Muslimahdaily - Umat muslim di seluruh dunia sedang bersuka cita dan bergembira merayakan hari raya Idul Adha. Namun hal ini begitu berbeda dengan keadaan yang sedang menimpa muslim etnis Rohingya di Myanmar. Kekerasan kembali terjadi dialami oleh Muslim Rohingya.
Menurut situs Aksi Cepat Tanggap ACT.Id mengatakan bahwa dari Jumat dini hari lalu (25/8), bentrokan hebat antara militer Myanmar dan gerilyawan Rohingya terjadi di bagian utara Maungdaw, Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Peristiwa tersebut menewaskan ratusan Muslim Rohingya dan puluhan anggota militer Myanmar.
Hingga sekarang, berbagai bentuk kekerasan terus dilakukan pada Muslim Rohingya di beberapa desa yang tersebar di Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung seperti tindakan pemukulan, pembunuhan, pemerkosaan, hingga pembakaran rumah dan lahan pertanian.
“Dari tindak kekejaman ini, banyak dari warga Rohingya memilih melarikan diri dari kediaman mereka. Beberapa dari mereka bersembunyi di hutan-hutan sambil berharap adanya pertolongan,” dikutip laman Act.id.
Untuk menyelamatkan dan melepaskan diri dari kekerasan, selain bersembunyi di hutan-hutan sekitar 18 ribu jiwa menyelamatkan diri ke Bangladesh. Namun sayang, negara tersebut menolak untuk membantu muslim Rohingya.
“Seluruh pengungsi kemudian ditangkap dan dipaksa untuk kembali ke Myanmar oleh penjaga perbatasan,” ujar Khaer kepada AFP dikutip laman CNNIndonesia.com.
Untuk mewujudkan tanda peduli kepada sesama muslim, Indonesia salah satunya dari gerakan Aksi Cepat Tanggap akan memberikan bantuan. Menurut Bambang Triyono selaku Direktur Global Humanity Response ACT bahwa Rohingya adalah etnis yang terbuang dan paling teraniaya kedua di dunia setelah bangsa Palestina.
“Mereka harus ditolong, setidaknya agar eksistensi mereka di muka bumi ini tidak hilang begitu saja,” ujarnya.
Adapun bantuan akan diberikan dalam bentuk bantuan pangan, bantuan shelter, dan pelayanan kesehatan.
“Bantuan pangan kali ini diprioritaskan untuk pengungsi baru yang eksodus akibat peristiwa Agustus ini. Bantuan tersebut akan didistribusikan secara langsung untuk membantu mereka bertahan hidup sebentar di tempat yang baru,” lanjut Bambang dikutip Act.id.
Seperti diketahui munculnya konflik ini, warga Rohingya tidak diakui kewarganegarannya dan dianggap sebagai imigran gelap di Myanmar.