×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12341

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12351

Nuriye Cinta Ibunda Shalihah Dibalik Nama Besar Said Nursi

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Nama besar Said Nursi sebagai ulama agung di abad ke-19 masih menggaung hingga kini, terutama di kalangan sufi. Karya masterpiecenya, Risale-i Nur, bahkan masih menjadi rujukan dan populer di kalangan santri modern. 

(Baca Juga : Syaikh Said Nursi, Perjuangan Menjaga Cahaya Islam di Turki)

Dibalik sosok sang ulama dunia tersebut, ada kiprah seorang wanita yang telah membesarkan dan mendidiknya dengan cara luar biasa. Dialah Nuriye, ibunda Said Nursi.

Said Nursi lahir dari rahim seorang wanita yang beradab lagi shalihah. Nuriye laksana cahaya yang melahirkan cahaya pula bagi muslimin Turki, bahkan dunia. Bukan hal sederhana bagi Nuriye hingga mampu melahirkan dan membesarkan seorang putra berjiwa ulama. Kisah perjuangannya bahkan telah dimulai sejak masa kehamilan Nursi.

Di tengah letihnya mengandung seorang janin, Nuriye selalu menjaga wudhunya. Dikisahkan bahwa tak perah sekalipun ia menginjak tanah saat hamil, kecuali dalam kondisi suci telah berwudhu. Itu hanyalah kiasan bahwa betapa Nuriye selalu menjaga wudhu dan selalu dalam kondisi suci. Jika ia berhadats atau tertidur, maka ia segera memperbarui wudhu.

Hal itu dilakukannya pula saat masa menyusui Nursi. Sangat terkenal kisah pengorbanannya bagaimana Nuriye selalu menyusui putranya dalam keadaan suci. Tak pernah sekalipun ia menyusui putranya dalam keadaan batal wudhu. Hal ini dilakukannya demi menjaga kehalalan air susu yang diminum putranya.

Menyusui sudah sangat merepotkan bagi seorang ibu. Namun Nuriye tak merasa kerepotan meski harus berwudhu sebelum menyusui putranya. Padahal seorang bayi yang baru lahir hampir tak pernah berhenti menyusu pada ibunya. Bahkan ketika malam sekalipun, bayi selalu meminta haknya untuk menyusu. 

Sungguh kerepotan dan kelelahan yang hanya dirasakan para ibu. Pun demikian dengan Nuriye, bahkan ketika ia mewajibkan dirinya bersuci acap kali menyusui, ia lah yang merasakan kelelahan yang berlipat. Sungguh menakjubkan apa yang dilakukan Nuriye demi air susu berkualitas iman bagi putranya.

Tak heran jika kemudian putranya itu menjadi ulama ternama, terutama di ranah tasawuf. Sang ibunda pula hidup dalam ajaran tasawuf dan menghidupkannya di tengah keluarga. Pun dalam mendidik Said Nursi. 

Ada satu lagi kisah spesial Nuriye saat mengandung Nursi. Kala itu, ia telah memiliki firasat tentang kegemilangan putranya kelak. Suatu hari di kala perutnya buncit, Nuriye bermimpi melihat sebuah bintang keluar dari perutnya. Bintang tersebut kemudian masuk ke dalam lautan dan menyinari perairan keseluruhan. Lautan yang luas itu menjadi bercahaya di setiap sudutnya. 

Ternyata, sang putra, Said Nursi, menjadi bintang yang kemudian memberikan cahaya bagi Turki. Ia yang hidup di era peralihan keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani dan kelahiran Turki modern itu menjadi orang yang paling vokal tentang Dien. 

Di era terakhir Kekhalifahan Turki Utsmani, ketika korupsi merajalela, Said Nursi bangkit untuk melawannya. Ia memiliki para murid setia yang terus mendukung gerakannya. Nursi sempat ditawari jabatan, namun hal itu tak membungkam pemikirannya.

Lalu perjuangannya masih berlanjut saat Kekhalifahan Turki Utsmani runtuh dan muncullah negara baru bernama Turki. Ketika sang bapak Turki melahirkan negeri Turki modern dengan melupakan Bahasa Arab, Said Nursi muncul menolaknya dengan terus saja menulis karya-karya berbahasa Arab. 

Ketika Turki menjadi negara sekuler dan mengesampingkan Islam, Said Nursi menjadi penentang utama dan berupaya mempertahankan adanya negeri Islam di tanah Turki.

Semua kiprah Nursi tersebut tak lekang dari perjuangan dan pengorbanan ibunda, Nuriye. Ialah sosok dibalik nama besar Said Nursi. Ialah sosok dibalik kegemilangan Said Nursi. Sejak hamil, melahirkan, menyusui hingga membesarkan Nursi, Nuriye selalu lekat dengan agama. Maka berhasillah ia dengan putranya sang pembela agama.

Leave a Comment