5 Langkah Mengelola Keuangan, Agar Tercapai Keluarga yang Sakinah

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Manusia dalam hidup diciptakan sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi, sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk ekonomi manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan manusia pun bertambah seiring dengan bertambahnya usia, naiknya status sosial dan bertambahnya keturunan. Jika terus dituruti, maka kebutuhan manusia tidak terbatas dan tidak akan pernah puas.

Jika manusia mengkuti hawa nafsunya untuk terus memenuhi kebutuhan di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan, maka akan timbul permasalahan di masa yang akan datang. Untuk meminimalisir permasalahan tersebut perlu dilakukan pengelolaan keuangan yang baik.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 67 agar manusia pandai dalam mengelola hartanya dan tidak termakan hawa nafsu saat membelanjakan hartanya.

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

Dikutip dari buku Sakina Finance karya Ibu Murniati Mukhlisin dan Bapak Luqyan Tamanni, berikut ini adalah 5 langkah untuk mengelola keuangan keluarga dengan baik agar mencapai keluarga sakinah.

1.Managing Income (Manajemen Pendapatan Keluarga)

Fokus dan perencanan dalam pendapatan harus halal yang diniatkan karena Allah. Karena Halal adalah suatu hal yang sudah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Bayangkan bila anak dan istri yang dinafkahi dengan harta yang didapatkan dengan cara yang tidak berkah, tentu tidak akan menjadi berkah.

2.Managing Needs (Manajemen Kebutuhan Keluarga)

Fokus dan perencanaan dalam pengeluaran yang bersifat prioritas. Prinsip utama yang harus dipegang dalam memenuhi kebutuhan adalah harus berdasarkan skala prioritas. Skala prioritas disini dilihat dari prinsip turunan maqashid syariah yaitu, menghindari pemubaziran, membatasi seseuatu yang berlebihan, dan memupuk sifat qanaah (rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang didapat).

Selain itu, jangan lupa melakukan alokasi terhadap pengeluaran setiap periode, alokasi terhadap pendidikan masa depan perlu dilakukan. Yang terpenting adalah menunaikan kewajiban membayar zakat, agar harta yang didapat mendapatkan keberkahan.

3.Managing Dreams (Mengelola Impian Keluarga)

Fokus dan perencanaannya adalah menganggarkan pada impian dan keinginan. Dalam mengelola keiginan keluarga, perlu dilakukan penyusunan skala prioritas, keinginan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Jangan pernah mengikuti hawa nafsu dalam memenuhi keinginan, karena keinginan manusia tidak terbatas.

4.Managing Surplus dan Defisit (Mengelola Surplus dan Defisit)

Surplus adalah suatu kondisi ideal saat keadaan neraca keuangan menunjukan angka yang positif. Sedangkan deficit adalah kebalikannya kondisi saat keadaan keuangan menunnukkan angka yang negatif.

Kunci utama agar keuangan tidak mengalami deficit adalah dengan banyak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan tidak berlebih-lebihan. Jika berlebihan dalam memenuhi keinginan, maka pemasukan yang didapat tidak akan sesuai dengan pengeluaran yang berakibat defisit pada kondisi keuangan.

5.Managing Contingency (Mengelola Ketidakpastian)

Hidup tidak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya, dan manusia harus selalu siap menghdapi resiko yang akan terjadi. Dengan melakukan perencanaan terhadap ketidakspastian, seseorang dapat meminimalisir kerugian yang akan terjadi.

Menyiapkan dana khusus untuk situasi emergensi dan melakukan asuransi/ takaful adalah cara untuk menyiapkan diri jika dihadapkan pada kondisi yang tidak diharapkan.

Last modified on Rabu, 18 Januari 2017 11:06

Leave a Comment