Nauzubillah Inilah Cara Malaikat Menggiring Musuh dan Umat Rasullullah ke Neraka?

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily – Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam diutus di muka bumi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala salah satunya adalah untuk menciptakan keseimbangan. Keseimbangan itu tercermin pada peran Rasul sebagai mubasyiran; yang memberikan kabar gembira bagi mereka yang beriman, sekaligus sebagai nadziran; yang memberikan ancaman bagi mereka yang membangkang. Para pembangkang ini diistilahkan oleh Allah sebagai “Musuh”-Nya.

Dalam al-Qur’an, Allah beberapa kali menggunakan istilah “musuh”, di antaranya dalm Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 98 yang berbunyi:

مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَٰفِرِينَ

Artinya:“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”.

Ayat di atas menegaskan bahwa permusuhan yang Allah umumkan kepada orang-orang kafir merupakan konsekuensi dari tindakan mereka yang memusuhi Allah, Malaikat dan para Rasul.

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, menyimpulkan bahwa siapa yang memusuhi Utusan Allah atau Malaikat Allah berarti memusuhi Allah. Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa ayat tersebut bersifat umum, dalam arti siapapun yang memusuhi makhluk Allah yang taat kepada-Nya berarti sama dengan memusuhi Allah dan Allah akan balas memusuhi mereka.

Balasan untuk musuh-musuh Allah itu akan digiring ke neraka. Mereka digiring dengan wajah mereka yang hitam, mata mereka melotot. Maka tatkala mereka telah sampai ke pintu neraka, mereka disambut oleh malaikat Zabaniyah dengan membawa beberapa belenggu dan rantai, rantai itu diletakkan di mulut orang kafir dan dikeluarkan sari duburnya, dan tangan kirinya dibelenggu ke lehernya, sedangkan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya, lalu dicabut dari antara kedua bahunya, mereka diikat dengan rantai, dan digandengkan setiap anak Adam dengan setan dalam satu rantai, selanjutnya diseret dengan wajahnya, dan mereka dipukuli oleh para malaikat dengan gada (sejenis palu) dari besi.

Sewaktu orang kafir menghendaki untuk keluar dari neraka maka para malaikat mengembalikan mereka ke neraka, dan ‘katakan kepada mereka:

وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۖ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ


Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya".(Q.S as-Sajdah : 20)

 

Dijelaskan dalam kitab Daqoiqul Akhbar, suatu ketika Fatimah Radhiyallahu anhu bertanya: “Ya Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang umatmu, bagaimana para malaikat itu memasukkan umatmu?”

Rasulullah menjawab: “Para malaikat itu menggiring umatku ke neraka, dengan keadaan wajah mereka tidak hitam, maka mereka tidak melotot, mulut mereka tidak terkunci, dan mereka tidak digandengkan bersama setan, dan rantai itu tidak diletakkan di atas mereka, dan (demikian juga) belenggu.”

Maka Fatimah kembali bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana para malaikat itu menuntun umat?”

Rasulullah menjawab: “Adapun orang tua dan anak muda, maka keduanya dipegang dengan jenggotnya. Adapun perempuan, maka akan dipegang gelungan rambutnya dan ubun-ubunnya, maka banyak orang yang mempunyai uban dari umatku yang dicabut ubannya lalu dituntun ke neraka, dan ia menjerit-jerit: “Aduh…. masa mudaku, aduh…. Kelemahanku.” Dan banyak pemuda dari umatku yang dipegang (atau dicabut) dari jenggotnya, lalu dituntun ke neraka, dan ia menjerit-jerit: “Aduh ….rasa maluku, duh ….kerusakan tutupku,” sehingga umat itu sampai kepada malaikat Malik.

Ketika malaikat Malik melihat mereka, ia lalu bertanya kepada malaikat (yang membawa): “Siapa mereka ini, belum pernah datang kepadaku orang-orang yang celaka yang lebih mengherankan dari mereka ini, wajah mereka tidak hitam, sedangkan letak rantai dan belenggu di leher mereka.” Maka malaikat (yang membawa) menjawab: “Kami diperintah untuk mendatangkan mereka dengan keadaan (semacam) ini,” lalu malaikat Malik bertanya kepada mereka: “Hai golongan orang yang celaka, siapa kalian itu?” Mereka menjawab: “Kami adalah umat Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.”

Dan diriwayatkan dalam suatu riwayat yang lain: “Tatkala malaikat menuntun mereka, mereka sama memanggil-manggil: Aduh….. Nabi Muhammad,” dan ketika mereka melihat malaikat Malik, maka mereka lupa dengan Nabi Muhammad, akibat dari takutnya pada malaikat Malik.

Malaikat Malik bertanya kepada mereka: “Siapa kamu semua itu?” Mereka menjawab: “Kami adalah dari umat dimana Allah menurunkan Al Qur’an atas umat itu, dan kami adalah umat yang berpuasa di bulan Ramadlan.” Lalu malaikat Malik berkata: “Al Qur’an tidak diturunkan kecuali atas diri Muhammad, tatkala mereka mendengar nama Muhammad mereka menjerit semua, kami ini termasuk dari umatnya.”

Maka malaikat Malik berkata kepada mereka: “Apakah tidak ada (keterangan) buat kamu di dalam Al Qur’an, yang melarang melakukan kemaksiatan.” Seketika mereka berhenti di tepi Jahannam, mereka melihat ke neraka dan (melihat) kepada malaikat Zabaniyah. Maka mereka berkata: “Hai malaikat Malik, izinkanlah kepada kami, kami akan menangisi diri kami.” Maka malaikat Malik mengizinkan kepada mereka. Selanjutnya mereka menangis (dengan mengeluarkan) air mata, sehingga tidak tersisa sedikitpun air matanya. Kemudian mereka menangis (dengan mengeluarkan) darah. Maka malaikat Malik berkata: “Menangis ini lebih baik seandainya dilakukan di dunia (karena) rasa takut kepada Allah Ta’ala, maka pasti api neraka tidak akan menimpa kepadamu.”

Last modified on Jumat, 20 Januari 2023 15:41

Leave a Comment