Putri Sampaghita, Sajikan Kesetaraan Lewat Kopi Bagi Teman Tuli

Putri Sampaghita Trisnawaty Santoso Putri Sampaghita Trisnawaty Santoso ( Foto: Muslimahdaily/Nur Khairani Balqis Afifah )

Muslimahdaily - Kopi kini sedang menjadi bisnis yang sangat berkembang di Indonesia. Para pebisnis mulai bersaing melihat peluang dan membuka kedai-kedai kopi, melihat permintaan masyarakat yang semakin tinggi. Nyatanya, bisnis ini juga diminati oleh seorang wanita Tuli dan kedua temannya. Mereka berhasil membuka kedai kopi dengan nuansa dan suasana yang baru.

Putri Sampaghita Trisnawaty Santoso, merupakan salah satu wanita pendiri Kopi Tuli (Koptul). Putri mengatakan bahwa Kopi Tuli merupakan sebuah jawaban dari kekecewaan ia dan kedua sahabatnya yang sulit dalam mencari pekerjaan karena memiliki keterbatasan dalam mendengar. Hal ini juga masih dirasakan oleh kebanyakan teman-teman tuli di Indonesia.

Berkat semangatnya yang tinggi, wanita berusia 28 tahun ini berani untuk membuka usaha kedai kopi sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi teman tuli. Oleh karena itu, jangan heran jika kamu berkunjung ke Kedai Kopi Tuli, maka semua pekerjanya adalah teman-teman tuli.

“Koptul pertama kali berdiri pada bulan Mei 2018 yang didirikan di Depok. Kemudian kami membuka cabang di daerah Duren Tiga," ujar Putri saat ditemui tim Muslimahdaily beberapa waktu lalu.

Seperti kebanyakan bisnis lainnya, Koptul juga mengalami kendala. Khususnya untuk memberikan pelatihan karena keterbatasan komunikasi. Namun Putri percaya bahwa koptul ini adalah solusinya, dengan memberdayakan teman tuli, ia dan pegawainya bisa mengadakan sosialisasi bahasa isyarat lewat transkasi jual beli dan pelatihan yang sesekali diadakan.

Seperti kita ketahui bahwa saat ini masih banyak teman-teman difabel khususnya teman tuli yang masih belum mendapatkan haknya dan masih dianggap sebelah mata. Lewat Koptul, Putri berprinsip untuk terus mensosialisasikan dan membangun kesadaran masyarakat mengenai bahasa isyarat.

Usaha dan semangat Putri dan kedua sahabatnya serta teman-teman tuli yang bekerja nampaknya terlihat sangat nyata. Para pengunjung kedai, terutama teman dengar mengakui bahwa lewat kedai ini teman tuli dan teman dengar bisa berkomunikasi dengan bebas.

Teman dengar dapat merasakan suasana yang berbeda, minum kopi sambil belajar bahasa isyarat. Hal ini juga menjadi penyebab tidak tersedianya wifi di kedai Koptul, agar pengunjung baik teman tuli dan teman dengar bisa saling bercengkrama.

Hal lain yang menarik dari Koptul adalah pemilihan nama menu. Putri dan kedua sahabatnya memilih nama-nama alam karena terinspirasi dengan pertemuan mereka yang dimulai dari alam. Penamaan ini juga disengaja agar terjadi komunikasi antara pembeli dan barista. Begitulah mereka terus mencoba menyebarkan bahasa isyarat.

Memiliki Slogan 3T (Talent, Tuli dan Terampil) Wanita muda yang memiliki semangat tinggi, Putri berharap agar Koptul menjadi salah satu wadah penyebaran bahasa isyarat dan memberdayakan teman tuli menjadi terampil dan bertalenta.

“Harapan saya kedepannya, masyarakat bisa lebih dekat dengan difabel dan untuk teman-teman difabel jangan menyerah, sukses untuk kita semua,” pungkas Putri.

Leave a Comment