×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12351

Kisah Fadhalah, Kebencian yang menjadi Cinta

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam memiliki akhlak yang mulia dan menjadi suri tauladan bagi umatnya. Ia tidak pernah membenci atau berperilaku jahat kepada siapapun, bahkan kepada orang yang selalu bersikap arogan dan menyakitinya.

Beliau tidak pernah berhenti untuk selalu melakukan hal kebaikan. Banyak kisah terdahulu yang menceritakan bagaimana ia diperlakukan tidak baik dengan orang yang membencinya. Bahkan tak sedikit pula di antara mereka berniat ingin membunuhnya.

Sebelum Fathu Makkah, Fadhalah bin Umair, pernah mengatakan, "Demi Allah, tidak ada seorang yang lebih aku benci daripada Muhammad."

Kebencian Fadhallah bertambah, ketika melihat Rasulullah menaklukkan Makkah dan menghancurkan berhal-berhala yang ada di sana. Ia berniat ingin membunuh Rasulullah saat beliau melaksanakan thawaf di Baitullah tepat pada hari pemebebasan Makkah. Saat Fadhalah mendekatinya, Rasulullah berkata, “Apakah betul engkau Fadhallah?”

Fadhalah pun menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, akulah Fadhalah." Beliau pun kembali menanyakan apa yang saat itu Fadhalah katakan pada dirinya. Fadhalah menjawab dengan kebohongannya, ia berkata tidak mengatakan apa pun selain berdzikir kepada Allah Subhanallah wa ta’ala.

Mendengar jawaban tersebut, Rasul pun tertawa dan berkata kepadanya untul segera memohon ampun dan beratubat kepada Allah. Rasulullah meletakkan tangannya di dada Fadhalah bin Umair hingga ia merasa tenang.

Fadhalah pun tersentuh akan sikap dan perilaku Rasul kepadanya saat itu. Kemudian ia pun mengatakan, “Demi Allah sebelum Rasulullah mengangkat tangannya dari dadaku, tiba-tiba tidak ada orang yang aku lebih cintai melebihi dirinya.”

Allah menyeru kepada hamba-Nya untuk selalu menolak keburukan degan sesuatu yang lebih baik, dan Allah akan mendirikan derajat nereka yang berperilaku seperti itu.

Saat kita membalas keburukan dengan cara yang baik, mereka yang telah menyakiti kita akan merasa dengan apa yang telah dilakukannya tersebut. Dengan begitu, mereka berusaha untuk berperilaku baik pula kepadamu dan tidak mengulangi kesalahannya tersebut.

 

Sumber: Buku Kisah-Kisah Sahabat dan Orang-Orang Salih

Last modified on Senin, 02 Desember 2019 23:12

Leave a Comment