×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12341

Wajib Tahu! Ciri-ciri dan Bahaya Toxic Parenting untuk Anak

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Setiap orang tua pastinya menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan setiap anak tentunya selalu mengharapkan kasih sayang dan kepedulian dari kedua orang tuanya. Namun kamu perlu tahu nih Sahabat Muslimah, ketika kita sebagai orang tua memaksakan keinginan dan menganggap bahwa orang tua selalu benar, ini merupakan pola asuh yang dikenal dengan toxic parenting.

Toxic parenting merupakan pola asuh ketika orang tua kerap mengatur dan menentukan apa yang akan menjadi pilihan anak. Tidak hanya itu, dalam setiap keputusan yang dilakukan terkadang orang tua justru tidak memperhatikan perasaan maupun pendapat sang anak.

Tak hanya mempengaruhi hubungan orang tua dan anak, toxic parenting yang tidak segera diatasi dengan baik ternyata dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental sang anak. Pola asuh seperti ini akan meningkatkan resiko stres, depresi, penurunan rasa percaya diri, hingga membuat anak menjadi takut dengan orang tua. Oleh karena itu, kamu perlu tahu nih tanda-tanda dari toxic parenting agar kamu dan pasangan dapat menghindari pola asuh ini.

1. Egois

Sahabat Muslimah, tentu saja sebagai orang tua kita ingin melakukan yang terbaik untuk anak. Namun, perlu kamu perhatikan nih apakah keputusan yang kamu ambil untuk anak sudah benar? Apakah anak bahagia dan puas dengan hasil keputusan orang tua?

Pasalnya, dengan bersikap egois artinya orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan emosional sang anak dan tidak peduli dengan apa yang dibutuhkan oleh anak. Oleh karena itu, kamu juga perlu perhatikan perasaan anak. Hal ini akan membuat anak merasa didengar dan dihargai.

2. Pelecehan fisik

Tanda lain dari toxic parenting adalah sering melakukan pelecehan. Merendahkan anak sendiri dengan berkata ‘kamu jelek’, ‘terlalu gemuk’, ‘terlalu pendek’, ‘terlalu kurus’, atau pernyataan lain yang menyerang penampilan fisik, kemungkinan besar akan meningkatkan rasa ketidakpercayaan diri sang anak.

Hal ini menyebabkan anak merasa khawatir dengan bentuk tubuh mereka dan akhirnya mengacu pada berbagai masalah emosional, misalnya gangguan pola makan. Kendati demikian, orang tua seharusnya bertanggung jawab untuk mengajarkan anak tentang cara mencintai diri sendiri, tidak peduli bagaimanapun penampilan luar mereka.

3. Pelecehan verbal

Orang tua tidak sepantasnya melontarkan kalimat negatif kepada anak. Ucapan-ucapan yang menyakitkan akan sangat berbahaya terhadap mental anak maupun manusia pada umumnya. Mereka akan berkecil hati dan tidak lagi menjadi diri sendiri. Bahkan dapat pula berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri atau masuk ke tahap awal depresi. Orang tua seharusnya membuat anak merasa dicintai dan berharga.

4. Membandingkan dengan anak lain

Tanda selanjutnya adalah sering membandingkan anak dengan saudara kandung, sepupu, keponakan, atau anak teman kamu. Hal ini akan mengurangi rasa percaya diri dan harga diri mereka, lho. tak hanya itu, mereka akan berpikir bahwa mereka tidak cukup baik bagaimanapun usahanya.

Selain itu, membandingkan anak dengan saudara kandungnya sendiri akan berakibat pada hubungan yang tidak sehat antara mereka. Hal ini akan menimbulkan rasa iri karena tidak diperlakukan sama oleh orang tuanya. Sebagai orang tua yang baik, harusnya memberikan ruang kepada anak untuk membangun identitas mereka masing-masing.

5. Janji palsu

Sahabat Muslimah, jangan biasakan diri memberi janji palsu kepada anak, ya. Misalnya dengan berkata ‘Kalau kamu lakukan tugasmu, nanti dibelikan hadiah’, atau ‘Kita pergi ke sana lain kali saja’, namun kenyataannya kamu tidak menepati janji. Hal ini akan menyebabkan anak merasa dikhianati dan mengajarkannya untuk tidak mudah percaya sehingga memengaruhi hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.

Sahabat Muslimah, itu dia tanda-tanda toxic parenting yang perlu perhatikan, nih. Hindari hal-hal tersebut agar tumbuh kembang sang anak berjalan dengan optimal serta membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak.

Leave a Comment