Sherly Annavita Influencer Muda yang Berani Speak Up

Sherly Annavita Sherly Annavita

Muslimahdaily - Siapa sih yang engga kenal dengan Sherly Annavita? Ya, namanya menjadi sorotan banyak orang karena cara berpikir kritis yang dimilikinya. Muda dan inspiratif, dua kata yang cocok disandingkan untuk nama Sherly Annavita.

Wanita cantik kelahiran Lhokseunawe pada 12 September 1992 ini, menyatakan dirinya baru tiga bulan kebelakang berani untuk speak up di media sosial khususnya di Instagram. Momen pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia, menjadi momen di mana dirinya berani mengutarakan pendapat.

“Baru aktif speak up di medsos khususnya ig 3 bulan lalu, sebelumnya sering main medsos tapi ga se speak up sekarang. Momennya adalah ketika pulang dari Australia selesai melaksanakan tugas belajar disana, Indonesia sedang berada di kondisi tengah berhadapan dengan pesta demokrasi 5 tahun sekali. Sherly melihat banyak perbedaan suasana sekarang. Lebih banyak millenial terlibat, lebih banyak pemilih pemula yang ambil bagian lah dalam proses ini,” ujar Sherly Annavita dalam program Chit Chat di Muslimahdaily Podcast.

Sherly mengaku, ia tidak hanya menjadikan momen pesta demokrasi kemarin sebagai ajang dirinya untuk unjuk gigi. Menurutnya sifat yang harus dimiliki seorang anak muda ialah kritis yang dapat diterapkan ke dalam segala aspek seperti sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, dan aspek lainnya yang dapat dijadikan current issues sehingga dapat mengasah critical thinking anak muda.

Wanita asal Aceh ini, ternyata sangat mengidolakan perempuan pertama yang menjadi perdana menteri Inggris, Margaret Thatcer. Margaret Tatcher dijadikan sebagai role model dalam dunia pergerakan yang memberikan dampak sosial. Sherly sangat menyukai Margaret karena keberaniannya mendobak semua norma sosial di mana saat itu perempuan tidak dianggap dan tidak di dengar suaranya.

Hingga saat ini, Sherly selalu meningat salah satu quotes yang disampaikan oleh Margaret dan selalu ia sampaikan kepada publik saat mengisi suatu seminar.

”Perhatikan apa yang kamu pikirkan karena pada akhirnya akan tercermin dari apa yang kamu katakan. Perhatikan ucapanmu karna pada akhirnya akan lahir tindakanmu. Perhatikan tindakan kamu karna itu pada akhirnya akan menjadi kebiasaanmu. Perhatikan kebiasaanmu karna itu akan menjadi karaktermu. Perhatikan karaktermu karna pada akirnya seperti itulah takdirmu nanti. Apa yang kamu pikirkan itu yg akan menjadi takdirmu. Jadi serli pikir ini sebuah pergerakan yang dia sampaikan ini mulai dari partikel terkecil sampai partikel terbesar. Partikel terkecil dari sebuah pergerakan itu dari mindset kita sehingga pada dia berkata takdir, takdir kamu dimulai dari pikiranmu,” tuturnya.

Keahlian yang dimilikinya dalam menyampaikan pendapat, ternyata tak terlepas pula dari kritik warganet yang tidak satu pemikiran dengannya. Sherly mengaku bahwa ia sangat terbuka atas kritik yang diberikan kepadanya. Selagi kritik tersebut bersifat membangun, ia akan menerimanya karna membuatnya jauh lebih dewasa.

Selain kritik mebangun yang sering ia dapatkan, ternyata adpula yang mengkritiknya dengan menggunakan hal-hal kotor atau yang sifatnya merendahkan derajat wanita. Menanggapi hal tersebut, tak segan-segan ia akan memblockade sang pemilik akun yang telah berkomentar tidak sopan akan postingannya.

“Dan yang paling Sherly ga seneng itu kritik yang sudah menggunaan kata kata kotor apalagi membawa notaben sherly sebagai perempuan dan berhijab. Jadi membawa bawa yang sifatnya vulgar atau kearah yg merendahkan perempuan gitu itu bagi serli udah di luar konteks dan serli pikir ga ada pilihan lain selain ngeblok mereka dang ga perlu diingat,” ucapnya.

Meskipun demikian, Sherly tetap menghargai mereka yang sudah menghabiskan waktunya untuk menonton videonya dalam menyalurkan pendapat di Instagram. Bagaimanapun itu, menurutnya hubungan antar dunai amya harus tetap terjaga. Dan untuk menanggapi komentar pedas yang diberikan oleh netizen, Sherly selalu mengambil manfaat yang dapat dipetik dari komentar tersebut.

Ia juga mengaku sempat merasa shock ketika video pertamanya tersebar luas di media sosial. Sherly merasa dirinya tidak dapat mengontrol apa persepsi yang diutarakan dari para netizen, akan tetapi inilah challenge baginya untuk mengontrol apa yang akan disebarluaskannya ke sosial media. Ia pun merasa puas karena dapat mengutarakan pendapatnya tersebut.

“orang yg paling layak layak untuk menyesal adalah dia yang sebetulnya punya kesempatan dan kapasitas untuk melakukan sesuatu tapi dia memutuskan untuk tidak, dibandingkan dengan mereka yg sebetulnya tidak memiliki kesempatan dan kapasitas,” pungkasnya.

Leave a Comment