Muslimahdaily - Jika menarik waktu silam, masih jarang sekali kita melihat wanita mengenakan hijab di Indonesia. Bahkan, pemerintah dan beberapa instasi melarang muslimah untuk melaksanakan perintah wajib dari Allah Ta’ala tersebut. Seiring berjalannya waktu, makin banyak wanita berhijab bersliweran di jalan. Tidak hanya di pusat tempat ibadah, tetapi juga di sekolah, kampus, kantor bahkan pusat-pusat perbelanjaan.
Menjamurnya wanita berhijab tentu menjadi sesuatu yang patut disyukuri. Namun, kerapkali meningkatnya jumlah wanita yang berhijab tidak selaras dengan nilai-nilai dan misi yang dibawa oleh mereka.
Masih banyak wanita berhijab yang lebih menonjolkan penampilan serta menampakkan perhiasan mereka. Untuk itu, komunitas Syar’i Lifestyle terbentuk. Sebuah komunitas yang digawangi langsung oleh dua perancang busana muslimah syar’i yakni, Fitri Aulia dan Dian Marina.
Komunitas tersebut didirikan pada Agustus 2015 lalu di Jakarta. Gerakan tersebut terbentuk atas dasar dari kepedulian Fitri Aulia dan Dian Marina yang berprofesi sebagai fashion designer. Mereka melihat masih banyak muslimah berhijab yang kurang memahami hakikat berhijab dengan sepenuhnya. Pengaruh budaya barat dan sekularisme yang sedang marak, mempengaruhi pula cara berpikir dan berperilaku terhadap muslimah.
Menurut Fitri, sapaan akrab Fitri Aulia, media kini telah memberikan gagasan gaya hidup yang mengagungkan modernisme dan hedonisme. Tak pelak hal ini juga mempengaruhi gaya berhijab mulimah sehingga melepaskan diri dari nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As Sunnah.
“Masih sering kita jumpai wanita berhijab tetapi akhlaknya yerkesan kurang islami. Hal ini bisa dikarenakan kurang memahami betul nilai-nilai islam,” tuturnya.
Fitri melanjutkan, sebagian muslimah juga terkadang kurang memperhatikan aspek kehalalan dalam setiap kegiatan mereka. dia menjelaskan, terbentuknya komunitas Syar’i Lifestyle untuk mengingatkan kembali dan berdakwah kepada muslimah untuk kembali kepada syariat Islam.
“Misalnya dalam aspek berbisnis, praktik perbankan, kehalalan makanan bahkan kosmetik,” ungkap perempuan kelahiran Palembang tersebut.
Dian Marina pun menuturkan hal serupa. Pemilik brand busana muslim Miss Marina tersebut mengatakan, komunitas Syar'i Lifestyle ingin mencetak generasi rabbani dengan bersama-sama belajar dan menerapkan nilai syariah pada seluruh aspek gaya hidup muslimah saat ini, di antaranya adalah fashion, makanan halal, dan akhlak yang baik.
“Seharusnya nilai syariah kita terapkan pada seluruh aspek kehidupan kita,” tegas Dian.
Meski komunitas Syar’i Lifestyle terbilang baru, Fitri dan Dian tidak main-main dalam mengelola organisasi tersebut. Mereka benar-benar ingin mewujudkan sebuah perkumpulan yang bermanfaat bagi para muslimah. Sehingga, komunitas tersebut juga memiliki beberapa pengurus.
“Kami memiliki beberapa komite. Kami ingin mengelola komunitas ini dengan professional. Namun yang terpenting adalah meluruskan niat, agar ke depan komunitas ini semakin bermanfaat bagi muslimah di luar sana,” papar Fitri.
Nah, salah satu event terbesar yang mereka adakan adalah sebuah talk show yang berjudul “Halal Food talkshow and Cooking Demo” yang digelar pada Desember 2016 lalu. Dalam agenda tersebut, komunitas syar’i Lifestyle mengundang Aisha Maharani, founder dari Halal Corner.
“Di acara ini kita ngobrol banyak soal kehalalan dari aspek makanan. Karena halal itu berdampingan dengan thayyib, sehingga aspek kesehatan dalam makanan juga perlu diperhatikan,” jelas Fitri.
Di hari milad pertamanya pada September 2016 lalu, komunitas Syar’i Lifestyle kembali menguatkan ukhuwah mereka dengan mengadakan syukuran bersama. Mereka berharap agar komunitas tersebut terus menebar kebaikan.
“Semoga momentum milad ini sebagai pengingat untuk terus bersyukur, bukan hanya bersyukur di mulut saja tapi juga bersyukur dengan berkontribusi sebanyak-banyaknya,” tutup Dian.