4 Fase dan 3 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Saat Menstruasi

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Menstruasi atau haid merupakan fase yang harus dilalui oleh para wanita setiap bulannya. Tak jarang, banyak wanita akan merasakan sakit di beberapa bagian tubuh seperti di perut, punggung, bahkan kaki saat itu. Rasa sakit atau nyeri yang dialami juga dapat mempengaruhi perubahan emosi. Karenanya, banyak wanita akan merasa lebih sensitif seperti mudah marah, kesal, gelisah, bahkan sedih.

Namun, seringkali kita bertanya apakah yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita saat menstruasi? Berikut penjelasan seorang ahli dari Northwestern University, AS, dan Chelsea & Westminster Hospital, London, dilansir dari Halodoc:

1. Fase Empat Minggu Sebelum Menstruasi

Pada fase ini, terjadi pelepasan sel telur menuju rahim. Dimulai dengan pelepasan dua hormon dari kelenjar pituitari pada otak. Kedua hormon tersebut yaitu follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang kemudian dialirkan ke dalam darah. Kedua hormon juga akan memberikan sinyal agar ovarium melepaskan sel telur yang paling dewasa menuju tuba falopi (saluran indung).

Dibutuhkan beberapa hari agar sel telur sampai ke rahim. Selama perjalanan sel telur menuju rahim, terjadi peningkatan produksi estrogen oleh ovarium. Peningkatan hormon tersebut dapat memicu bagian tepi rahim untuk menyiapkan tempat embrio.

2. Fase Dua Minggu Pra Menstruasi

Kemudian terjadi pelepasan hormon progesteron (hormon kunci kehamilan) oleh indung telur. Hal itu terjadi ketika meningkatnya asupan darah dan pembangunan jaringan oleh rahim. Sehingga dapat menyebabkan suhu tubuh mengalami peningkatan. Menurut ahli, saluran ASI pada payudara akan mengalami pelebaran akibat hormon kunci kehamilan ini. Tak jarang akhirnya banyak wanita merasa payudara lebih membesar dan sakit ketika disentuh.

Hormon progesteron juga dapat mengganggu sirkulasi kimia otak seperti mengganggu hormon serotonin (hormon pengaturan mood). Itulah kenapa banyak wanita cepat marah atau gelisah ketika masa pre menstruation syndrome (PMS).

3. Fase Menstruasi

Nah, pada fase inilah banyak wanita akan merasa sakit di bagian perut atau punggungnya. Tak jarang juga, beberapa lainnya akan merasa mual. Namun, tahukah kamu bahwa ternyata rasa sakit itu disebabkan oleh hormon prostaglandin yang memaksa otot rahim untuk berkontraksi.

Sebelumnya, ketika sel telur tidak dibuahi selama sebulan maka produksi hormon progesteron dan estrogen akan menurun. Lalu secara bersamaan hormon prostaglandin akan dilepaskan oleh rahim untuk membantu pelepasan jaringan dan darah yang menumpuk.

4. Fase Berakhirnya Menstruasi

Fase terakhir ini ditandai dengan suasana hati yang membaik atau kembali normal. Selanjutnya, urutan keempat fase akan terulang secara terus-menerus. Seperti indung yang akan melepaskan sel telur lagi hingga fase menstruasi.

Selama melewati 4 fase di atas. Tubuhmu juga akan merasakan beberapa hal seperti di bawah ini:

1. Akan Mudah Terinfeksi Bakteri

Menurut juru bicara Society of Women's Health Research, daerah Miss V pada wanita akan mengalami peningkatan pH ketika menstruasi. Selain itu, seiring perubahan hormon saat menstruasi juga dapat menyebabkan banyak wanita mengalami peningkatan terinfeksi oleh bakteri. Maka, penting untuk lebih menjaga kebersihan daerah Miss V apabila ketika lagi haid.

2. Timbulnya Rasa Sakit yang Berkaitan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, para wanita akan merasa sakit di beberapa bagian tubuh seperti perut, punggung, kaki, dan bagian lainnya ketika menstruasi. Ahli dari Holtorf Medical Group, Amerika Serikat, mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kaitannya dengan saraf pada daerah pinggul. Saraf tersebut berkaitan dengan yang lainnya. Sehingga apabila kamu merasa sakit di bagian perut, maka akan mungkin juga untuk merasakan sakit di bagian lainnya.

3. Rasa Nyeri

Kebanyakan wanita akan merasakan rasa nyeri ketika menstruasi. Perlu untuk diketahui bahwa tingkatan rasa nyeri yang dialami berbeda-beda tiap wanita. Ada yang merasa tidak terlalu sakit hingga sampai ada yang tak mampu untuk sekadar berdiri. Ketahuilah bahwa menurut penelitian dari Oxford, UK, rasa nyeri ketika menstruasi bisa jadi mempengaruhi rasa nyeri di luar menstruasi. Ditemukan bahwa wanita yang rasa sakit ketika menstruasi lebih menyakitkan akan mengalami peningkatan sensitif terhadap rasa sakit.

Sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi obat atau minuman pereda nyeri haid, ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Sekian, semoga bermanfaat.

Leave a Comment