Anak Bandel dan Membantah, Begini Cara Menegurnya Sesuai Ajaran Rasulullah Muhammad

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Di era milenial yang lekat dengan beragam pengaruh media elektronik, kenakalan anak dan remaja terus meningkat. Hal ini tak pelak, membuat banyak orangtua dan pendidik merasa prihatin sekaligus mengelus dada. Selain penurunan kesopanan dan nilai moral, anak – anak juga tak segan berteriak, tawuran, pacaran atau bahkan memukul guru mereka. Naudzubillahi min dzalik...

Pola pengasuhan dan pendidikan secara Islami, sebenarnya sudah mengajarkan nilai – nilai syariat sejak dini. Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasalam sendiri juga menerapkan kepada kerabat dan anak didiknya. Berikut ini beberapa cara menegur buah hati apabila melakukan kesalahan sesuai ajaran Rasulullah:

1.Langsung menegur ketika anak berbuat kesalahan

Ada kemungkinan sebagai anak, buah hati kita masih belum memahami kesalahannya. Misalnya, ketika anak masih sering makan dengan tangan kiri. Kita dapat langsung menegur kesalahan ini untuk memperbaiki dan agar anak bisa waspada untuk tidak mengulang lagi kesalahannya tersebut.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh Rasulullah ketika Umar bin Abi Salamah memiliki kebiasaan sering mencomot berbagai makanan yang terhidang di atas meja makan ke dalam piringnya hingga penuh. Rasulullah melihat tindakannya ini, kemudian menegur langsung dengan lembut,”Bacalah basmalah dulu. Kemudian, makanlah memakai tangan kanan dan mulailah makan dari yang (letaknya) paling dekat denganmu.” (HR. Bukhari & Muslim)

2.Menyindir secara halus

Tanpa bermaksud menyakiti atau menyinggung perasaan yang bersangkutan, Rasulullah juga menegur dengan sindiran apabila menjumpai orang yang berbuat kesalahan. Sebagai contoh, ketika Rasulullah bersabda,

“Apa yang menjadi keinginan kaum yang kemauannya begini dan begitu? Sesungguhnya, aku shalat dan tidur, aku berpuasa dan makan, dan aku pun menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka dia bukanlah termasuk golonganku.” (Shahih Jami’ al-Shagir)

3.Mencela secara fakta

Jika langkah pertama dan kedua tidak berhasil, maka anak bisa ditegur dengan celaan yang berdasarkan fakta. Rasulullah sempat menegur Abu Dzar al-Ghifari dikarenakan Abu Dzar al-Ghifari memaki seseorang dan menyebut – nyebut nama ibunda si korban, bahkan si korban yang dimaki tersebut menjadi sangat malu.

Mendengar kabar yang tersiar luas ini, Rasulullah menegur Abu Dzar al-Ghifari secara langsung dengan berkata, “Ya Abu Dzar, apakah engkau sudah membuat malu si fulan dengan menyebut nama ibunya? Sungguh, jika demikian pada dirimu masih ada sifat jahiliyah.” (HR. Bukhari)

4.Mendiamkan

Apabila anak masih juga tidak berubah, orangtua bisa mendiamkan anak dan tidak melakukan komunikasi apapun sementara waktu. Hal ini termasuk sebagai hukuman karena anak akan merasa terkucilkan dan segera menyadari kesalahannya. Rasulullah juga pernah melakukan hukuman ini kepada Ka’ab bin Malik dikarenakan ia tidak ikut perang Tabuk. Rasulullah melarang para sahabat lain bicara dengan Ka’ab bin Malik hingga 50 malam. (HR. Bukhari)

5.Dipukul

Berbagai cara sudah ditempuh, namun nampaknya anak masih keras kepala dan tidak mau menurut. Apabila demikian, orangtua diperintahkan agar memukul anak ketika usia 10 tahun ketika sang anak tidak mau melaksanakan sholat.

Namun, patut diingat, pukulan yang dimaksud adalah pukulan yang aman, membekas dan tidak membabi buta di bagian kepala atau wajah. Rasulullah bersabda, “Dan gantunglah cemeti agar keluarganya tahu.” (HR. Thabrani)
Wallahu a’lam bish shawab.

Leave a Comment