bersurat Terengganu merupakan sebuah batu dengan berat mencapai 215 kilogram yang mempunyai ukiran paling tua dan tulisan jawi pertama.

Batu ini sudah memiliki banyak permukaan yg terkikis, setelah lama teronggok menjadi pijakan di depan masjid. Setiap orang yang akan masuk ke dalam masjid akan menyeka kakinya di atas batu ini, menyebabkan rembesan air mengalir masuk dan membuat rongga-rongga. Menyadari adanya tulisan yang terukir indah, imam masjid memerintahkan seseorang untuk meletakkan batu itu di sungai.

Waktu demi waktu berganti. Tahun 1889 Masehi, Batu ini ditemukan setengah terapung oleh seorang pedagang Arab, Sayid Husain ibn Ghulam al-Bukhari namanya. Ia mendapati Batu Bersurat Terengganu di Sungai Teresat, sekitar 32 km dari muara Sungai Terangganu. Sayid Husain kemudian memberikan batu itu kepada Sultan Zainal Abidin I, pendiri kembali Kesultanan Terengganu. Terangganu sendiri merupakan salah satu negara bagian di Malaysia.

Pada permukaan batu ini, terukir tulisan tentang hukum atau semacam kumpulan peraturan dalam bahasa Melayu klasik. Namun, yang menarik dari tulisan ini, kata Tuhan dalam panggilan yang indah, yaitu Dewata Mulia Raya, yang artinya adalah Tuhan yang Maha Esa. Nama Rasulullah juga beberapa kali disebut dalam ‘undang-undang’ ini. Meskipun banyak kata yang hilang akibat terkikisnya permukaan batuan, namun tulisan yang terbentuk di keempat sisi batu masih dapat dipahami maksudnya.

Berikut teks yang tertulis di permukaan Batu Bersurat Terengganu :

1. Sisi A

○ Rasulullah dengan yang orang …. bagi mereka ……..

○ ada pada Dewata Mulia Raya beri hamba meneguhkan agama Islam

○ dengan benar bicara darma meraksa bagi sekalian hamba Dewata Mulia Raya

○ di benuaku ini penentu agama Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wa sallama Raja

○ mandalika yang benar bicara sebelah Dewata Mulia Raya di dalam

○ bhumi. Penentua itu fardlu pada sekalian Raja manda-

○ -lika Islam menurut setitah Dewata Mulia Raya dengan benar

○ bicara berbajiki benua penentua itu maka titah Seri Paduka

○ Tuhan mendudukkan tamra ini di benua Terengganu adipertama ada

○ Jum’at di bulan Rejab pada tahun sarathan di sasanakala

○ Baginda Rasul Allah telah lalu tujuh ratus dua…

2. Sisi B

○ keluarga di benua (jauh ?) ........kan......ul

○ datang berikan. Keempat darma barang orang berpihutang

○ jangan mengambil k......(a)mbil hilangkan emas

○ kelima darma barang orang ……………(mer)deka

○ jangan mengambil tugal buat ........t emasnya

○ jika ia ambil hilangkan emas. Keenam darma barang

○ orang berbuat balacara laki-laki perempuan setitah

○ Dewata Mulia Raya jika merdeka bujan palu

○ seratus rautan. Jika merdeka beristri

○ atawa perempuan bersuami ditanam hinggan

○ pinggang dihembalang dengan batu matikan

○ jika ingkar balacara hembalang jika anak mandalika

3. Sisi C

○ bujan dandanya sepuluh tengah tiga jika ia ..........

○ menteri bujan dandanya tujuh tahil sepaha………

○ tengah tiga. Jika tetua bujan dandanya lima ta(hil……

○ tujuh tahil sepaha masuk bendara. Jika o(rang……

○ merdeka. Ketujuh darma barang perempuan hendak..

○ tida dapat bersuami jika ia berbuat balacara

4. Sisi D

○ ……..tida benar dandanya setahil sepaha kesembilan darma

○ ……..Seri Paduka Tuhan siapa tida……dandanya

○ ..........kesepuluh darma jika anakku atawa pemain(ku) atawa cucuku atawa keluargaku atawa anak

○ ……..tamra ini segala isi tamra ini barang siapa tida menurut tamra ini laanat Dewata Mulia Raya

○ ……….dijadikan Dewata Mulia Raya bagi yang langgar acara tamra ini.

Saat ini, Batu Bersurat Terengganu tersimpan rapi di museum negara Terengganu. Ia menjadi tanda yang signifikan, bahwa Islam telah sampai di Asia Tenggara sejak dahulu kala. Batu ini juga menjadi pelengkap hukum adat, dan ialah bukti tertua bahwa hukum Islam telah diterapkan dalam persejarahan Melayu.

Leave a Comment