×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12351

Menghormati Teman Orang Tua juga Termasuk Sikap Bakti

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Berbakti kepada orang tua, terutama jika mereka telah tiada, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menghormati teman keduanya. Menyambung silaturrahim, menghormati, serta berbuat baik kepada teman ayah dan ibu juga termasuk sikap berbakti.

Ada beberapa kisah teladan dari generasi awal umat Islam tentang perkara ini. Salah satunya datang dari Ubadah Az Zurqi. Suatu hari ia tengah duduk di Masjid Nabawi bersama Amr bin Utsman. Keduanya duduk-duduk sambil berbincang.

Lalu lewatlah Abdullah bin Salam yang telah sepuh dan sulit dalam berjalan. Ia berjalan sambil bersandar pada keponakannya. Keduanya melintasi Ubadah dan Amr yang tengah duduk-duduk. Amr mengenal mereka, bahkan sangat mengenalnya. Mengingat Abdullah bin Salam merupakan shahabat ayahnya. Namun Amr hanya diam saja saat melihatnya.

Setelah berlalu, entah Abdullah entah keponakannya, berbalik kembali ke arah Amr bin Utsman. Ia kemudian berkata kepada Amr, “Terserah kamu wahai Amr bin Utsman... Terserah kau wahai Amr bin Utsman...”

Dengan penuh iba, ia pun melanjutkan, “Terserah kau wahai Amr bin Utsman... Demi yang mengutus Muhammad dengan kebenaran yang ada dalam kitab-Nya. Demi yang mengutus Muhammad dengan kebenaran yang ada dalam kitab-Nya. Janganlah kau putuskan orang yang mempunyai hubungan dengan ayahmu, karena jika demikian niscaya Allah akan memutuskan cahaya-Nya untukmu.”

Kisah lain yang lebih terkenal diriwayatkan dari Ibnu Umar. Dalam sebuah perjalanan, ia bertemu dengan seorang Arab Badui yang mana ayah si Badui ini dahulu adalah teman Umar bin Al Khaththab. Ketika melihat Ibnu Umar, si Arab Badui berkata,

“Bukankah kamu itu anaknya Umar?”

Ibnu Umar pun menjawab, “Benar.” Abdullah bin Umar pun kemudian meminta si Arab Badui untuk naik ke keledainya. Ia bahkan melepaskan sorbannya alu memberikannya pada si Badui, putra dari teman ayahnya. Arab Badui itu pun begitu senang dan berlalu pergi.

Seseorang terkejut melihat apa yang dilakukan Ibnu Umar. Ia berkata, “Cukuplah jika kau memberinya dua dirham.”

Namun Ibnu Umar menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda, ‘Jagalah (teman) yang dicintai ayahmu dan janganlah engkau memutuskan (hubungan), karena jika demikian niscaya Allah memadamkan cahaya(Nya) untukmu,’.”

Kedua kisah di atas dijabarkan dari hadits-hadits dalam kitab Al Adab Al Mufrad karya Imam Al Bukhari, yakni hadits ke-40 tentang kisah Ibnu Umar dan berbuat baik kepada teman ayah, serta hadits ke-42 tentang Amr bin Utsman dalam bab jangan memutuskan orang yang menyambung hubungan dengan ayahmu.

Sebagian ulama hadits, termasuk Syekh Al Albani mendhaifkan kedua hadits tersebut. Namun terdapat sebuah hadits shahih dari Rasulullah tentang perintah berbuat baik terhadap teman orang tua.

Yakni hadits dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya yang terbaik dari perbuatan baik adalah orang yang menyambung persahabatan dengan (teman) yang dicintai ayahnya.” (HR. Muslim dan At Tirmidzi).

Terdapat pula sebuah hadits yang menyebutkan bahwasanya cinta dapat terjadi secara turun temurun. Artinya, cinta seseorang pada temannya dapat diturunkan pada anaknya. Dengan demikian, seorang anak hendaknya mencintai pula shahabat orang tuanya.

Hadits tersebut datang dari Abu Bakr bin Hazm, dari salah seorang shahabat nabi, ia berkata, “Cukuplah bagimu sabda Rasulullah, ‘Bahwasanya cinta itu turun temurun’,” (HR. Ath Thabrani dan Al Hakim. Lihat Al Adabul Mufrad hadits no.43).

Setelah ini, kenali sahabat-sahabat ayah dan ibu, lalu jalinlah silaturrahim dengan mereka. Berbuat baiklah kepada mereka dan harapkanlah pahala berbakti kepada ayah dan ibu karena telah menjalin kekerabatan dengan sahabat mereka. Selain itu, orang tua pastilah sangat bahagia jika melihat anaknya menjalin hubungan yang baik dengan sahabat yang dicintai keduanya.

Last modified on Senin, 17 Desember 2018 06:11

Leave a Comment