Tiga Jenis Thibbun Nabawi Peninggalan Rasulullah

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Thibun Nabbawi cukup populer sebagai alternatif pengobatan medis yang ada saat ini. Jika menilik shirah, pengobatan warisan para nabi ini telah membangun kebudayaan masyarakat yang sehat di era awal umat Islam.

Pernah seorang dokter dikirimkan Raja Mauquqis untuk Kota Madinah. Sang dokter pun membuka layanan di kota nabi. Namun ternyata tak ada satu pun pasien yang berkunjung. Bukan karena muslimin di kota Madinah enggan berobat ke dokter, melainkan karena mereka selalu sehat.

Masyarakat di sana menerapkan pola hidup sehat seperti yang diajarkan Rasulullah. Sang dokter pun kemudian takjub dengan pola hidup tersebut. Rasulullah memberikan contoh pola hidup yang sehat dengan menjaga kesegaran tubuh dan menerapkan pola makan tak berlebihan. Jika ditimpa satu penyakit, maka obat-obatan yang alami menjadi andalan.

Thibun Nawawi merupakan wahyu atas kenabian. Jadi, pengetahuan tentangnya didapat Rasulullah langsung dari Allah dan bukan karangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Karenanya thibun Nawawi selalu manjur jika diterapkan secara benar dan tepat. “Dan tidaklah yang diucapkan Muhammad dari hawa nafsunya, ucapannya tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan." (QS. An-Najm: 3-4).

Jika seseorang tak mendapat pengobatan dari thibun Nawawi, maka ia semestinya introspeksi diri. Tawakkal kepada Allah adalah kuncinya. Sebagaimana ucapan Ibnu Qayyim, Hal-hal tersebut bukanlah disebabkan karena kekurangan pada obat, namun lebih disebabkan buruknya karakter, rusaknya tempat dan tidak adanya penerimaan," jelas Ibnul Qayyim dalam "Thibbun Nabawi".

Ada beragam pengobatan nabi yang diajarkan Rasulullah. Karena setiap penyakit, pasti ada obatnya. Seperti yang diucapkan Rasulullah, "Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya,.” (HR. Al Bukhari). Terdapat tiga jenis pembagian thibun nabawi, yakni sebagai berikut.

1. Pengobatan dengan bahan alami

Obat alami yang diajarkan Rasul terdapat pada madu, minyak zaitun, habatus sauda (jinten hitam), kurma, air zam-zam, siwak, bawang dan masih banyak lagi. Semua obat-obatan ini bersifat halal lagi baik atau halalann tayyiban. Dari Abu Darda, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah menyediakan obat untuk setiap penyakit, maka berobatlah kalian, tetapi jangan berobat dengan sesuatu yang haram." (HR. Abu Dawud).

2. Pengobatan terapi

Cara terapi juga tak kalah banyak jumlahnya dari obat bahan alami. Ada beberapa terapi yang diajarkan Rasulullah, di antaranya hikmah (bekam), khitan, la fashdu atau mengeluarkan darah dari vena), mencukur rambut, mandi dan sebagainya.

3. Pengobatan ibadah

Bahkan ibadah pula dapat menjadi sebuah pengobatan yang sangat manjur. Ritual ibadah yang dapat dilakukan guna menjadi pengobatan atau penyembuhan dari penyakit yakni wudu, doa, zikir, ruqyah syar’iyah, bertaubat, muhasabah dan lain sebagainya.

Semua jenis pengobatan diatas didasarkan hadis yang datang dari Rasulullah. Ada banyak sekali hadis yang mengabarkan tentang pengobatan atau thibun nabawi. Bahkan dalam sebuah kitab kumpulan hadits karya Al Bukhari yang bertajuk “Ath Thibb An Nabi”, ada lebih dari 80 hadits yang semua membicaarakan ilmu pengobatan. Itu baru hadits dari Imam Bukhari, belum termasuk hadits lain. Masya Allah.

Leave a Comment