Muslimahdaily - Baru-baru ini, sebuah pondok pesantren di Ciamis menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, di pondok pesantren tersebut berlangsung kegiatan khitbah atau perjodohan secara massal. Kegiatan ini pun akhirnya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Dilansir dalam sebuah video tiktok dari akun (@MatahariMiftahulHuda), perjodohan tersebut melibatkan 5 pasang santri yang akan melangsungkan perjodohan. Proses khitbah ini juga dipimpin oleh seorang kyai dan disaksikan oleh keluarga santri yang melakukan perjodohan.
Proses khitbah ini sendiri merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap setahun sekali di Pondok Pesantren Miftahul Huda II Bayasari. Dilansir dari laman detikJabar, pimpinan Pesantren Miftahul Huda II Bayasari, KH Nonop Hanafi mengungkapkan kebenaran dari tradisi khitbah di pondok pesantren tersebut.
"Agenda rutin pernikahan massal. Kemarin dimulai dengan khitbah secara massal juga," kata KH Nonop Hanafi (8/11/23).
Perihal perizinan, pihak pondok pesantren sudah meminta izin kepada orang tua santri perihal kegiatan khitbah ini. perizinan ini dilakukan secara langsung dengan mengundang orang tua santri ke pesantren. Jadi tidak ada unsur keterpaksaan dalam prosesi khitbah ini.
Menanggapi komentar pro dan kontra yang dilontarkan netizen perihal kegiatan khitbah ini, KH Nonop Hanafi mengungkapkan bahwa kegiatan khitbah ini dilakukan semata-mata untuk syiar dan memudahkan biaya nikah santri.
"Di pesantren itu ada istilah KTP artinya kawin tanpa pacaran. Digelar di pondok itu lebih memudahkan. Kalau harus dihadirkan oleh kiai di tempat yang jauh kan berabe, pengaturan waktu sulit. Juga meringankan biaya. Kalau di rumah masing-masing itu dobel-dobel. Dihadiri dalam satu waktu, dihadiri juga ribuan santri dan semua dewan kiai," ujar KH Nonop Hanafi selaku pimpinan di Pondok Pesantren Miftahul Huda II Bayasari.