Zero Waste Indonesia: Berbagi Solusi Gaya Hidup Minim Sampah di Indonesia

Kampanye #TukarBaju Komunitas Zero Waste Indonesia Kampanye #TukarBaju Komunitas Zero Waste Indonesia ( Foto: Instagram/tukarbaju_ )

Muslimahdaily - Tak ada yang lebih menghkawatirkan bagi Maurilla Imron selain keadaan laut Indonesia yang justru dipenuhi oleh sampah. Saat itu, Maurilla tak sengaja melihat sebuah video yang diambil oleh divers asal Inggris yang tengah menyelam di laut Nusa Penita, Bali. Harapnya, bahari Indonesia dipenuhi dengan berbagai biota laut yang cantik dan menawan. Namun yang ditemukam justru sampah plastik yang berasal dari masyarakat.

Video tersebut membuka mata Maurilla Imron pada gambaran nyata pengeloaan sampah yang buruk di Indonesia. Terlebih lagi, wanita yang berusia 25 tahun ini telah hidup selama 10 tahun di Belanda. Dirinya telah terbiasa hidup serba teratur dan tertata termasuk dalam hal sampah.

“Jadi memang ada penelitian yang mengatakan sampah yang ada di laut semuanya berasal dari darat. Bukan berarti langsung membuang sampah di laut. Tapi membuang sampah pada tempatnya itu pun bisa berakhir di laut,” ungkap Maurilla saat diwawancarai oleh tim Muslimahdaily lewat e-mail.

Dari sinilah, Maurilla bersama Kirana Agustina memutuskan untuk membangun sebuah komunitas berbasis online pertama di Indonesia. Dengan mengusung visi ‘One-stop-solution platform', Zero Waste Indonesia (ZWID) resmi berdiri pada tanggal 1 April 2018. Tujuannya, menciptakan gaya hidup meminimalisir produk sampah yang dihasilkan dari masing-masing individu dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

Menurut Maurilla, masyarakat Indonesia merasa cukup hanya dengan membuang sampah pada tempatnya. Walaupun memang masih belum semua masyarakat taat dalam hal ini. Rumitnya persoalan ini ditambah dengan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda, sehingga sulit meratakan edukasi di antara mereka. Tak seperti negara yang juara dalam hal pengelolaan sampah, sekolah-sekolah di Indonesia tidak memiliki kurikulum environmental behavior.

Nyatanya, walau sudah diatur dalam berbagai hukum dan aturan, pengaplikasiannya dinilai masih sangat buruk. Indonesia sendiri memiliki banyak sekali permasalahan yang lebih diutamakan, ekonomi contohnya. Sehingga permasalahan lingkungan tidak jadi hal yang diprioritaskan.

ZWID melihat bahwa masyarakat Indonesia masih kurang edukasi perihal gaya hidup zero waste. Oleh sebab itu mereka berusaha menyebarkan kesadaran pengelolaan yang sampah yang baik dengan mengimplementasikan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, and Rot) dengan pemberian kiat-kiat gaya hidup nol sampah. Selain itu, ZWID juga rutin memberikan informasi seputar isu penanganan limbah dan ketertarikannya dengan keberlangsungan lingkungan hidup secara online maupun offline.

Kampanye #HabiskanMakananmu

Demi mencapai tujuannya besarnya, ZWID menggalakkan kampanye tahunan. Sebut saja, kampanye Single Use Plastic pada tahun 2018, #TukarBaju pada tahun 2019 dan #HabiskanMakananmu pada tahun 2020. Kampanye #HabiskanMakananmu sendiri mampu menggalang donasi sebesar Rp 16.850.00. Dana tersebut didapat dari 3.370 unggahan Instagram yang berisi foto piring sesudah dan sesudah makan. Tiap unggahan tersebut bernilai Rp 5.000.

Di samping itu, ZWID juga rutin melangsungkan dua kegiatan. Pertama, Meatless Monday yang berisi ajakan masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging di hari Senin dan digantikan dengan menu makanan lain. Kedua, DIY Sunday yang berisi kumpulan DIY minim sampah hasil kontribusi pengikut ZWID.

Kolaborasi dengan Berbagai Elemen

Tak bisa berjalan sendiri, ZWID juga aktif berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat (masyarakat, media, pemerintah, dan pelaku industri) dalam upaya melakukan perubahan lingkungan yang berkelanjutan. Bagi mereka, perubahan besar harus dilakukan secara bersama-sama.

Semenjak didirikan saja, ZWID sudah pernah berkolaborasi dengan berbagai komunitas di dalam maupun luar negeri. Mulai dari Zero Waste Malaysia, Zero Waste Saidon, dan Plastic Free South East Asia / Zero Waste Cambodia. Sementara untuk kampanye #TukarBaju, ZWID berkolaborasi dengan Lyfe With Less, Bali Swap, Sadari Sedari, Setali.

Tah hanya sampai situ, kolaborasi bersama elemen masyarakat juga direalisasikan dengan menyinergikan UKM-UKM lokal lewat toko Zero Waste Indonesia. Toko ini menjual berbagai bahan dan barang yang mendukung gaya hidup zero waste. Selain untuk biaya operasional komunitas, biaya keuntungannya toko tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan online dan offline, serta donasi seputar isu lingkungan yang dipilih setiap bulan.

Maurilla dan teman-temannya juga pernah berdialog dengan IDDKP mengenai permasalahan sampah yang ada di Indonesia. Organisasi tersebutlah yang bertugas menyampaikan isu dan ide seputar gaya hidup zero waste ke stakeholder pemerintahan.

“Saat Pergub DKI Jakarta disahkan untuk melarang plastik, menurut IDDKP, Zero Waste Indonesia secara tidak langsung menyiapkan warga untuk pelarangan ini dan mendorong pemerintah juga untuk mengesahkannya. Selain itu beberapa waktu lalu, kami berkesempatan menjadi narasumber dalam acara Kemendikbud yaitu Dialog Budaya,” tutur Maurilla.

Walau terkesan sulit, Maurilla dan seluruh anggota Komunitas Zero Waste Indonesia masih memiliki harapan yang besar bahwa Indonesia bisa jadi negara yang punya pengelolaan sampah yang baik. Harapan ini bisa jadi diwujudkan bersama Sahabat Muslimah yang punya visi dan misi sejalan.

Leave a Comment