Inilah Yang Harus Dilakukan Saat Mendampingi Orang Sakaratul Maut

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Disadari atau tidak, setiap manusia yang hidup di dunia sedang menunggu giliran untuk kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Kematian bisa datang kapan saja tanpa bisa dimajukan atau dimundurkan. Anak muda mau pun orang tua, orang yang keadaannya sehat mau pun sakit, mereka semua bisa kapan saja menemui mematiannya tanpa diduga-duga.

Umat islam dianjurkan untuk mengingat kematian dan menyiapkan diri untuk menyambutnya dengan bertaubat dan istiqamah dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

Artinya: “Perbanyaklah oleh kalian mengingat pemutus kenikmatan (kematian).” (HR. Ibnu Hiban)

Ketika sesorang sedang sakit, terlebih sakitnya merupakan sakit yang berat, biasanya keluarga selalu mendampingi orang tersebut. Jika terdapat tanda-tanda datangnya ajal bagi orang yang sakit, keluarga atau kerabat yang berada di sekeliling bisa melalukan beberapa hal di bawah ini.

Dilansir dari Islam.nu.or.id, dalam kitab Al-Fiqhul Manhajî, Dr. Musthafa Al-Khin menyebutkan ada empat hal yang harus dilakukan orang sekitar terhadap anggota keluarga yang sedang mengalami naza’ atau sakaratul maut, yakni:

Pertama, orang yang mendampingi harus menidurmiringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Jika hal ini dirasa tidak bisa dilakukan, maka telentangkan dengan posisi kepala sedikit diangkat sehingga wajahnya menghadap ke kiblat. Kedua ujung kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.

 Kedua, disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat untuk mengucapkan kalimat syahadat yakni lâ ilâha illallâh. Orang yang mentalqin harus dengan cara yang halus dan tidak memaksa untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut. Jika orang yang sedang sakaratul maut tidak bisa ikut mengucapkan, cukuplah mentalqin dengan mengulang-ulang memperdengarkan kalimat lâ ilâha illallâh di telinganya tanpa menyuruh untuk mengucapkannya.

Bedasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Artinya: “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ ilâha illallâh.”

Ketiga, disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat. Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban:

اقرؤوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس

Artinya: “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.”

Keempat, orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnu dhan) kepada Allah. Dalam keadaan seperti ini yang terbaik ia lakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat. Sebaliknya ia dianjurkan untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya dan mengampuni semua dosa-dosanya.

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Allah berfirman:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Artinya: “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.”

Leave a Comment