Balasan Berupa Intan bagi Anak yang Merawat Ayahnya

Ilustrasi Ilustrasi ( Foto: Google )

Muslimahdaily - Salah satu bakti anak kepada orangtua adalah dengan merawat keduanya di usia senja. Hal ini tentu bukanlah hal mudah, mengingat kesibukan sang anak dengan pekerjaan dan keluarnya sendiri. Terlebih sikap orang tua yang sulit diatur dapat menjadi beban bagi anak sendiri.

Namun, di balik kesulitan-kesulitan merawat orangtua, Allah menjanjikan balasan luar biasa bagi mereka yang dengan tekun dan ikhlas merawat orangtuanya. Tak main-main, ganjaran tersebut ialah pintu surga yang paling baik.

Rasulullah bersabda, “Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaga.” (HR. Tirmidzi).

Beragam kisah telah menjelaskan betapa banyak hikmah yang didapat dari merawat orangtua. Tak perlu menunggu balasan di akhirat, sebagian dari mereka bahkan telah mendapat balasannya di dunia. Kisah dari Ma’mat salah satunya.

Dikisahkan dari Ibnu Thawus, kala itu hiduplah seorang dari Bani Israil dengan empat orang anak. Suatu ketika dia jatuh sakit. Kemudian berundingkan anak-anaknya untuk menentukan siapa yang akan merawat orangtua mereka.

Salah satu dari mereka berkata, “Kalian mau merawat ayah, padahal kalian tidak akan mendapatkan warisan dari ayah?”

Ketiga saudara lainnya tak menjawab, hingga ia sendiri yang menjawab akan merawat sang ayah.

Si anak tersebut merawat sang ayah hingga meninggal, kemudian menguburnya. Ia pun tak mendapat harta warisan seperti katanya sendiri.

Suatu saat, si anak bermimpi didatangi seorang miskin. Agak sombong, si miskin berkata, “Datanglah ke tempat fulan, lalu galilah. Niscaya kamu akan menemukan seratus dinar uang. Setelah itu kembali!”

Tak lantas percaya, ia bertanya, “Apakah uang tersebut berkah?”

Si miskin menjawab, “Tidak.”

Paginya, ia menceritakan perihal mimpi tadi kepada istrinya. Sang istri lantas menjawab, “Pergi dan ambil saja uang itu. Akan jadi berkah bila digunakan untuk membeli pakaian dan belanja kebutuhan kita.”

Namun, ia tak menuruti perkataan istrinya dan menjawab, “Aku tidak mau mengambil sesuatu yang tidak berkah.”

Malam selanjutnya ia mendapati mimpi yang sama. Namun kali ini si miskin berkata untuk mengambil satu dinar.

“Datanglah ke tempat fulan dan ambilah satu dinar,” kata si miskin.

Si anak pun menjawab dengan perkataan yang sama, “Apakah uang tersebut berkah?”

Si miskin menjawab, “Kali ini berkah.”

Mendengar jawaban yang berbeda, si anak pun lantas berkata akan mengambilnya.

Saat pagi tiba, ia pergi ke tempat yang telah diberitahukan oleh si miskin dan menemukan uang satu dinar. Kemudian ia mengambil uang tersebut dan pergi.

Saat perjalanan pulang, ia bertemu dengan penjual ikan yang membawa dua ekor ikan. Pikirnya mungkin ikan akan membuat keluarganya sedikit berbahagia. Oleh karena itu, ia pun menawar ikan tersebut, “Berapa harganya?”

Penjual ikan menjawab, “Satu dinar.”

Merasa cocok, akhirnya ia membeli dan membawa pulang dua ikan ke rumah. Tak disangka, sebuah intan muncul di perut kedua ikan saat sang istri membelahnya. Betap kaget dan senangnya mereka menemukan intan yang tiada tara harganya pada masa itu.

Berita mengenai intan tersebut sampai ke telinga raja. Raja tersebut meminta pemilik intan untuk datang karena hendak membelinya.

Setelah sampai di istana raja, ia pun ditanyai berapa harga untuk intan yang dimilikinya.

Si anak menjawab, “Emas tidak boleh kurang dari tiga puluh angkutan kuda untuk satu intan.”

Merasa terpukau dengan keindahan intan tersebut, raja tak ragu-ragu menyetujui penawaran yang diajukan.

“Saya siap membelinya,” kata raja mantap sebelum memerintahkan pengawalnya untuk menyiapkan 30 angkutan kuda berisi emas.

Akhirnya ia pulang dengan membawa 60 angkutan kuda berisi emas.

Sungguh janji Allah yang tak pernah ingkar. Bahkan sebelum mencapai akhirat, si anak telah mendapat ganjaran karena dengan tulus merawat ayahnya hingga akhir hayat. Wallahu’alam.

Leave a Comment