×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12341

4 Kisah Cinta Romantis, Terbaper Sepanjang Masa

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Jagat dunia maya, beberapa waktu lalu tengah ramai perbincangan kisah cinta paling romantis yang berhasil membuat netizen baper. Mulai dari kisah cinta Nabi Muhammad dan Siti Khadijah, Sayyidana Ali dan Fatimah Az-Zahrah, hingga kisah cinta monyet ala Dilan dan Milea, tersebar lewat media sosial Twitter.

Nah berikut ini Muslimahdaily rangkum empat kisah cinta paling romantis yang pastinya bikin kamu baper.

1.Ibunda Siti Khadijah, Mendampingi Rasulullah Dalam Segala Kondisi

Khadijah binti Khuwailid, rasanya cukuplah salam dari malaikat Jibril kepadanya, menjadi bukti betapa istemewanya sang Ummul Mukmin.

“Sampaikanlah salam untuknya (Khadijah) dari Rabbnya dan dariku, dan berilah kabar gembira kepadanya dengan rumah (istana) di surga dari  mutiara besar yang berongga, yang tidak ada kegaduhan di dalamnya dan tidak ada perasaan capek.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

Khadijah merupakan wanita pertama yang memeluk Islam. Hatinya selalu terbuka pada kebenaran. Ia tak akan menolak ajaran seseorang yang selalu dikenalnya, ia tak pernah berdusta.

Ia segera menerima kebenaran begitu mendapatinya, tanpa banyak bertanya, tanpa keraguan sedikit pun. Ia merupakan wanita terpandang, tetapi ia tak segan merendahkan diri di hadapan Allah, Sang Pencipta.

Khadijah sangatlah kaya raya. Ia merupakan salah satu pengusaha wanita paling sukses di Kota Makkah. Namun, begitu memeluk Islam, ia rela meninggalkan segala kenyamanan hidupnya.

Demi menyokong dakwah, ia rela merelakan semua hartanya. Ia kemudian hidup dalam keterbatasan harta bersama Rasulullah, tetapi tak pernah sekalipun lisannya mengeluh.

2.Mencintai dalam diam, Ali dan Fatimah

Fathimah Az-Zahra merupakan putri kesayangan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam. Ia adalah putrinya yang sangat cantik, cerdas, dan juga sopan. Fathimah dikenal sangat dekat dengan ayahnya. Setiap kali Sang Nabi pulang ke rumah, Fathimah dengan riang menyapa dan memeluknya. Begitu juga sebaliknya, Rasul begitu menyayangi putri dari istri setianya, Khadijah. 

Fathimah dikisahkan menjadi wanita shalihah yang diidam-idamkan para sahabat Nabi. Sejumlah sahabat terdekat Nabi pernah melamar Fathimah, namun sayang, putri cantik itu menolaknya.

Fathimah ternyata diam – diam menunggu seorang pria yang menjadi pujaan hatinya. Fathimah, menyukai pemuda tampan, shalih nan cerdas, Ali bin Abi Thalib. Berulang kali mendapat lamaran dari pria lain, Fathimah meyakini suatu hari nanti Ali akan melamarnya, dan ia pun menantikannya.

Kesetiaan dan kecintaannya pada Rasul pun begitu mendalam, sampai ia ikhlas merasakan patah hati karena beberapa kali mengetahui pria lain melamar Fathimah. Mengapa demikian? Ali ternyata sudah lama menyukai putri Nabi itu, akan tetapi belum berani melamar karena ia adalah pria miskin. Ali masih tidak percaya diri dan merasa belum pantas meminang Fathimah karena tidak ada biaya untuk membeli mas kawinnya.

Ali Bin Abi Thalib pun berusaha keras untuk bekerja dan mengumpulkan biaya agar layak bersanding dengan Fathimah. Namun, bukan tanpa rintangan, karena Ali beberapa kali mengalami patah hati saat ia tahu pria lain melamar pujaan hatinya. 

Pria-pria tersebut bukanlah pria sembarangan. Abu Bakar dan Umar pun mendapat penolakan.

Sampai akhirnya Ali memberanikan melamar Fatimah, dan lamaranya diterima oleh Rasulullah.

3.Kisah Romantisme Adam dan Hawa, Pertama di Jagat Raya

Bermula ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi. Konon kisahnya, Adam dan Hawa diturunkan secara terpisah dan berjauhan. Adam di bagian barat dunia, tepatnya di tanah Arab, sementara Hawa di bagian timur dunia, atau di sekitar wilayah hindustan. Keduanya begitu berduka karena berpisah dengan orang terkasih sekaligus satu-satunya teman sehidup seperjuangan.

