Muslimahdaily – Sebagai manusia, kita pasti sering memberikan komentar atau penilaian terhadap sesuatu, termasuk tentang manusia lain. meski sudah menahan untuk tidak berkomentar, namun terkadang komentar kita keluar secara spontan.
Bagi beberapa orang, komentar mungkin dianggap sebagai apresiasi maupun koreksi terhadap sesuatu yang dilakukan oleh orang lain. Komentar yang kita berikan terkadang bertujuan untuk membuat orang lain bangkit dari kegagalan ataupun keterpurukan, namun dalam situasi tertentu komentar yang kita berikan justru dapat membuat orang lain semakin terpuruk.
“Yaelah, lebay banget!”
Kamu mungkin menganggap kalimat ini sepele, namun tidak bagi orang lain. Kamu tidak bisa menganggap apa yang dilakukan orang lain berlebihan, karena kamu belum tentu tahu apa yang telah dilakukan dan pengalaman apa yang telah dilalui orang itu sebelumnya.
Misalnya, ada salah satu teman kamu yang menjerit ketakutan dan bergerak-gerak tidak nyaman ketika melihat seeokr kecoa. Secara spontan kamu mungkin akan mengatakan apa yang dia lakukan “lebay” dan berlebihan. Bagi mereka yang mengalami, mungkin saja itu hal yang sangat menakutkan karena sebelumnya pernah memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan berkaitan dengan kecoa. Dan kamu tidak bisa menyamaratakan kondisi mereka dengan kondisimu.
“Gitu doang masa gak bisa!”
Kita pasti pernah meminta tolong atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu untuk kita. Terkadang apabila sesuatu itu tidak sesuai dengan harapan atau ekspektasi kita, sering kali ucapan komentar meluncur dengan nada tinggi dan wajah sinis begitu saja. Namun yang tidak disadari, terkdang komentar itu meluncur begitu saja tanpa melihat situasi, bahkan mengatakannya di depan banyak orang.
Menurutmu mungkin hal itu sepele, namun tidak bagi yang menerima komentarmu. Diberi komentar pedas dan di depan banyak orang akan meninggalkan bekas mendalam diingatan orang itu. selain itu mereka juga akan dihinggapi rasa malu karena dinilai tidak becus melakukan sesuatu di depan banyak orang.
Jika kamu ingin protes tentang sesuatu yang belum maksimal atau tidak sesuai dengan keinginanmu. Maka ajaklah orang itu untuk berbicara berdua denganmu dan situasi yang sepi, agar orang itu tidak merasa dipermalukan.
“Baru segitu doang, masalah gue lebih berat”
Curhat, kegiatan yang sering kita lakukan untuk berbagi cerita yang kita lalui kepada orang lain. ketika orang lain memutuskan untuk curhat, yang diinginkan oleh mereka hanyalah didengarkan. Namun terkdang hal itu justru sulit dilakukan.
Ketika mendengar kisah orang lain yang diceritakan yang dianggap belum ada apa-apanya disbanding yang kamu alami biasanya spontan kamu akan meluncurkan kalimat seperti “Baru segitu doang, masalah gue lebih berat”.
Dia yang awalnya mempercayaimu sebagai pendengar, secara otomatis tidak akan melanjutkan ceritanya dan lebih memilih untuk memendam segala sesuatu seorang diri. Hal demikian yang membuat orang lain di kemudian hari tidak ingin membagikan ceritanya lagi dan akan terlihat baik-baik saja di depan semua orang, padahal kenyataannya tidak.
“Gitu doang? Anak kecil juga bisa!”
Biasanya kalimat ini meluncur begitu saja ketika melihat sebuah karya atau pekerjaan orang lain. mungkin kamu melihatnya biasa saja, namun tidak bagi orang yang melakukannya. Kamu tidak mengetahui apa saja usaha yang telah dilakukan oleh orang itu untuk membuat karya yang kamu anggap sepele. Kalimat seperti itu akan membuat seseorang merasa tidak dihargai.
Kalimat yang mungkin kita anggap sepele dan hanya sekedar candaan, bisa jadi merupakan kalimat yang menyakitkan dan dapat menjadi beban pikiran bagi orang lain. kamu yang mengucapkan bisa saja langsung melupakan apa yang kamu ucapkan, namun belum tentu untuk mereka. Mereka bisa saja memikirkan kalimat –kalimat sepele itu jauh lebih dalam dari yang kamu bayangkan.
Efek yang ditimbulkan dari kalimat-kalimat sepele tersebut dapat menjadi lebih parah apabula yang menerinya adalah orang yang memiliki gangguan mental atau mental illness.