Sering Mendengar Istilah Purging? Jangan Sampai Salah Kaprah, Ini Penjelasan Dermatolog

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Sahabat Muslimah, sebagian dari kita pasti sering mendengar istilah purging. Yap, purging sering disebut sebagai kondisi kulit yang menunjukkan reaksi penolakan sementara. Begitu masa adaptasi selesai, kondisi kulit akan berangsur membaik setelahnya. Umumnya purging terjadi saat kita menggunakan produk skincare baru.

Banyak situs kecantikan menyebutkan bahwa purging adalah proses penyesuaian kulit dengan cara membersihkan sel kulit mati. Nantinya, sel kulit baru akan menggantikan sel kulit mati sehingga tampak lebih baik daripada sebelumnya.

Purging biasanya muncul setelah penggunaan skincare yang dapat meregenerasi kulit lebih cepat, biasanya produk ini mengandung hydroxy acids seperti benzoyl peroxide, glycolic acid, latic acid retinoids, salicylic acid, dan vitamin C, ataupun produk eksfoliasi seperti enzyme exfoliants dan scrubs.

Lalu apa kata dermatologist?

Pada dasarnya ‘purging’ ini tidak ada dalam kamus kedokteran. Purging merupakan istilah untuk menggambarkan ketidak cocokkan atau reaksi negatif saat menggunakan skincare tertentu. Begitu halnya dengan istilah ‘breakout’. Hal ini juga disampaikan oleh dr. Listya Paramita SP. KK pada saat kelas 'Skincare For Beginners' Wardah Skin Expert Talks pada Sabtu, (20/2) lalu. 

"Betul, purging itu bukan istilah medis. Saya pribadi sulit untuk menggambarkan yang dimaksud purging selama ini hal yang seperti apa, karena tidak ada terminologi medisnya," ujar dr. Listya.

Ia juga menambahkan bahwa istilah purging ini merupakan istilah populer untuk menggambarkan kondisi kulit yang bereaksi pada bahan kimia. Namun ada beberapa kondisi kulit yang cukup mirip menggambarkan istilah purging. 

“Katanya purging bisa terjadi jika menggunakan skincare dengan kandungan AHA, BHA, Retinol dan lain sebagainya. sebenarnya ada beberapa kondisi kulit yang digambarkan mirip dengan istilah purging yaitu retinoid dermatitis, yaitu dimana kondisi kulit mengalami iritasi ringan terhadap skincare dengan kandungan asam retinoat yang mungkin terlalu kuat,” imbuhnya.

Hal ini akan menyebabkan kulit kemerahan serta munculnya komedo. Dr. Listya juga mengatakan jika kulit bereaksi negatif terhadap kandungan asam retinoat, sebaiknya hentikan pemakaian kandungan tersebut.

Agar tidak bertambah parah, Sahabat Muslimah dapat memperbaiki step skincare dasarnya terlebih dahulu, mulai dari facial wash, toner, moisturizer, dan sunscreen. Jika sudah membaik kamu bisa gunakan asam retinoat dengan konsentrasi yang lebih kecil dari sebelumnya.

Pasalnya tidak semua kulit bisa menerima skincare dengan kandungan asam retinoat yang cukup tinggi. Umumnya kulit akan mudah bereaksi terhadap kandungan asam retinoat, jarang sekali kulit bereaksi terhadap kandungan AHA dan BHA.

Oleh karena itu, kita perlu memahami kondisi kulit serta apa yang dibutuhkan oleh kulit. Selain iut, kita juga harus memahami kandungan yang cocok untuk merawat serta mengatasi masalah kulit. Sebagai wanita pastinya kita menginginkan kulit yang sehat terawat.

Leave a Comment