Mantan Pemimpin Gerakan Anti Islam Minta Maaf Kepada Muslim

Muslimahdaily - Setelah berbulan-bulan melakukan protes anti-muslim di Jerman, mantan pemimpin gerakan anti-islam Pegida meminta maaf kepada muslim karena telah menyebarkan kebencian terhadap muslim di seluruh Eropa.

“Untuk Anda yang masih bergabung di Pegida harus paham bahwa hal yang saat ini masih anda lakukan adalah salah” kata Kathrin Oertel yang pernah menjadi pemimpin gerakan Pegida di Jerman yang memiliki ratusan ribu pendukung, dalam sebuah pesan video yang dikutip oleh Washington Post.

“Para pencari suaka dijadikan kambing hitam atas permasalahan yang terjadi di Jerman dan seluruh Eropa. Meski demikian, mereka bukanlah akar dari masalah-masalah kita” tambahnya sebelum menyatakan permintaan maafnya kepada para imigran muslim yang selama di Pegida selalu dihujatnya.

“Saya ingin meminta maaf kepada semua imigran dan semua muslim diantara mereka yang sebenarnya hidup damai dan berbaur dengan warga Jerman dan menghormati kebudayaan dan juga hukum Jerman. Mereka adalah kaum mayoritas dan orang Jerman melupakan hal tersebut” tambahnya.

Gerakan anti-Islam Pegida kehilangan ‘taringnya’ pada awal Januari lalu setelah ditinggal oleh pemimpin keduanya setelah Kathrin Oertel mengundurkan diri secara mendadak seminggu sebelumnya. Oertel, 37 tahun dan ibu dari tiga orang anak menjadi pemimpin Pegida setelah pendiri gerakan ini Lutz Bachmann mengundurkan diri karena dianggap bergaya seperti Hitler.

“Saya merasa turut bertanggung jawab atas kebencian yang kami sebarkan. Saya ingin meminta maaf dan hal yang bisa saya lakukan untuk menebusnya adalah berusaha untuk menyelesaikan salah paham ini” kata Oertel dalam sebuah pernyataan.

Sejak Oktober 2014, kelompok Patriotic Europeans Against the Islamization of the Occident atau disingkat PEGIDA telah melakukan banyak aksi unjuk rasa di setiap minggunya untuk mengusir imigran dan muslim dari Jerman. Pada 12 Januari 2015 lalu, Pegida berhasil mengumpulkan massa sebanyak 25.000 orang untuk berunjuk rasa di Dresden. 

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier telah memperingatkan bahwa ‘slogan dan plakat rasis Pegida’ telah menodai image Jerman di dunia internasional. Salah satu slogan yang dipakai Pegida ‘lying press’ dinilai sebagai tindakan meniru era kekuasaan Nazi yang digunakan oleh Adolf Hitler di tahun 1922. 

Kanselir Jerman, Angela Merkel menunjukkan dukungannya kepada komunitas muslim di negaranya dengan menentang aksi Pegida. Pada akhir Desember lalu, dalam sebuah pidatonya Merkel meminta masyarakat Jerman untuk membantu para imigran dan menganjurkan untuk menghentikan tindakan anti-islam yang penuh kebencian di negara tersebut.

 

Last modified on Senin, 15 Jun 2015 01:23

Leave a Comment