Belajar Romantis dari Rumah Tangga Rasulullah

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Di balik jiwa kepemimpinan dan karismatik Rasulullah, ternyata beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam merupakan sosok yang sangat romantis saat di rumah. Para Ummahatul Mukminin lah yang mengisahkan sisi romantis Rasulullah tersebut melalui beberapa hadits shahih.

Mereka Radhiyallahu ‘Anhunna mengisahkan kemesraan dan kelembutan Rasulullah selama berumah tangga. Dengannya, rumah tangga beliau selalu dipenuhi cinta dan kasih sayang. Tak pernah sekalipun ummul mukminin menemui sikap buruk dari nabiyullah.

Berikut beberapa contoh romantisme Rasulullah kepada istri beliau. Sebagai uswatun Hasanah, Rasulullah menjadi suri tauladan bagi umat Islam hingga akhir zaman. Maka cobalah meniru perbuatan sang utusan Allah berikut ini demi meraih kebahagiaan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

1.Panggilan sayang

Diantara sikap romantis Rasulullah adalah saat beliau memanggil istrinya dengan panggilan sayang. Aisyah mengisahkan sendiri bagaimana Rasulullah terkadang memanggilnya dengan “Aisy”, terkadang dengan “Humaira” dan lain sebagainya.

Dari Aisyah, Rasulullah bersabda, “Wahai Aisy, ini Jibril menyampaikan salam untukmu.” Aku pun menjawab, “Untuknya salam kesejahteraan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Anda bisa melihat apa yang tak bisa aku lihat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Adapun panggilan Humaira merupakan julukan bagi Aisyah karena wajahnya yang putih merona kemerahan. Tentu Aisyah sangat suka disebut demikian oleh sang suami. Pada dasarnya, wanita selalu menyukai hal demikian sehingga dapat berdampak segarnya kembali cinta di rumah tangga.

2.Menyuapi istri

Rasulullah pernah mengajari para suami untuk tidak malu dan tidak segan menyuapi istri. Selain romantis, menyuapi istri ternyata dapat bernilai amalan sedekah yang bernilai pahala.

Dikabarkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Rasulullah bersabda, “Tidaklah engkau menginfakkan suatu nafkah yang engkau harapkan wajah Allah dengannya terkecuali engkau akan diberi pahala. Sampai-sampai suapan yang engkau letakkan ke mulut istrimu (itu berpahala).” (HR. Al Bukhari)

3.Kata-kata Mesra

Sang utusan Allah pula sering kali membahagiakan istri dengan kata-kata mesra. Beliau terbiasa mengucapkan kata-kata yang mampu membuat hati istri berbunga-bunga. Sebagaimana diriwayatkan Ibnu Asakir, Rasulullah berkata kepada istrinya Aisyah, “Apakah engkau tidak senang menjadi istriku di dunia dan di akhirat?” Lalu Aisyah menjawab, “Tentu aku senang.” Rasulullah kemudian menimpali, “Engkau adalah istriku di dunia dan di akhirat.”

Bayangkan bagaimana perasaan Aisyah saat mendengarnya. Sang ummul mukminin pastilah amat sangat bahagia, dijanjikan tetap bersama hingga di akhirat kelak. Itulah yang dicontohkan Rasulullah, mengacapkan kalimat romantis yang dapat membuat istri bahagia.

4.Selalu wangi

Tak hanya secara lisan dan bersikap, Rasulullah pula memiliki sisi romantisme yang berbeda dari pria kebanyakan. Beliau selalu dalam kondisi harum acap kali menemui istrinya. Beliau bersiwak dan memakai wewangian sehingga tak pernah sekalipun ummahatul mukminin mencium aroma tak sedap dari beliau. Tentu hal ini menambah keharmonisan di dalam rumah tangga.

Aisyah pernah ditanya oleh seorang shahabat, “Apa yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah ketika hendak masuk rumah?” Aisyah pun menjawab, “Bersiwak.” (HR. Muslim)

Hadits lain, Aisyah mengabarkan, “Aku pernah memakaikan minyak wangi terharum yang aku dapatkan pada nabi . Sampai-sampai aku dapati mengilapnya wewangian tersebut di rambut dan jenggot beliau.” (HR. Al Bukhari)

5.Bermain bersama

Terdapat kisah yang sangat masyhur tentang lomba lari Rasulullah bersama istrinya Aisyah. Suatu hari di sebuah Safar, Rasulullah menyuruh shahabatnya berjalan terlebih dahulu. Ternyata beliau bermaksud mengajak lomba lari Aisyah.

Sang ummul mukminin mengisahkan, “Rasulullah mengajakku lomba lari, maka aku berhasil mendahului beliau. Beberapa lama waktu berlalu saat tubuhku telah gemuk, beliau kembali mengajakku berlomba, maka beliau berhasil mengalahkanku. Beliau bersabda, ‘Kemenangan ini sebagai penebus kekalahan yang dulu’.” (HR. Abu Dawud)

Di kali lain, Aisyah menonton perang-perangan bersama Rasulullah. Nabiyullah mengerudunginya dan berdiri lama hanya karena Aisyah ingin menonton permainan tombak Habasyah tersebut. Aisyah berkata, “Sungguh, aku melihat berdiri di pintu kamarku ketika orang-orang Habasyah bermain dengan tombak-tombak mereka di masjid Rasulullah. Beliau menutupiku dengan selendangnya agar aku bisa melihat permainan mereka. Aku letakkan kepalaku di atas pundak beliau. Pipiku menempel pada pipi beliau. Beliau terus berdiri karena aku, hingga aku sendiri yang berpaling dari melihat permainan mereka (karena bosan).” (HR. Muslim).

Kisah-kisah tersebut menggambarkan betapa Rasulullah senang bermain dan beranda gurau bersama istrinya. Dengannya beliau menambah kecintaan para istri dan membuat hubungan suami istri makin romantis.

6.Minum satu cawan

Romantisme Rasulullah bahkan nampak pada hal yang ringan namun menghasilkan rasa cinta yang besar di hati istri beliau. Dari Aisyah, ia berkata, “Aku minum saat haid, kemudian aku memberikannya (minuman dalam gelas) kepada Nabi. Beliau meletakkan bibirnya di bekas tempat bibirku, lalu meneguk airnya (meminumnya). Aku (juga) pernah menghirup kuah masakan saat sedang haid, lalu kuberikan wadahnya kepada Nabi. Beliau pun meletakkan bibir beliau di bekas tempat aku meletakkan bibirku.” (HR. Muslim).

Demikian sebagian kisah romantisme di rumah tangga Rasulullah. Masih banyak hadits lain yang mengabarkan keagungan akhlak nabiyullah kepada istrinya. Sebut saja saat beliau bersandar pada pangkuan istrinya sembari membaca Al-Qur’an, lalu tidur satu selimut bersama istrinya, berbincang-bincang dan menghantar istrinya pulang ke rumah, serta masih banyak kisah lain yang menunjukkan Rasulullah merupakan sosok yang sangat romantis. Perilaku Rasulullah ini tentulah menjadi contoh utama bagi muslimin dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

Last modified on Sabtu, 04 Maret 2017 06:34

Leave a Comment