Mengenal Halima Aden, Model Hijabers Inspiratif asal Amerika Serikat

Halima Aden Halima Aden ( Foto : Muslimahdaily.com/Zara )

Muslimahdaily - Dalam industri fashion, nama Halima Aden sudah sangat terkenal hingga penjuru dunia. Hijabers berdarah Somalia ini mulai dikenal saat mengikuti ajang Miss Mninesouta USA 2016 lalu.

Saat itu, ia menjadi satu-satunya kontestan berhijab dalam ajang tersebut. Ia pun berhasil menarik perhatian dengan baju renang tertutup untuk muslimah, di antara kontestan lainnya yang tampil seksi berbikini.

Tak hanya itu, hijabers yang akrab disapa Aden ini kembali menuai atensi dipanggung New York Fashion Week  2017. Kala itu, ia digandeng Kenya West untuk menjadi model berhijab pertama dan satu-satunya di fashion show Yeezy Season 5. Saat itu pula, ia langsung dikontrak agensi model ternama, IMG.

Perjalanan karirnya semakin gemilang, banyak desainer ternama seperti Maxmara dan Albreta Ferretti yang meliriknya untuk dijadikan sebagai model. Kala itu usianya menginjak angka 19, tetapi ian menjadi model berhijab pertama yang melenggang di Milan Fashion Week dan membawakan koleksi Maxmara.

Menjadi model pertama yang mengenakan hijab dan dinaungi oleh agensi besar, Aden juga membentangkan kiprahnya menghiasi halaman sampul majalah berbagai media fashion internasional. Sebut saja seperti Vogue Arab, Allure, dan Vogue Inggris.

Dinobatkan menjadi brand Ambassador UNICEF USA

Tak hanya berkarir dalam industry fashion, Aden juga dinobatkan sebagai brand ambassador UNICEF di Amerika Serikat. Latar belakang hidupnya lah yang membuatnya meyandang gelar tersebut.

Aden kecil lahir dan besar di kampung pengungsi Kenya, Afrika. Ia lahir tak beralaskan kasur di rumah sakit, ia lahir di bawah tenda pengungsian. Tujuh tahun dibesarkan, akhirnya kedua orang tuanya membawa Aden untuk merantau ke St. Cloud, Amerika Serikat. Ia pun menempuh pendidikan di Apollp High School dan menjadi mahasiswa di St. Cloud State University.

Menjadi ambassador UNICEF, Aden memiliki fokus pada anak-anak lewat karyanya. Pernah merasakan menjalani hidup di pengungsian membuatnya dengan sepenuh hati mengkampanyekan program UNICEF.

Arti Hijab bagi Aden

Melansir dari laman Vougue Arabia, Aden sangat berhati-hati dalam mengartikan hijab sebagai interpretasi pribadinya. Dalam bahasa Arab, istilah “hijab” secara harfiah diterjemahkan sebagai “penutup. Dalam praktiknya, mengenakan hijab sesuai dengan prinsip kesopanan atau cara berpakaian dari tiap masing-masing individu.

Bagi Aden, Islam adalah adalah agama yang memiliki umat yang amat beragam. Mulai dari sejumlah Negara, kebangsaan, ras, dan budaya di dalamnya. Wanita muslim di setiap Negara memiliki cara berbeda dalam mengenakan jilbabnya.

“Misalnya, ibuku mengenakan jilbab dengan versi panjang yang menggantung sampai ke lutut. Sementara bibiku mengenakan burqa, yang menyembunyikan segalanya kecuali matanya. Sepupu saya dan wanita yang leboh muda di keluarga saya mengenakan jilbab dan turban. Kami juga memiliki beberapa kerabat yang bahkan tidak mengenakn jilbab, dan itu sama sekali tidak apa-apa,” ujarnya.

“Saya piker itulah keindahan mengenakan jilbab. Kamu tidak hanya bisa memutuskan bagaimana, di mana, dan kapan hatus berhijab. Saat ini banyak model hijab yang bisa dikenakan,” tambahnya.

Luangkan waktu untuk sang Ibu di tengah kesibukannya

Sosok ibu adalah segalanya bagi Aden. Ia yang merawat dan mendidiknya hingga sebesar ini. Dari sosok ibu, ia mengerti nilai-nilai agama yang dianutnya, identitasnya, serta mampu berkata tidak dan meninggalkan hal-hal yang tidak layak untuknya.

“Dalam Islam, nama Ibu disebutkan tiga kali lalu baru nama Ayah. Maka dari itu, kita harus menghormati dan berperilaku lembut pada keduanya,” ujar Aden saat mengunjungi Jakarta beberapa waktu lalu.

Di tengah kesibukannya, Aden selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi ibunya. Saling bercengkrama tanpa gangguan handphoe, email dan lain sebagainya. Aden kerap menceritakan pekerjaannya, meski sang Ibu tak paham betul mengenai industry fashionia tetap menjadi pendengar yang baik bagi Aden.

“Selama bulan Desember saya mengunjungi lima Negara dam dua minggu. Sehingga sulit mendapatkan waktu libur. Namun, saya tetap akan sabar untuk bisa pulang dan menghabiskan waktu bersama Ibu tanpa gangguan pekerjaan. Biasanya saya bercerita tentang pemotretan, [royek yang saya jalani, dan tentunya tentang fashion. Ibu tidak terlalu mengerti tentang fashion, namu ia tetap setia mendengarkannya. Ibu bangga pada saya,” tambahnya.

Selalu melibatkan Allah di setiap pekerjaan

Sebagai seorang muslim yang taat, Aden tidak pernah absen untuk melakukan ibadah, Ia mengaku kerap melibatkan Allah di setiap tawaran pekerjaan yang diambil olehnya. Menurutnya, tidak semua pekerjaan dapat dilakukannya dalam artian bbisa jadi pekerjaan yang ditawarkan olehnya adalah rezeki orang lain.

Saat ini, Aden tengah menjadi executive producer dari film I Am You. Film yang terinpirasi dari kisah hidup para pengungsi. Dalam projeknya kali ini disandingkan dengan filmmaker yang dulunya juga seorang pengungsi, Sonia Nassary.

And mengatakan, mereka hidup di tengah krisis pengungsi terbesar sejak Perang Dunia 2. Ia sangat peduli dengan kehidupan para pengungsi. Ia sangat berharap, orang-orang dapat melihat bahwa para pengungsi juga manusia, mereka berhak bahagia dan berhak mendapatkan hal-hal yang sama dalam hidup.

Cinta damai

Dalam lingkup pertemanan, Aden memiliki kepribadian yan menarik, ia mampu berteman baik dengan para model ternama seperti Gigi Hadid. Meskipun begitu, tak jarang ia mendapatkan kritikan hingga cemoohan dan membalasnya dengan senyuman dan presetasi gemilangnya.

Bagi Aden, menjadi seorang muslim berkulit hitam di Amerika tidaklah mudah. Meskpun begitu, ia tetap pada pendiriaanya dengan berlandaskan nilai-nilai kepercayaanya. Ia tidak membiarkan orang lain mampu mengubahnya serta merenggut kebahagiannya.

“Kamu harus bersikap baik dan lembut pada sesame, percaya diri dan bangga melihat dirimu sendiri di depan kaca. Jangan sia-siakan waktumu hanya untuk mengkhawatirkan penampilanmu. Penampilan hanya senilai dua persen, sisanya adalah bagaimana kamu bermanfaat untuk orang lain. Bagaimana kesan yang orang dapatkan tentangmu,”ucap Halimah Aden.

Leave a Comment