Adam mencari Hawa, pun Hawa mencari Adam. Keduanya menjelajahi bumi seorang diri, tak ada manusia lain di bumi yang luas ini. Betapa pilu dan sedih keduanya. Tempat asal mereka adalah surga yang indahnya tak terkira dan fasilitasnya luar biasa nyaman. Maka betapa terkejutlah mereka ketika mendapati bumi yang hanya dipenuhi kesulitan dan kesedihan.

Makin berlipatlah kesedihan itu ketika tak menjumpai satu-satunya teman, satu-satunya pasangan. Adam dan Hawa berlarian saling mencari, di tempat yang sangat asing. Hingga akhirnya, Malaikat membantu mereka bertemu. Di Jabal Ar Rahmahlah kebahagiaan pertemuan itu berlangsung, dengan haru biru, dengan kebahagiaan yang tak terkira perihnya.

4.Mencintai Sampai Mati dan Gila, Kisah Laila Majnun

Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yang bernama Qais. Ia anak tunggal dari seorang kepala suku yang terkemuka. Qais tampan, gagah dan dicintai semua orang. Ia juga memiliki segudang keterampilan, tetapi hanya syair yang paling ia gemari.

Setelah cukup umur, Qais menempuh pendidikan di sekolah yang paling prestisius di zamannya. Hanya mereka dari keluarga terpandang yang dapat bersekolah di sana, termasuk sang putri dari kepala suku tetangga, Laila. Cantik jelita, ramah mempesona. Banyak yang melamarnya, tapi hanya pulang dengan tangan hampa.

Takdir telah ditetapkan, Qais dan Laila ternyata teman sekelas. Mereka langsung saling mencinta sejak pandangan pertama. Percikan cinta berubah menjadi gelora membara, membuat sekolah yang mulanya tempat belajar menjadi jumpa sang kekasih.

Masyarakat menggunjing, perihal Qais dan Laila yang semakin menjadi-jadi. Dunia seakan milik berdua, menafikan segala eksistensi lain di sekitarnya. Orang tua Laila yang malu, menarik anaknya dari sekolah, menyisakan Qais yang hampa tanpa belahan jiwa. Ia menggila, meninggalkan rumah dan sekolah demi mencari sang pelita. Syair-syair mengiringi rasa rindu dan gundah, membuat orang-orang di sekitar berpikir, “Qais sudah gila (Majnun)!”

Namun nasib malang diterima Qais, Laila sang pujaan hati dilamar oleh seorang bangsawan. Walaupun Laila menolak tetapi orangtuanya tetap memaksa, dan akhirnya terjadilah pernikahan itu.

Qais yang tahu kabar pernikahan sang pujaan hati, seketika hancur perasaanya dan ia memutuskan mengasingkan diri hidup di alam lepas.

Laila yang sudah menikah pun tak pernah merasa Bahagia, walaupun sang suami sudah melakukan beragam macam cara ia tetap mencintai Qais dan terjebak dalam kerinduan yang amat besar.

Saking beratnya rasa rindu kepada Qais, membuat Laila jatuh sakit dan meninggal dalam kondisi menanti sang pujaan hati.

Berita duka kematian Laila sampai ke telinga Qais, Betapa sedih hatinya, mengetahui kekasihnya sudah pergi mendahuluinya, sampai-sampai ia pingsan tak sadarkan diri selama berhari-hari. Setelah siuman, ia langsung bergegas menuju kuburan Laila. Di tengah perjalanan, karena lelah yang tak terkira, ia terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Dengan susah payah, ia menyeret tubuhnya tanpa henti sampai di tanah tempat Laila kekasihnya dikuburkan.

Demi menawar rindu, ia menempelkan kepalanya di atas tanah kubur Laila dan kembali tak sadarkan diri. Di saat itulah, malaikat maut menjemput ruhnya dan membawanya ke langit. Jasad Majnun ditemukan kurang dari setahun setelah kematian Laila.

Kerabat yang menemukan jasad Majnun dapat segera mengenali karena keadaan tubuhnya yang sama sekali tidak membusuk, seolah baru meninggal kemarin. Ia pun dikuburkan di samping Laila. Kini, dua insan yang sejak bertahun-tahun lamanya terpisah oleh takdir, akhirnya berjumpa lagi di kehidupan yang selanjutnya.

Nah sahabat Muslimah, itulah empat kisah cinta yang pastinya bikin hati terenyuh dan penuh hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran, cinta itu pada hakikatnya membuat manusia lebih dekat kepada Allah.

Ibnu Qoyyim Al-Juaziyah menggambarkan rasa cinta kepada Allah bagaikan pohon dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah mengenal nama dan sifat Allah, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadap-Nya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya Dan penyiramnya adalah dzikir kepadaNya. Kapanpun jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).

Last modified on Kamis, 05 Desember 2019 08:42

Leave a Comment