3 Cara Sederhana Dekat dengan Anak bagi Orangtua Sibuk

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Waktu adalah hal yang sangat berharga bagi seorang ibu. Menjadi seorang ibu harus bisa menyeimbangkan antara karier dan mengasuh anak. Dalam keadaan yang super sibuk seorang ibu dituntut untuk tetap memberikan kehangatan kepada sang buah hati. Tentu itu bukanlah hal yang mudah.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang dekat dengan ibunya akan terlindungi dari depresi dan kecemasan. Oleh karena itu kedekatan antara seorang ibu dan anak menjadi hal yang sangat penting.

Agar tetap menjaga keharmonisan hubungan orangtua dan anak, berikut tiga teknik yang dapat bunda lakukan untuk tetap dekat dengan buah hati, meski dalam keadaan sibuk, dilansir dari Psychologytoday:

Dengarkan Perasaannya

Seorang ibu sering menolak mendengarkan emosi negatif yang dirasakan oleh anaknya. Kebanyakan dari mereka langsung mencari cara untuk memperbaiki perasaan negatif sang buah hati. Mendengarkan perasaan anak dianggap menghabiskan banyak waktu dan menguras energi.

Salah satu cara untuk membantu seorang anak yang bermasalah adalah dengan memahaminya kemudian menyampaikan pemahaman itu dengan tulus. Misalnya anak tidak mau pergi keluar rumah karena bajunya kekecilan, daripada bunda menyelesaikan masalah dengan keluar membeli pakaian yang baru, bunda bisa mencoba untuk menunjukkan sikap empati.

Cobalah katakan, “Sangat tidak nyaman ya tidak menyukai penampilan sendiri. Bunda juga suka merasa seperti itu.”

Begitu anak merasa mengerti dan berempati, ia biasanya akan lebih tenang dan tidak merasa kesepian dalam situasi sulit. Sebelum bunda menyadarinya, sang anak mungkin sudah mengatasi masalah sendiri setelah mendapat empati dari bundanya.

Bantu Mengatasi Kekhawatiran

Kekhawatiran sering kali mencakup rasa takut seorang anak akan kesanggupan, kemungkinan akan kehilangan, serta tantangan baru. Apabila orangtua mengabaikan kekhawatiran anak, sikap itu bisa merugikan si anak.

Kekhawatiran seorang anak sama halnya seperti orang dewasa. Sering kali, orangtua lupa apa yang dikhawatirkan seorang anak karena ia juga dihantui rasa khawatir. Seorang anak yang cemas sering kali merasa sulit untuk menikmati kehidupan. Bunda harus sering-sering bertanya kepada anak apakah ia khawatir terhadap sesuatu hal.

Jika seorang anak mengutarakan kekhawatirannya, maka orangtua harus menghormatinya. Misalnya seorang anak memiliki suatu ketakutan. Maka bunda dapat mengatakan, “Itu adalah kekhawatiran yang besar. Bunda mengerti. Bunda juga dulu mengkhawatirkan tentang hal itu. Apa yang bisa bunda bantu?”

Ketika orangtua berempati dengan kekhawatiran, maka anak akan merasa dimengerti. Saling berkolaborasi antara anak dan orangtua akan membuat hubungan keduanya lebih dekat. Anak akan cenderung membuka diri terhadap orangtua karena merasa dimengerti.

Dengarkan

Dengarkan anak ketika ia ingin menceritakan tentang kegiatannya di sekolah. Dengarkan dengan perasaan yang tulus. Jika sang buah hati tidak menceritakan kepada bunda tentang kegiatannya, maka bunda dapat bertanya, “Apakah ada hal lucu yang terjadi di sekolah hari ini?”

Anak akan memulai untuk bercerita ketika ia melihat orangtuanya menunjukkan ekspresi tertarik. Ketika seorang anak merasa aman dan bahagia semuanya akan berjalan dengan baik. Jadi, daripada bunda hanya berfokus pada perilaku, kegiatan, dan bagaimana seorang anak memandang dunia luar, lebih baik bunda mengetahui perasaannya.

Leave a Comment