Mengawal Sidang Ahok, Kisah Warga Sumbawa Ini Begitu Mengharukan

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Banyak hikmah yang bisa dipetik dari acara Dzikir dan Tausiyah Nasional 112, Sabtu (11/2) kemarin. Salah satunya, kisah yang datang dari warga Sumbawa, Nusa Tenggara Barat berikut ini. Sebuah kisah perjuangan dan pengorbanan demi agama yang diyakini, demi kitabullah yang dicintai, dan berharap penista agama dapat diadili.

Air mata jatuh begitu mendengar kisah Lina (35 tahun) asal Sumbawa. Ia datang bersama suami dari kotanya menuju Jakarta dengan bekal seadanya namun tekad luar biasa. Ke ibu kota, keduanya tak hanya ingin turut serta acara Tausiyah Nasional melainkan juga ingin mengawal sidang Ahok yang berlangsung hari ini, Senin (13/2). Bahkan mereka juga terdaftar sebagai pengawas pilkada DKI pada Rabu (15/2) esok lusa.

Kisah menantang Lina dan sang suami telah bermula sejak masih berada di Sumbawa. Dari rumah, mereka mengendarai sebuah sepeda motor menuju Bandara Muhammad Kharuddin III. Namun ternyata di tengah perjalanan, ban motor mereka kempes. Keduanya begitu was-was, takut rencana ke Jakarta akan gagal. Apalagi tak ada satu pun bengkel ditemui di sepanjang perjalanan.

Sembari berdoa kepada Allah, suami istri tersebut terpaksa terus menaiki motor dengan ban yang kempes. Doa mereka terijabah, ban motor baru meledak tepat di depan bandara. Rencana mereka ke Jakarta dapat terus dilanjutkan. Sementara motor dititipkan di parkir bandara.

Terbanglah keduanya ke ibu kota dengan menggunakan pesawat. Ongkos transportasi dan akomodasi pastilah dari tabungan mereka sendiri. Selama beberapa menit hingga tiba di Bandara Soekarno Hatta, keduanya terus berdzikir untuk kedamaian dan keselamatan Indonesia, khususnya Jakarta.

Setiba di ibu kota, mereka segera bertolak ke Masjid Istiqlal dan bergabung dengan ratusan ribu muslimin yang menghadiri 112. Hingga menjelang siang, perut terasa lapar. Dalam upaya mengirit ongkos, Lina hanya membeli gorengan 10 ribu rupiah. Gorengan itu kemudian dimakan berdua bersama suaminya sebagai menu makan siang. Kenyang? tentu tidak. Namun semangat keduanya tak meredup barang sedetik.

Saat ditanya alasan bersusah payah ke Jakarta, Lina menjawab ingin membela iman dan Islam. Sepenuhnya panggilan hati, demikian alasan sederhana yang membuat Lina bersama suami nekat ke Jakarta dengan segala pengorbanannya.

“Karena panggilan hati. Saya tidak percaya berita di televisi saat aksi 411 ketika ulama dan saudara kita disemprot gas air mata. Inilah yang membuat hati saya tergerak. Bukan atas nama warga Jakarta atau Indonesia, tapi atas nama Islam dan Iman, saya melangkahkan kaki ke Jakarta,” ujarnya kepada muslimahdaily.com.

Lina merupakan lulusan 212. Ia bersama suami mengikuti aksi 212 pada Desember lalu dengan berbekal uang sekitar 2 juta rupiah. Absen di aksi 411, keduanya pun bertekad bulat menghadiri acara 212 kemarin. Tekad mereka terlaksana. Namun kocek yang dikeluarkan akan sangat membengkak mengingat keduanya tak langsung pulang ke Sumbawa seusai acara zikir dan tausiyah tersebut.

Lagi-lagi dengan semangat berapi, Lina menyampaikan rencananya untuk turut serta memantau sidang Ahok dalam kasus penistaan agama. Ia dan suami pun hadir di pengadilan pada Senin (13/2).

Lina dan suami baru akan pulang ke Sumbawa seusai pilkada DKI berlangsung. Suatu hal yang luar biasa ketika seorang warga Sumbawa turut peduli pada nasib ibu kota. Alasannya pun bukan karena politik, melainkan karena ingin mengusut tuntas pelaku penista agama. Mereka tak rela jika musuh agama berkeliaran tanpa dihukum, bahkan menjabat sebagai pemimpin.

Last modified on Kamis, 16 Februari 2017 02:06

Leave a Comment