Ummu Salamah Sang Wanita Mulia, Cerdas dan Cantik Jelita dalam Hidup Rasulullah

Ilustrasi Ilustrasi (foto : Balqis/Muslimahdaily.com)

Muslimahdaily - Hindun binti Abu Umayyah bin Mughiroh bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah bin Al-Makhzumiyah atau yang biasa dikenal dengan kunyah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Sebelum menikah dengan Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam, ia menikah dengan Abu Salamah Abdul Asad Al-Makhzumi radhiyallahu ‘anhu, saudara sepupu Rasulullah seseorang yang taat dan shalih.

Ummu Salamah dan Abu Sulamah merupakan bagian dari orang-orang yang pertama-tama masuk Islam. Pada pernikannya, Allah Subhanahu wa ta’ala menganugrahkan keduanya 4 orang anak yakni Umar, Salamah, Zainab dan Durrah. Ummu Salamah sangat telaten dalam mengurus keempat anaknya. Kepribadian Ummu Salamah yang terdidik dari orang-orang terpandai dan keluarga yang dermawan menurunkan sifatnya, sehingga ia senantiasa memberikan sebagian rezekinya kepada yang membutuhkan dan sangat menyayangi orang-orang di sekelilingnya, bahkan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya senantiasa ia aplikasikan dengan segera dan diajarkannya kepada anak-anaknya untuk semakin menambah kecintaan pada Rabb dan Rasulnya.

Tatkala ketika Hijrah ke Madinah, Ummu Salamah turut serta bersama suaminya dan anaknya. Salamah yang kala itu masih dalam gendongannya, namun di tengah perjalanan, ia dihadang dan dipisahkan dengan anak dan suaminya oleh Bani Mughirah (keluarga Ummu Salamah), mengetahui perlakuan itu Abdul Asad (keluarga Abu Salamah) merebut anaknya yakni Salamah dari Bani Mughirah.

Hampir setahun ia menahan derita perpisah dengan suami dan anaknya, air matanya senantiasa mengalir di pipinya, salah seorang sepupunya dari Bani Mughirah melihatnya dengan iba dan melepaskan kepergiannya menyusul Abu Salamah ke Madinah, lalu Abdul Asad pun menyerahkan anaknya untuk turut serta ke Madinah. Perjalanan yang ia tempuh sangatlah panjang, hanya berdua dengan anaknya yang masih dalam gendongan. Dalam perjalanan Ia bertemu dengan Utsman bin Thalhal radhiyallahu ‘anhu, Utsman pun mengantarkan keduanya menuju Madinah.

Kembali bersama keluarganya secara utuh menjadikan hidupnya penuh dengan kebahagiaan, kecintaan pada Allah dan Rasulnya semakin mendalam terlebih ibadah di Madinah dengan aman dan nyaman. Ummu Salamah pun menjadi sosok yang senantiasa menyemangati suaminya dalam berjihad, Abu Salamah mengikuti jihad bersama Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam dalam perang Badar, Uhud dan beberapa yang lainnya. dalam perang Uhud, Lemparan panah mengenai tanganya, darah Abu Salamah menembus bumi Uhud dan menjadi saksi jihadnya.

Ummu Salamah sangat sabar dalam merawat luka suaminya hingga sembuh. Beberapa bulan kemudian, luka atas panah itu membekas dan membawanya kembali pada sang Pencipta, Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebelum meninggal, Abu Salamah berpesan kapada istrinya bahwa jika dirinya lebih dulu menghadap Allah, maka Ummu Salamah boleh menikah lagi dengan seseorang yang lebih baik dari Abu Salamah, tentu hal ini menjadi cukup sulit karena sosok Abu Salamah sangat taat kepada Allah dan Rasulnya, sedang jika ia seorang diri, ia merasakan ketidaksanggupannya karena ia berada di negeri asing dan masih memiliki anak-anak yang masih balita, seperti Zainab.

Sepeninggalan suaminya, Umar bin Abu Salamah mengatakan bahwa ibunya dipinang oleh Abu Bakar dan Umar, namun pinangan keduanya ditolak hingga datanglah utusan Rasulullah yang menyampaikan pinangan Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam atas dirinya, dan Ummu Salamah pun menerima pinangan tersebut.

Ummu Salamah menjadi bagian dari Ummul Mukminin, ia sangat berbakti pada Rasulullah dan menunaikan perannya dengan baik. Bahkan Ummu Salamah yang memiliki kecerdasan menjadi salah satu orang yang berperan penting dalam perjanjian Hudaibiyah. Tatkala para sahabat nyaris durhaka kepada Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam atas ketidakpahaman mereka dengan sikap Rasulullah yang menyetujui isi perjanjian yang berisikan bahwa jika ada orang musyrik datang kepada Rasulullah dan hendak mengikuti ajarannya, maka Rasulullah harus menolaknya dan mengembalikan pada kaum musryik, sedang jika ada muslim yang hendak bergabung dengan kaum musyrik maka kaum musyrik boleh menerimanya.

Imam Adzahabi menyebutan bahwa Ummu Salamah merupakan salah satu generasi ulama sahabat yang mendengar langsung ucapan-ucapan Rasulullah dan Al-Qur’an. Oleh karena itu ia senantiasa menjadi rujukan para sahabat tentang persoalan hukum dan fatwa, terutama mengenai wanita. Adapun Hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah mencapai 378 hadits. Ummu Salamah menutup hidupnya di usia 90 tahun, ia adalah ummul mukminin yang terakhir meninggal.

Sumber : 35 Sirah Shahabiyah karya Mahmud Al-Mishri

Leave a Comment