Guru dan Murid Idap Komorbid, Bolehkah Sekolah Tatap Muka?

Ilustrasi sekolah tatap muka Ilustrasi sekolah tatap muka ( Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi )

Muslimahdaily - Sekolah yang direncanakan akan mulai memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada bulan Juli 2021, masih menjadi kekhawatiran bagi sejumlah orang tua murid. Terlebih lagi, bagi anak, guru, dan staff yang mengidap penyakit tertentu seperti penyakit komorbid, apakah tetap diperbolehkan melakukan PTM tersebut?

Melansir dari CNNIndonesia, menurut dr. Tuty dokter spesialis anak Rumah Sakit Primaya, keputusan mengizinkan anak kembali ke sekolah tergantung terhadap situasi COVID-19 di lingkungan yang terkait. Tak hanya itu saja, ia menambahkan kondisi kesehatan sang anak pun perlu dipertimbangkan.

“Bila ada masalah kesehatan yang membuat anak lebih rentan terhadap COVID-19 di sekolah, orang tua sebaiknya memilih pembelajaran jarak jauh dulu,” tutur Tuty dalam wawancara dengan sejumlah awak media.

Tuty menuturkan bahwa penyakit penyerta pada umumnya tidak ada bahkan belum muncul pada usia anak sekolah. Biasanya, komorbid didapati pada orang dewasa termasuk orangtua siswa. Maka dari itu, keputusan membuka sekolah tatap muka di masa pandemi corona membutuhkan keikutsertaan peran dari semua elemen pemangku kepentingan.

Orangtua dan masyarakat umum sudah semestinya mematuhi protokol kesehatan dimana pun dan kapan pun. Hal tersebut tentunya untuk mencegah penyebaran virus corona terkhusus pada anak-anak sekolah. Dikarenakan, anak-anak siswa bisa saja terpapar virus di rumah atau di perjalanan pergi maupun pulang sekolah.

Sementara itu, untuk guru dan staff sekolah yang alami penyakit komorbid, alangkah baiknya memastikan terlebih dahulu apakah gangguan kesehatan tersebut dalam kondisi terkendalikan dengan baik sebelum menjalani kegiatan di sekolah.

Berdasarkan beberapa penelitian mengenai COVID-19 serta penyakit komorbid, Tuty menerangkan bahwa orang tua berusia 60 tahun ke atas dan masyarakat yang mengidap penyakit komorbid lebih rentan terkena sakit parah dan kemungkinan meninggal ketika terinfeksi virus corona. Oleh karena itu, kebijakan dalam aturan pembukaan kembali sekolah harus mengarah pada data tersebut.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim menyebut pembelajaran tatap muka akan tetap digelar bulan Juli mendatang. Kebijakan pemberian vaksin yang diprioritaskan untuk para guru sekolah menjadi faktor penguat kembali dibukanya sekolah.

Namun, Nadim menegaskan kepada orangtua wali murid mempunyai hak mutlak untuk menentukan anaknya sudah bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah atau belum.

“Itu hak prerogatif orang tua untuk memilih anaknya mau belajar tatap muka atau belajar jarak jauh,” tutur Nadim.

Leave a Comment