×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12351

Sakaratul Maut, Bagaikan 300 Tusukan Pedang

Muslimahdaily - Ketahuilah, akan datang masa dimana kedua kaki melemah tak berdaya. Kedua tangan semu tak terasa. Napas tercekik tak terkira. Diri akan berharap apa yang terjadi hanyalah mimpi belaka. Kematian...

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Ali Imron: 185)

Izroil, malaikat yang akan memutus segala macam nafsu syahwat, memisahkan setiap perkumpulan, mensunyikan setiap rumah dan meramaikan setiap jengkal tanah kubur.

Alkisah suatu ketika, Nabi Idris Alaihisallam didatangi oleh malaikat Izroil. Kedatangannya bukan untuk mencabut nyawa, melaikan untuk berkunjung. Dalam kesempatan itu, Nabi Idris meminta tolong kepada Izroil.

“Cabutlah nyawaku, kemudian Allah menghidupkan aku kembali, sehingga aku dapat beribadah lebih giat lagi kepada Allah setelah merasakan betapa perihnya sakaratul maut itu!”

Lalu atas izin Allah, Izroil mencabut nyawa Nabi Idris Alaihisallam. Melihatnya, Izroil menangis seraya memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali. Atas kuasa-Nya, Nabi Idris pun hidup. Setelahnya, Izroil bertanya kepada Nabi Idris perihkah sakaratul maut itu ?

Nabi Idris Alaihisallam menjawab, “Sesungguhnya, rasa sakaratul maut itu ku umpamakan seperti binatang hidup yang dikelupas kulitnya (dikuliti hidup-hidup) dan rasanya bahkan seribu kali lebih sakit!”

Izroil membalasnya, “Sesungguhnya, aku mencabut nyawamu secara halus dan hati-hati dan sungguh, hal itu tak pernah kulakukan sebelumnya.”

Dalam sebuah riwayat, diceritakan detik-detik ruh Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam dicabut dari jasadnya, Rasulullah merintih lirih, “Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini.” Di sebelah Rasulullah sudah ada Fatimah dan Ali yang tertunduk oleh kesedihan mendalam.

Melihat Jibril yang juga berada di samping memalingkan wajahnya, Rasulullah SAW bertanya, “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu, Jibril?”

Jibril menjawab, “Siapa yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal?”

Setelahnya, Rasulullah berucap, “Ya Allah, dahsyat nian maut ini! Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku!” Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya Izroil telah diutus Allah SWT untuk mencabut ruh Rasulullah dengan cara yang paling lembut.

Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda :

“Sakitnya sakaratul maut bagaikan tusukan ('sabetan' dalam riwayat lain) tiga ratus pedang”
(HR Tirmidzi)


Dalam hadits lain dikatakan bahwa kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap selembar kain sutra. Bila duri itu dicabut, maka tidak akan menyobek kain itu. Dan diriwayat lain, beliau mengatakan, bahwa sakaratul maut bagaikan mengambil sehelai rambut dari tepung.

Saat tiba sakaratul maut akan datang dua malaikat yang menyertai Izroil. Kedua malaikat itu berdiri disebelah kanan dan kiri calon mayat. Malaikat yang dikanan, memperlihatkan semua amal-amal sholehnya di dunia, sementara malaikat yang dikiri, memperlihatkan semua amal-amal buruknya.

Kematian bagi orang – orang mukmin adalah suatu kesenangan, karena apabila orang mukimin dicabut nyawanya, malaikat pembawa berita akan menyampaikan kabar yang sangat menggembirakan bahwa Allah telah ridho padanya dan syurga menjadi tempat kembalinya, sehingga ia merasa sangat senang untuk berjumpa dengan Allah.

Berbeda dengan orang kafir, saat dicabut nyawanya malaikat pembawa berita yang menakutkan akan menyampaikan kabar yang amat buruk baginya dan akan diperlihatkan ancaman siksaan yang ditimpakan kepadanya. Ia menangis , menjerit menyesali segala kesesatan dan enggan untuk mati.

Maka patutlah kita sebagai seorang muslim memperbanyak mengingat Allah. Sungguh, dunia itu tidak lebih dari sebuah penjara sempit bagi kaum muslimin dan maut adalah satu-satunya ‘tiket’ untuk keluar dan kembali kepada Allah. Semoga saja, kita termasuk ke dalam golongan yang beruntung, yaitu orang-orang yang diperkenankan Allah SWT untuk memasuki surga-Nya dan kekal di dalamnya. Amin...

Last modified on Kamis, 10 Desember 2015 09:17

Leave a Comment