1 Juta Anak di Afghanistan Bisa Meninggal Akibat Kurang Gizi

Ilustrasi Ilustrasi ( Foto : Republika.com )

Muslimahdaily - Badan Anak-Anak PBB mengatakan satu juta anak Afghanistan diperkirakan menderita kekurangan gizi akut sepanjang tahun 2021 dan bisa meninggal karena tidak ada penanganan medis.

Dilansir Dailysabah.com, dalam sebuah pernyataan, Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore mengatakan sekitar 10 juta anak di seluruh Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. 

"Kami mengantisipasi bahwa kebutuhan kemanusiaan anak-anak dan perempuan akan meningkat selama beberapa bulan mendatang di tengah kekeringan parah dan kelangkaan air yang diakibatkannya,” kata Fore.

Dia menyebutkan bahwa sekitar 4,2 juta anak di Afghanistan tidak bersekolah, termasuk lebih dari 2,2 juta anak perempuan.

Pernyataan itu juga mengatakan sekitar 435.000 anak-anak dan wanita di negara yang dilanda perang menjadi terlantar karena Taliban telah mengambil alih kekuasaan.

"Ini adalah kenyataan suram yang dihadapi anak-anak Afghanistan dan tetap demikian terlepas dari perkembangan politik yang sedang berlangsung dan perubahan dalam pemerintahan," kata Fore.

Badan PBB bertanggung jawab dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kepada anak-anak di seluruh dunia.

"Akses tepat waktu dan tak terbatas untuk menjangkau anak-anak yang membutuhkan di mana pun mereka berada.”

PBB mendesak Taliban untuk memastikan keamanan. Meskipun banyak orang takut akan pembalasan dan berbondong-bondong untuk melarikan diri dari negara itu, Taliban telah menjamin keamanan misi asing, organisasi internasional, dan lembaga bantuan.

"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami tidak akan membiarkan siapa pun melakukan apa pun terhadap Anda," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam konferensi pers pertama Taliban sejak mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus. 

Taliban berjanji bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

“Mereka akan bekerja dengan kami, bahu-membahu dengan kami. Jika komunitas internasional memiliki kekhawatiran, kami ingin meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada diskriminasi terhadap perempuan, katanya.

Leave a Comment