Pekikan Takbir dan Gelora Jihad Arek Suroboyo

Ilustrasi pertempuran 10 November Ilustrasi pertempuran 10 November ( Foto : Tribunnews )

Muslimahdaily - Lika-liku berdirinya Kota Surabaya sangat kental dengan kisah-kisah heroik, itulah mengapa Surabaya mendapat julukan sebagai kota pahlawan. Salah satu peninggalan bersejarah di ibu kota Provinsi Jawa Timur ini adalah rumah kuno di Jalan Bubutan VI nomor 2 Surabaya. Rumah bercat hijau itu selalu tampak bersih, dengan model bangunan yang dilengkapi dua jendela dan satu pintu masuk.

Di teras rumah, terdapat plakat hijau bertuliskan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, tak lupa pula dengan lambang NU dengan bintang sembilannya. Sementara di sebelah timur bangunan, terdapat monumen resolusi Jihad NU yang berisi naskah lengkap resolusi jihad fii sabilillah.

Lahirnya resolusi jihad beriringan dengan mendaratnya kembali tentara Belanda untuk melucuti tentara Jepang di Surabaya. Momen ini menjadi awal pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia, yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Pada Peristiwa 10 November 1945, arek-arek Suroboyo bertempur habis-habisan demi mempertahankan kemerdekaan RI dan melawan Sekutu yang ingin kembali menduduki Indonesia setelah kemerdekaan.

Resolusi jihad berbunyi : 'Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe 'ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)'.

Semangat jihad yang mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo kala itu semakin bergelora dengan teriakan takbir yang dipimpin oleh Bung Tomo, pahlawan nasional Indonesia. Rakyat menyambut suka cita seruan jihad yang disiarkan melalui pengeras suara mushola dan masjid. Kala itu arek-arek Suroboyo telah meraih kemenangan dari sisa-sisa tentara Jepang.

"Sejak disebarkan 22 Oktober 1945, Resolusi Jihad membakar semangat seluruh lapisan rakyat hingga pemimpin di Jawa Timur, terutama di Surabaya. Sehingga dengan tegas mereka berani menolak kehadiran sekutu yang sudah mendapat izin dari pemerintah pusat di Jakarta," tutur seorang sejarawan alumni Ma'had Aly Tebuireng Jombang, Fathurrochman Karyadi.

Resolusi jihad ini memainkan peran krusial pada pertempuran hebat antara arek-arek Suroboyo melawan tentara Sekutu. Peristiwa 10 November di Surabaya menjadi ujian pertama bagi kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi dibacakan, dan rangkaian kalimat indah yang merupakan ajakan untuk meraih pahala ini berhasil melibatkan semua elemen bangsa: tentara, kiai, santri, pemuda, dan seterusnya, untuk meneriakkan bahwa Indonesia benar-benar ingin merdeka.

Last modified on Rabu, 17 Agustus 2022 10:51

Leave a Comment