Sebelum Berpendapat di Medsos, yuk Ketahui Cara Rasul Berbicara

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam populer sebagai komunikator yang solid dan pembicara yang luar biasa. Cara dia berbicara sangat ramah, bahasa terus menyenangkan dan terus terang. Setiap ungkapan Nabi Muhammad mengandung kebenaran.

Dikutip dari buku berjudul “Mengenal Pribadi Agung Nabi Muhammad”, berikut adalah cara di mana Nabi Muhammad berbicara.

Kata-kata jelas dan tegas

Humaid bin Mas’adah Al-Bashri berceirta kepada kami, dari Usamah bin Zaid, dari Az Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah tidak berbicara cepat sebagaimana bicara kalian ini. Namun beliau berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas, sehingga orang-orang yang duduk bersama beliau dapat menghafalnya.”

Pengulangan sebanyak tiga kali saat berpidato

Muhammad bin Yahya bercerita kepada kami, Abu Qutaibah- Salmu bin Qutaibah – bercerita kepada kami, dari Abdullah bin Al bin Al-Mutsanna, dari Tsumamah, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga kali agar dapat dipahami.”

Tidak sembarangan berbicara

Suyan bin Waki’ bercerita kepada kami, Jumai’ bin Umair bin Abdurrahman Al-‘Ijliyi bercerita kepada kami, ia berkata, seorang lelaki dari bani Tamim, dari putar Abu Halah, suami Khadijah yang memiliki kuniyah Abu Abdillah, dari Ibnu Abu Halah, dari Al Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Gambarkan kepadaku tentang cara bicara Rasulullah, Hinda bin Abi Halah menjawab,

  • Rasulullah tidak pernah berbicara tanpa ada keperluan. Beliau membuka dan menutup pembicaraan dengan bismillah, dan berbicara dengan kalimat singkat padat makna.
  • Beliau senantiasa mengagungkan nikmat, sekalipun dalam kesulitan. Dan tidak pernah mencela sedikit pun dari nikmat itu.
  • Pembicaraan beliau terperinci (jelas), tidak berlebihan dan tidak terlalu kurang (maknanya).
  • Beliau juga tidak pernah mencela atau memuji makanan dan minuman. Beliau tidak pernah dibuat marah oleh dunia dan apa yang ada padanya. Jika kebenaran diselisihi, maka tidak ada sesuatu pun yang membuat beliau marah, sebelum beliau membela kebenaran itu, tidak marah demi dirinya dan tidak membela dirinya sendiri.
  • Jika marah, beliau (Rasulullah) berpaling dan memalingkan dirinya, dan jika gembira beliau memejamkan matanya.

Kemuliaan akhlaq Rasulullah, bisa menjadi teladan yang wajib kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk saat “berbicara” dengan jari di media sosial. Nah, yuk kita lebih bijak dan berhati-hati saat berpendapat di medsos.

 

 

Leave a Comment