Dibalik Asamnya Cuka, Ternyata Banyak Mengandung Manfaat Bagi Kesehatan

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Secara Ilmiah, cuka terbukti memiliki banyak sekali manfaat. Sesendok cuka dapat mengurangi lemak bila dicampur dengan kuah salathah, sejenis lalap yang biasa dimakan dengan roti, lalu disantap dengan roti. Dengan cara seperti itu, cuka dapat menghilangkan lemak.

Hal ini dapat terjadi karena cuka merupakan asam asetat yang berhubungan dengan protein, lemak dan karbohidrat atau yang biasa disebut dengan asetoasetat.

Artinya, mengkonsumsi cuka secara teratur di dalam makanan atau salathah, atau memasukkan cuka dengan ukuran satu sendok teh, terutama cuka apel ke dalam secangkir air dapat berkhasiat menjaga kadar lemak tubuh.

Disamping itu, cuka juga dapat mengurangi potensi penimbunan zat lemak di dalam dan di bawah lapisan intima dinding pembuluh nadi, karena cuka mampu mengubah zat dari pembuluh darah menjadi senyawa sederhana, yakni asetoasetat yang masuk ke dalam komposisi nutrisi.

Salah satu jenis cuka yang paling baik adalah cuka apel, karena disamping asam asetat sebagai bahan utamanya, cuka juga mengandung sejumlah asam organik yang biasa diperlukan tubuh dalam makanan yang sehat. Perlu diketahui juga bahwa cuka jenis ini memiliki berbagai kandungan unsur mineral yang juga diperlukan tubuh.

Dalam buku tentang pengobtaan tradisional karya Garvies disebutkan bahwa cuka dapat membersihkan lambung dari bakteri, dapat pula membersihkan kandung kemih. Selain itu cuka juga dapat membersihkan nanah yang terdapat dalam saluran kencing.

Rasulullah dan Cuka

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah makan dengan hanya ditemani lauk cuka. Sabahat Nabi, Jabir Ibn Abdullah menceritakan, suatu hari Rasulullah ingin makan dan meminta lauk kepada keluarganya. Namun saat itu, keluarganya mengatakan, "Kita tak punya apa-apa kecuali cuka."

Rasul pun tetap memintanya dan beliau langsung makan. Saat bersantap, Rasul bersabda: "Sebaik-baik lauk adalah cuka."

Tentu saja pada zaman Nabi, masih banyak lauk lain yang jauh lebih baik dari cuka. Ada daging, roti, kurma, keju, sayur mayur, dan sebagainya. Lalu mengapa Rasul justru mengatakan, cukalah lauk yang terbaik?

Itulah ungkapan kesyukurannya. Pujian tersebut juga dimaksudkan untuk menyenangkan perasaan istrinya. Karena Rasul selalu mengajarkan untuk tidak mencela makanan serta memperlakukan istri dengan baik.

Namun, terdapat bukti yang kuat bahwa Rasulullah sering mengkonsumsi cuka dengan minyak zaitun. Pada masa panceklik, Umar bin Khattab hanya mengkonsumsi minyak zaitun dan cuka, dan tidak makan daging, kecuali setelah oran-orang miskin bisa makan daging.

Sumber: Buku Ensiklopedi Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis, Jilid 6

 

Leave a Comment