Mengunjungi Kemegahan Masjid Selimiye, Warisan Peradaban Islam

Masjid Selimiye Masjid Selimiye ( Foto : Wikipedia )

Muslimahdaily – Kekaisaran Turki Usmani merupakan kerajaan yang paling besar dan lama sepanjang sejarah Islam. Oleh sebab itu, kekaisaran ini banyak menorehkan peninggalan yang gemilang.

Bangunan arsitektur yang menyebar di Turki sebagian besar merupakan peninggalan kekaisaran yang telah berkuasa selama tujuh abad tersebut. Salah satunya yang kini masih menjadi ikon Turki adalah Masjid Selimiye.

Masjid yang dirancang dan dibangun oleh arsitek Mimar Sinan tersebut terletak di kota Edirne, sebelah barat kota Istanbul. Masjid tersebut dibangun di tengah kompleks sekolah, perpustakaan dan rumah sakit. Selain itu terdapat dua madrasah atau sejenis akademi Islam di sekitar komplek masjid yakni madrasah khusus mempelajari hadits.

Dari luar kita sudah dapat melihat kemegahan masjid yang dibangun pada masa keemasan Sultan Selim II tersebut. Kubahnya yang besar dan pilar-pilarnya yang indah amat membuat kita takjub saat melihatnya.

Kubah utamanya saja memiliki diameter sepanjang 31 meter dan tinggi kubahnya sepanjang 42 meter. Kubah tersebut memiliki penampang berbentuk persegi delapan yang masing-masingnya ditopang oleh delapan pilar besar.

Jika kita menilisik lebih dalam ke dalam masjid, maka tampaklah seluruh ruangan di dalam masjid dihiasi keramik dan kaligrafi khas corak Kerajaan Usmani. Berbagai ornament karya Hasan Celebi hampir menghiasi setiap dinding masjid.

Dinding mihrabnya diukir dengan kelereng monolitik. Selain itu, mayoritas bagian dalam masjid dipenuhi oleh marmer putih dan ubin-ubinnya yang terdiri dari keramik yang cantik. Bahkan, bagian kubahnya diisi oleh ornament berbentuk stalaktit.

Masjid yang telah dinobatkan UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia tersebut memiliki empat menara. Masing-masing menara memiliki tiga balkon. Sementara, dua menara diantaranya memiliki tiga buah pintu tangga yang menuju langsung pada ketiga balkon. Artinya, terdapat tiga jalur tangga yang berbeda pada sebuah menara.

Saat memasuki ruang shalat utama, terdapat mahfil muazin, yakni sebuah bangunan yang meyerupai panggung sebagai temapat untuk mengumandangkan adzan. Sang arsitek, Sinan memilih meletakkannya tepat di tengah supaya tidak mengganggu kesimetrisan masjid. Lalu, di bawah mahfil muazin terdapat air mancur kecil. Sementara, mihrabnya berada di sebuah ceruk yang menonjol keluar yang dihiasi kaligrafi.

Berdasarkan pengamatan para arsitek, ruang utama shalat di Masjid Selimiye mendapatkan pengaruh dari Masjid di daerah Mesopotamia. Selain itu, masjid ini juga memiliki ukuran kubah yang sebanding dengan gereja Hagia Sophia di Istanbul.

Sinan pun awalnya terpacu untuk membuat masjid sebesar gereja Hagia Sophia karena beberapa orang mengatakan bahwa tidak akan ada arsitek muslim yang dapat membangun masjid semegah Hagia Sophia. Namun, Sinan membuktikannya melalui Masjid Selimiye.

Pembangunan Masjid tersebut juga atas permintaan Sultan Selim II. Sebab, menurutnya, masih minim masjid di daerah barat Turki. Sehingga, ia meminta Sinan mendirikan masjid yang dibangun di kota Edirne. Selain itu, di kota tersebut merupakan pintu masuk dakwah ke benua Eropa.

Setiap bulan Ramadhan, Masjid Selimiye tidak pernah sepi dikunjungi jamaah. Pelataran masjid selalu penuh oleh jamaah yang ingin mengikuti shalat tarawih. Masjid ini mampu menampung sekitar enam ribu jamaah. Sebab, ia dibangun di atas lahan seluas 2.475 meter. Selain itu, terdapat ratusan jendela di dalam masjid. Sekitar 384 buah jendela menghiasa dinding masjid.

Masjid yang berusia empat abad itu pernah direstorasi pada tahun 1954. Dan berfungsi sebagai tempat ibadah seluruh orang muslim dari berbagai negara hingga kini. Madrash yang berada dekat masjid kini berfungsi sebagai Museum Sejarah dan Kebudayaan islam. Masjid ini menjadi kebanggan muslim di kota Edirne juga muslim dari berbagai penjuru dunia.

Last modified on Senin, 13 Maret 2017 02:43

Leave a Comment