Muslimahdaily - Ada keyakinan yang banyak tersebar di kalangan muslimin mengenai tanda kematian. Tanda itu akan hadir pada 100 hari, atau 40 hari, atau bahkan satu pekan. Benarkah tanda itu memang ada dan disebutkan dalam Al-Qur’an dan As Sunnah?
Disebutkan dalam banyak media termasuk buku bahwa seseorang akan mendapat tanda-tanda sebelum kematiannya. Ia seakan dibayangi tanda tersebut di waktu 40 hari sebelum ajal tiba. Dengannya seseorang dapat mengetahui bahwa dalam hitungan hari ia akan segera meninggalkan dunia, jadi bersiaplah.
Hal tersebut terdengar bertentangan dengan ayat dalam kitabullah. Allah berfirman, “Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengetahui dengan detail”. (QS. Luqman: 34).
Pada kalimat “tak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati”, dijelaskan dalam laman Konsultasisyariah bahwasanya keinginan akan tempat kematian lebih memungkinkan untuk terwujud ketimbang waktu kematian.
Tempat kematian dapat diupayakan dan direncanakan manusia misalnya dengan tidak meninggalkan kota lokasi keinginannya meninggal. Adapun waktu kematian tak dapat diupayakan apalagi direncanakan. Rentang usia manusia tidaklah dapat berkurang apalagi bertambah dengan sebuah usaha manusia.
Maka tempat meninggal lebih memungkinkan diupayakan daripada waktu kematian. Inilah maksud dibalik ayat di atas yang lebih menyebut tempat kematian dan bukannya waktu kematian. “Tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.”
Maksudnya, kalimat tersebut sebagai penegasan bahwa jika manusia tidak dapat mengetahui tempat kematiannya, meski sudah direncanakan sekalipun, bagaimana mungkin ia mengetahui waktu kematian yang sangat mustahil diupayakan. Ayat tersebut memberi pelajaran bahwasanya jika tempatnya saja manusia tak tahu, bagaimana mungkin ia tahu waktunya.
Maka penegasan dari ayat itu pun sempurna bahwasanya manusia tak tahu menahu perihal gaib tentang kematian mereka karena hanya Allah lah sang pemilik segala ilmu. Hal ini termasuk tanda-tanda kematian yang menunjukkan perihal ghaib. Jika tanda itu benar maka artinya Al-Qur’an keliru padahal kitabullah adalah kebenaran tanpa cacat dan tak pernah ada kekeliruan di dalamnya.
Oleh karena itu, segala kabar ataupun keyakinan yang bertentangan dengan Al-Qur’an ataupun hadits shahih, maka hukumnya tidak dapat diterima. Hal ini merupakan kaidah dasar yang paling penting untuk dipahami setiap muslim. Dengannya seseorang tak mudah terjerumus pada kedutaan bahkan kesesatan.
Meski tanda kematian yang banyak beredar itu tak dapat diterima kebenarannya, bukan berarti kita berleha-leha dalam hidup. Justru karena kita tak tahu kapan dan di mana kita akan mati, dan karena kita tak diberi tanda apapun saat menghadapi ajal, maka semestinya seorang muslim selalu melakukan persiapan setiap hari.
Mungkin saja besok adalah hari kematian kita, atau bahkan nanti malam malaikat Izrail akan menjadi tamu kita. Jika saat itu tiba secara mendadak tanpa tanda apapun, sudahkah kita siap?