Seorang Guru dipolisikan, Karena lepas paksa jilbab Murid di New Jersey

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Sekolah dasar di Maplewood NJ, Sebuah kota kecil di Essex County, New Jersey. Sedang dalam penyelidikan tuduhan diskriminasi yang dilakukan oleh seorang guru yang melepas paksa jilbab siswanya.

Ibu korban, Cassandra Wyatt, mengatakan jika guru tersebut melepas paksa jilbab anaknya di kelas. Ia juga telah membiasakan anak-anaknya untuk menggunakan jilbab sejak usia dini.

Sampai pada saat, ia mendengar kesaksian dari salah satu putrinya, Sumayyah yang berusia 7 tahun. Putrinya mengatakan bahwa gurunya telah melepas paksa jilbabnya, “Ya bu, dia melepas jilbab saya. Dia menariknya, berkata ‘Kamu tidak bisa memakainya di sini,’ dan kemudian dia melepasnya.” Kata Wyatt dikutip dari CBS, Senin (11/10).

Menurut Wyatt, putrinya sempat menolak “Tidak, tidak ini jilbab saya,” kepada sang guru, namun gurunya tetap melepasnya dengan paksa lalu memperlihatkan rambut Sumayyah kepada seluruh orang di kelas, lalu mengatakan “Rambutmu bagus.” Sumayyah pun hanya bisa mengatakan terima kasih atas pujian tersebut dan memakai kembali jilbabnya.

Saat ini, penyelidikan sedang dilakukan. Bagian New Jersey dari Council on American-Islamic Relations (CAIR NJ), sebuah kelompok advokasi hak-hak sipil untuk Muslim, menyerukan pemecatan guru tersebut.

"Guru tidak hanya meletakkan tangannya di atasnya, melepas jilbabnya, dan ini, tentu saja, memalukan bagi setiap wanita Muslim untuk diekspos dengan cara ini, di depan umum," kata Selaedin Maksut, Direktur Eksekutif CAIR NJ.

Sementara pihak sekolah terkait mengatakan, "Terlepas dari hasil penyelidikan, kami berkomitmen untuk praktik restoratif untuk membantu siswa, staf, dan keluarga kami memproses kerusakan sosial-emosional yang dilakukan."

Wyatt mengatakan jika putrinya mengalami trauma dan sekarang tidak mau memakai jilbabnya lagi. "Pertama kali kami keluar, yaitu hari Kamis, dan dua kali dia melepas jilbabnya dan dia seperti, mengepalkannya," katanya.

CAIR NJ menginginkan pihak sekolah mengambil langkah lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini. “Melatih para guru dan pendidikan serta mengadopsi kurikulum bagi para siswa untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan Muslim,” kata Maksut.

Sampai kini, Sumayyah belum kembali ke sekolah sejak dugaan insiden itu. Pihak sekolah mengatakan bahwa anggota staf yang terlibat berhak atas proses yang semestinya sebelum tindakan apa pun diambil, dan bahwa masalah kepegawaian dan siswa dirahasiakan karena kewajiban hukum.

Leave a Comment